Pria ini Jual Layang-Layang Rp10.000, Tapi Bisa Raup Untung Rp4 Juta per Minggu
Tidak ada yang tahu bahwa hobi saat masa kecil bisa membawa berkah di kemudian hari.

Tidak ada yang tahu bahwa hobi saat masa kecil bisa membawa berkah di kemudian hari.

Pria ini Jual Layang-Layang Rp10.000, Tapi Bisa Raup Untung Rp4 Juta per Minggu
Briliarta Anugrah Putra seorang pengusaha asal Jungsari, Boyolangu, Tulungagung, berhasil mengubah hobi yang dimiliki menjadi sumber penghasilan. Briliarta menceritakan kisah suksesnya melalui Channel youtube Pecah Telur.


Usaha layang-layang yang dijalankan Briliarta berawal dari hobinya sejak kecil bermain layang-layang.
Hingga pada suatu hari Briliarta diajak temannya untuk membeli aksesoris layang-layang untuk menghias layangan mereka.
Tak sengaja melihat sosial media ada orang yang ingin membeli aksesoris layangan, yang membuat Briliarta berpikir untuk menjual aksesoris layangan yang ia miliki.
Dari situ usahanya dimulai ternyata banyak orang yang minat untuk membeli aksesoris layangan melalui dirinya. Dari situ, akhirnya pada 2017 Briliarta menekuni untuk menjual aksesoris layangan dan juga layangannya.
Briliarta mengatakan, sebelum dia menjadi pengusaha layang-layang dirinya pernah menjadi sales kerupuk. Namun dia tidak menyukai pekerjaan tersebut karena lebih senang bermain layangan.
"Dulu pernah nyeles kerupuk saya, setelah itu saya sempat vakum semangatnya kendo gitu loh kalah sama hobi," kata Briliarta.

Dari situ akhirnya Briliarta semakin menekuni hobinya terhadap layang-layang. Dia menjual layang-layangnya secara online dan offline dengan harga Rp3.000 sampai Rp10.000.
Dalam sehari Briliarta mampu memproduksi 150 hingga 200 layangan tergantung dengan jumlah karyawan yang masuk. Briliarta mengatakan targetnya maksimal dalam satu minggu usahanya harus memproduksi 1.000 layang-layang.
"Maksimal seminggu itu minimal 1.000 lah targetnya," kata Briliarta.
Merdeka.com
Dari penjualan layangan tersebut telah mampu dikirim hingga ke luar provinsi, Briliarta mengatakan bahwa layangan yang ia produksi pernah dikir hingga ke Jawa tengah.
"Kita ngirim paling jauh ke Jawa Tengah, Jepara," kata Briliarta.
Merdeka.com
Kendala yang dialami Briliarta dalam menjalankan usaha layang-layang adalah pada saat musim hujan, usahanya akan sepi dan sedikit peminat. Namun dirinya tetapi memproduksi karena masih ada permintaan meskipun tidak ramai.
Briliarta mengatakan bahwa dari usahanya memproduksi layang-layang, omzet yang didapat tidak menentu tergantung dengan permintaan, tetapi dalam seminggu dia bisa mendapatkan omset antara Rp2 juta hingga Rp4 juta.
"Permintaan kan tidak menentu ada layangan kecil ada yang layangan besar jadi omzetnya tu antara dua sampai empat lah per minggu," kata Briliarta.

