Singapura Gelontorkan Rp1,7 Triliun Demi Bangun Drainase
Singapura kerap mengalami banjir hebat di beberapa tahun terakhir.

Singapura akan menghabiskan sekitar SGD150 juta (Rp1,7 triliun) untuk proyek drainase pada tahun anggaran 2025, guna memperkuat ketahanan banjir negara tersebut di tengah meningkatnya risiko akibat perubahan iklim.
Saat ini ada 19 proyek peningkatan drainase yang sedang berlangsung, dengan enam proyek lagi dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2025, kata Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Grace Fu di parlemen.
Dilansir Channel News Asia, Fu menanggapi pertanyaan dari Anggota Parlemen menyusul dua gelombang monsun yang mengakibatkan hujan berkepanjangan di Singapura bulan lalu. Yang pertama berlangsung selama empat hari dari 10 Januari hingga 13 Januari, sedangkan yang kedua berlangsung selama tiga hari dari 17 Januari hingga 19 Januari.
Lebih dari 255 mm curah hujan tercatat di Changi selama periode pertama, di atas rata-rata curah hujan bulanan Singapura sebesar 222,4 mm pada bulan Januari.
Fu mengatakan ada satu insiden banjir selama dua gelombang pasang, yang terjadi di sepanjang Jalan Seaview di Mountbatten.
Banjir di jalan tersebut setinggi sekitar 0,3 m dan berlangsung selama sekitar tiga jam, menyebabkan sebuah rumah di samping jalan mengalami banjir hingga ke beranda mobilnya.
Fu mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya ruas jalan di sepanjang Jalan Seaview yang mengalami banjir.
“Meskipun PUB telah meningkatkan drainase pinggir jalan di Jalan Seaview pada tahun 2014 untuk meningkatkan kapasitas drainase, beberapa area di sekitar Jalan Seaview masih rentan terhadap banjir karena permukaan jalan sedikit di atas permukaan air pasang,” menteri tersebut menjelaskan, mengacu pada badan air nasional.
“Rencana jangka panjangnya adalah mereklamasi dan membangun Long Island yang akan melindungi wilayah Pantai Timur, termasuk Jalan Seaview dari naiknya permukaan air laut dan banjir pasang,” tambahnya.
Pendekatan PUB
Perubahan iklim akan menyebabkan lebih banyak kejadian hujan yang tidak dapat diprediksi, sehingga meningkatkan risiko banjir di Singapura, kata Fu.
Oleh karena itu, PUB telah mengambil “pendekatan multi-cabang” untuk meningkatkan ketahanan Singapura terhadap banjir.
Sejak 2011, pemerintah telah menghabiskan sekitar SGD2,5 miliar untuk meningkatkan infrastruktur drainase Singapura.
“Kami telah berhasil mengurangi wilayah rawan banjir dari sekitar 3.200 hektare pada tahun 1970-an menjadi kurang dari 25 hektare saat ini,” kata Fu, seraya menambahkan bahwa pemerintah saat ini sedang meninjau rencana infrastruktur drainase untuk siklus peninjauan berikutnya pada tahun 2026 hingga 2030.