Dari Muntahan dan Kotoran Dinosaurus, Ilmuwan Temukan Resep Umur Panjang
Ilmuwan meneliti muntahan dan kotoran dinosaurus yang ditemukan seperempat abad lalu.
Penemuan sisa-sisa makanan di dalam sistem pencernaan dinosaurus yang sudah punah berjuta-juta tahun lalu dan terawetkan dapat mengungkap bukti jejak-jejak makanan apa yang dimakan hewan purba itu semasa hidup.
Dikenal sebagai bromalit, sisa-sisa dari sistem pencernaan dapat dibagi menjadi regurgitasi (muntahan) dan koprolit atau (kotoran).
-
Makanan apa yang bisa memperpanjang umur? Daging olahan, gorengan, dan minuman manis dapat meningkatkan risiko penyakit kronis dan kematian. Perbanyak konsumsi sumber gizi nabati yang bisa menurunkan risiko kematian dini sebesar 12--15%. Makanan harian Anda harus mengandung serat, ikan, protein nabati, dan lemak sehat. Bahkan, konsumsi ikan seminggu sekali saja dapat menurunkan risiko kematian hingga 15%.
-
Apa yang dipelajari dari kotoran dinosaurus? 'Bromalit mengandung banyak informasi paleoekologi, tetapi selama ini sering dianggap remeh atau bahkan hanya dianggap lelucon di dunia paleontologi,' ungkap Qvarnstrm, seperti yang dilansir oleh CNN pada Jumat (29/11).
-
Bagaimana para ilmuwan menganalisis kotoran dinosaurus? Beberapa coprolite terlihat jelas seperti kotoran anjing di taman, tetapi yang lain, terutama dari herbivora, lebih sulit dikenali,' kata Qvarnstrm.
-
Bagaimana dinosaurus memengaruhi umur mamalia? Ini termasuk pada periode kritis dalam sejarah mamalia. Perlu diketahui, menurut beberapa ilmuwan dalam catatannya, manusia termasuk kategori mamalia. Namun memiliki akal dan budi. Jutaan tahun lalu mamalia merupakan makhluk yang masa hidupnya paling lama dibandingkan dengan jenis lainnya, seperti amfibi dan reptil. Hal ini dilihat dari banyaknya dinosaurus yang dapat bertahan hidup hingga ratusan tahun.
-
Bagaimana dinosaurus memengaruhi penuaan manusia? Mengutip Indy100, Senin (8/1), makalah di BioEssays menunjukkan bahwa hal ini mungkin menyebabkan penurunan kemampuan manusia untuk memperbaiki DNA dan meregenerasi jaringan.
Temuan yang diambil dari sampel bromalit yang dikumpulkan lebih dari seperempat abad lalu mengungkap tampaknya memakan lebih banyak tumbuhan membuat dinosaurus dapat mengalahkan vertebrata berkaki empat yang ada sebelum mereka.
Martin Qvarnström dari Universitas Uppsala, ahli paleontologi sekaligus penulis studi ini mengatakan kepada IFLScience, mempelajari sisa-sisa makanan yang tidak tercerna dan menyusunnya adalah pekerjaan detektif yang sesungguhnya.
Adaptasi dinosaurus herbivora dengan tumbuhan
Temuan mengejutkan datang dari isi perut dari dinosaurus herbivora awal yang dikenal sebagai sauropodomorpha yang mengandung banyak pakis pohon, tanaman ini bisa menjadi racun bagi sebagian besar herbivora.
Namun, sauropodomorpha tampaknya juga mengonsumsi arang, yang berfungsi sebagai detoksifikasi dalam pengobatan. Dinosaurus pemakan tumbuhan ini menunjukkan kecerdasan dalam memilih makanannya.
Hal yang sama disampaikan Qvarnström kepada IFLScience, pada Kamis (28/11), “Dinosaurus herbivora awal di Cekungan Polandia memakan lebih banyak jenis tanaman daripada herbivora non-dinosaurus sebelumnya yang lebih terspesialisasi.”
“Ketika flora baru berevolusi sebagai respons terhadap perubahan iklim, dinosaurus herbivora tampaknya telah beradaptasi lebih baik untuk memanfaatkan sumber daya baru tersebut,” imbuh Qvarnström.
Sementara itu, ahli paleontologi Grzegorz Niedźwiedzki mengatakan,
“Apa yang harus dilakukan agar tidak punah? Makanlah banyak tanaman, persis seperti yang dilakukan dinosaurus herbivora awal. Alasan di balik keberhasilan evolusi mereka adalah kecintaan sejati pada tunas tanaman yang hijau dan segar,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti