Ternyata Tak Mudah Bagi Astronot Tidur saat di Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Persoalan ini kerap menjadi masalah bagi para astronot ketika di luar angkasa. Bagaiamana solusinya?
Persoalan ini kerap menjadi masalah bagi para astronot ketika di luar angkasa. Bagaiamana solusinya?
Manusia pasti butuh istirahat untuk menenangkan tubuhnya setelah lelah beraktivitas. Namun, hal ini sulit dilakukan oleh para astronot ketika berada di luar angkasa.
Mengapa? karena pergantian tempat yang cepat menyebabkan tubuh para astronot kesulitan untuk menyesuaikan.
Dilansir dari Space & Tech Radar, Jumat, (8/9), seorang astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) memiliki kesulitan dalam mengatur waktu tidur.
Sebab, setiap 90 menit sekali para astronot berputar mengeliling planet yang menyebabkan dalam sehari mereka bisa melihat 16 kali matahari terbit dan tenggelam.
Ketika sedang berada di luar angkasa menemui banyak sekali matahari terbit dan tenggelam dalam waktu singkat tentunya akan mengubah ritme sirkadian.
Nah, karena sinar matahari merupakan isyarat bagi tubuh seseorang untuk membantu dalam menentukan jam istirahat.
Matahari terbit dalam sistem sirkadian akan diartikan sebagai waktu untuk bangun tidur dan beraktivitas, sedangkan matahari terbenam akan diartikan sebagai waktu istirahat dan mengakhiri aktivitas berat.
Oleh karena itu, jika terjadi perubahan secara cepat maka tubuh secara otomatis akan mencoba untuk merubah jam internal tubuh seseorang.
Jika perubahan ini terjadi berulang-ulang dengan sangat cepat tentunya akan mengganggu produktivitas dan kesehatan astronot ketika berada di dalam ruang angkasa.
Untuk mengatasi hal tersebut European Space Agency (ESA) mencoba untuk mengakalinya dengan kumpulan lampu LED dengan warna dan kegunaan yang berbeda.
Ketika dinyalakan, lampu LED memunculkan berbagai tanda seperti merah yang berarti matahari terbenam dan relaksasi sebelum tidur.
Namun, ketika pagi hari maka lampu akan berubah menjadi warna biru. Saat alat itu diterapkan ternyata upaya ini berhasil dan dapat membantu para astronot untuk mengetahui jam istirahat mereka.
Berikut dampak pada kuku jika astronot terlalu lama berada di luar stasiun luar angkasa.
Baca SelengkapnyaKerinduan kepada keluarga saat bertugas di luar angkasa, tak bisa ditampik para astronot.
Baca SelengkapnyaAda agenda harian yang dilakukan astronot ketika berada di luar angkasa. Berikut selengkapnya.
Baca SelengkapnyaBerikut ragam desain kostum astronot di beragam negara.
Baca SelengkapnyaTidak adanya gravitasi di luar angkasa, memicu tubuh untuk beradaptasi saat sampai di Bumi.
Baca SelengkapnyaBanyak orang mungkin berpikir memakai baju astronot sama seperti menggunakan pakaian biasa. Ternyata tidak demikian.
Baca SelengkapnyaSejauh ini para astronot jika ingin minum menggunakan sedotan.
Baca SelengkapnyaAsupan makanan astronot ketika di luar angkasa harus dijaga betul demi kesehatannya.
Baca SelengkapnyaAda risiko besar menanti bila astronot memaksakan terlalu lama di luar angkasa.
Baca Selengkapnya