Indonesia Korea Young Entrepreneurs Forum Digelar, Ajak Pemuda Jadi Wirausaha Sukses
Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto resmi membuka Indonesia Korea Young Entrepreneurs Forum/IKYEF di Hotel Shilla Seoul pada 14 September 2023.
Sulis menjelaskan, pada KTT ASEAN ke-43 di Jakarta pekan lalu, Presiden RI Joko Widodo menekankan pentingnya transformasi digital sebagai salah satu kunci untuk menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan.
"Forum Wirausaha Digital dan Start Up Indonesia Korea ini dirancang untuk menindaklanjuti hasil KTT ASEAN bidang digital," kata Sulis dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (15/9).
Dubes Sulis menyampaikan, melalui forum ini diharapkan ada penguatan kerja sama antara wirausaha digital, kreatif serta pelaku start up antara Indonesia dan Korea.
Dia menekankan bahwa pemuda memiliki peran penting baik di Korea maupun Indonesia, sejak awal kemerdekaan hingga saat ini.
Wirausaha muda kedua negara diimbau untuk tidak hanya mengandalkan kepandaian dalam membuka usaha, tetapi juga diperlukan keberanian dan ketangguhan untuk menjadi wirausaha sukses.
Forum yang diselenggarakan dalam rangka Peringatan 50 Tahun Persahabatan Indonesia Korea di tahun 2023 telah diselenggarakan bersama oleh KBRI Seoul dan Grup Media Maekyung. Pemilik Grup Media Maekyung, Mr Chang Dae-whan menyampaikan bahwa kegiatan ini tepat waktu dalam meningkatkan kerjasama antara wirausaha kedua negara di bidang digital.
Deputi Menteri Bidang Inovasi Usaha dan Startup dari Kementerian UKM dan Startup Korea, Mr Jungwook Lim, menyampaikan bahwa kerjasama antara pemuda sebagaimana melalui IKYEF menjadi tulang punggung ekosistem startup di masyarakat Indonesia dan Korea.
Sejak tahun 2019, Kemitraan Start Up ASEAN-Korea Selatan telah dibentuk di mana Indonesia dan Korea berupaya menciptakan ekosistem startup yang berkelanjutan dan inklusif.
berita untuk kamu.
Kementerian UKM dan Startup Korea akan memberlakukan dua kebijakan untuk mendorong globalisasi dari ekosistem startup. Pertama, perubahan paradigma kebijakan untuk mendukung warga negara asing dapat berkontribusi dalam pengembangan ekosistem startup di Korea.
Kedua, kebijakan untuk mengubah sistem visa yang memudahkan warga negara asing dengan keahlian istimewa untuk mengembangkan ekosistem startup Korea.
Diskusi panel menampilkan enam narasumber yaitu Dyota Marsudi (Presiden Direktur Bank Digital Syariah Aladin), Tessa Wijaya (Pendiri dan COO Xendit), Ellen Pranata CEO Klar Smile, Mr Jungwook Kim (CSO Toss Bank), Mr Eugene Kim (Partner Spark Labs) dan Mr Daniel Kim (CEO Tiger Research).
Diskusi panel turut dihadiri Zelda Wulan Kartika, Wakil Kepala Perwakilan KBRI Seoul, mantan Duta Besar Korea untuk RI, Kim Chang Beom, diplomat negara ASEAN, MIKTA, AS, pelaku industri digital, kreatif dan start up serta pelajar Indonesia dan Korea.
Dyota Marsudi menegaskan bahwa Aladin sebagai Bank Digital Syariah menawarkan opsi digital untuk generasi muda Indonesia. Akses yang mudah untuk membuka akun menjadi fitur yang menarik bagi UKM.
UKM di Indonesia merupakan salah satu roda penggerak perekonomian nasional. Sementara, Jeewoong Kim menyampaikan bahwa Toss Bank merupakan bank digital yang baru berdiri sejak 2 tahun lalu, dengan target nasabah pada generasi muda Korea, Toss Bank berhasil meraih peringkat pertama perbankan digital di Korea tahun ini.
Tessa Wijaya dari Xendit, menyampaikan bahwa start up teknologi keuangan (fin tech) perlu adaptasi saat menghadapi pandemi dan memasuki pasar negara lain. Eugene Kim menggarisbawahi peran penting akselerator Spark Labs untuk menumbuhkembangkan ekosistem start up.
Ellen Pranata menyampaikan bahwa start up Klar Smile bertujuan untuk menciptakan akses digital bagi konsumen, khususnya bidang estetika dan kesehatan gigi. Daniel Kim, pendiri Tiger Research, menyampaikan bahwa Web3 memperkuat daya saing dari generasi Z serta membuka lapangan pekerjaan untuk Generasi Z.
Pada sesi tanya jawab, yang dipandu oleh Joannes E Tandjung, Minister Counsellor Ekonomi Kreatif, Digital, Percepatan Start Up dan Diplomasi Publik pelaku start up dan profesional dari Korea menyampaikan keinginan untuk mempelajari lebih luas mengenai potensi ekonomi digital di Indonesia.
Di sesi penutup, Dubes RI Seoul menyampaikan bahwa pintu kolaborasi digital Indonesia dan Korea kini terbuka lebar. Oleh karena itu, pertemuan IKYEF, banyak peserta yang merupakan pelaku industri digital, kreatif dan start up untuk bercita-cita tinggi, bekerja keras dan terus perkuat jaringan persahabatan atau kemitraan dengan orang asing.
Indonesia-Korea Young Entrepreneurs Forum/IKYEF diselenggarakan bertepatan dengan penyelenggaraan World Knowledge Forum/WKF tanggal 12-14 September 2023 yang dituanrumahi Grup Media Maekyung.
Di KBRI Seoul, isu ekonomi digital dan start up ditangani spesifik oleh Fungsi Ekonomi Kreatif, Digital, Start Up dan Diplomasi Publik. Fungsi yang dibentuk Duta Besar Gandi Sulistiyanto saat mengawali penugasan di bulan Januari 2022.
- Idris Rusadi Putra
Belajar dari Korea, Indonesia dapat mengembangkan ekosistem kreatif dan digital, dari hilir ke hulu.
Baca SelengkapnyaCak Imin membandingkan Indonesia dengan Korea Selatan yang mengembangkan budayanya.
Baca SelengkapnyaForum tersebut merupakan pertemuan tahunan antarpimpinan tertinggi administrasi pabean Indonesia dan Malaysia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Langkah ini untuk menarik investor baik dari negara anggota ASEAN maupun negara lainnya untuk masuk ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca SelengkapnyaDia pun memberikan salah satu contoh negara yakni Korea Selatan yang melakukan investasi terhadap kebudayaan.
Baca SelengkapnyaAIS Forum 2023 sebagai ajang unjuk gigi kepada dunia bahwa Indonesia mampu menjadi pemimpin global.
Baca SelengkapnyaKabupaten Sigi, salah satu aset bagi Indonesia dan dunia terkait keanekaragaman hayati dan budaya yang berada di Cagar Biosfer Taman Nasional Lore Lindu.
Baca SelengkapnyaAIPF bertujuan untuk menghubungkan sektor swasta dan publik di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik untuk kerja sama yang lebih kuat.
Baca SelengkapnyaForum AIPF bertujuan mengubah rivalitas yang ada di Indo-Pasifik menjadi sebuah kerja sama.
Baca Selengkapnya