Rekrut 85% Masyarakat Papua, BP Komitmen Pekerja Tak Diganti Teknologi
BP sejak awal proyek telah menarik warga di sekitar Tangguh LNG dan sekitaran Papua.

Raksasa migas asal Inggris, British Petroleum (BP), memasang target untuk mempekerjakan 85 persen pekerja lokal asli Papua dari total 1.000 tenaga kerja. Untuk mengoperasikan proyek Tangguh LNG di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Head of Country BP Indonesia Hardi Hanafiah mengatakan, target 85 persen pekerja Papua jadi komitmen perusahaan untuk menjalankan operasional Tangguh LNG pada 2029.
Hardi pun tidak menutup kemungkinan, otomatisasi dengan pemanfaatan teknologi bakal merevolusi sektor industri migas (minyak dan gas bumi) ke depan. Namun, BP berkomitmen agar seluruh pekerjanya bisa jadi pihak yang menguasai teknologi tersebut.
"Yang seribu ini kita fokuskan yang 85 persen. Dan operasi pun, makin hari kan otomatisasi itu membuat jumlah pekerja menjadi sedikit," kata Hardi di proyek Tangguh LNG, Teluk Bintuni, Papua Barat, Selasa (10/6).
"Jadi itu yang harus kita lihat juga bukan sekadar memastikan volumenya tinggi, tetapi kita ikut jaman. Ikut siklus operasi, proyek menjadi operasi. Dan di antaranya kita manfaatkan teknologi," dia menegaskan.
Pasalnya, ia menambahkan, BP sejak awal proyek telah menarik warga di sekitar Tangguh LNG dan sekitaran Papua. Mereka telah ditarik untuk mengikuti pelatihan sejak usia muda, agar ke depannya bisa melanjutkan operasional proyek.
Dibina Sedari SMP
"Karena kita yakin bahwa tenaga kerja yang ada di Tangguh, yang kita sudah develop dari nol, dari SMP lah ya, itu sudah akan mampu nanti pada saat 2029 menjalankan tangguh ini. Baik dengan tenaga kerja manusia maupun otomatisasi tadi," ungkapnya.
Maka dari itu, BP ke depan tetap berkomitmen untuk melanjutkan program pembinaan pekerja asli Papua sedari muda. Sehingga pegawainya nanti bisa menguasai teknologi untuk mengelola sumber daya alam gas bumi di Tangguh LNG, bukan digantikan olehnya.
"Jadi ya, continued education, continued recruitment, and looking at people around us. Membuat industri ini menarik, membuat tangguh ini menarik. Jadi orang ke sini," Hardi menekankan.
Diceritakan Hardi, BP telah memulai program rekrutmen tersebut sejak membentuk tim untuk pembangunan proyek Tangguh LNG pada 2000. Dengan harapan, metode serupa bisa jadi role model untuk dimanfaatkan pada wilayah kerja (WK) migas lainnya.
"Harapan kami tentu kan seperti juga program-program yang tadi kita sebutkan. BP tidak menjadi pihak yang memberikan, tapi kita beri kail. Atau paling enggak, kita yang ngajak orang, ayo mancing. Paling nggak kolamnya kita tunjukin cara bikin kailnya seperti apa. Itu yang sudah kita lakukan," tuturnya.
"Kita bangun program awal. Harapan kita adalah setelah ini ada program-program lain yang lahir, yang tumbuh. Dan juga dengan banyaknya program lain, proyek-proyek lain di sekitar Papua, maka orang makin tertarik untuk terjun di industri ini," pungkasnya.