Teuku Mohammad Hadi Thayeb, Pendiri Kemlu yang Pernah Menjabat Jadi Gubernur Aceh
Putra Aceh yang pernah menjadi diplomat RI serta tokoh di balik berdirinya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) ini sangat menginspirasi banyak orang.

Putra Aceh yang pernah menjadi diplomat RI serta tokoh di balik berdirinya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) ini sangat menginspirasi banyak orang.

Teuku Mohammad Hadi Thayeb, Pendiri Kemlu yang Pernah Menjabat Jadi Gubernur Aceh
Berbicara soal tokoh Indonesia, tentunya banyak sekali sosok dari berbagai daerah yang begitu menginspirasi dan berkancah di panggung politik. Terlepas dari memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, mereka juga aktif dalam organisasi nasional.
(Foto: Wikipedia)
Provinsi Aceh, banyak melahirkan putra-putri yang membanggakan baik itu di ranah nasional hingga mancanegara. Salah satu sosok tersebut adalah Teuku Mohammad Hadi Thayeb, putra dari Teuku Tjhik Haji Mohammad Thayeb yang juga pejuang Indonesia dan Ulee Balang dari Perlak.
Sejak lahir hingga beranjak dewasa, ia sudah merasakan sengsara di tanah kelahirannya sendiri. Hadi pun memiliki cita-cita seperti sang ayah yakni mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Profil Singkat
Teuku Mohammad Hadi Thayeb lahir di Peureulak atau Perlak, Aceh Timur pada 14 September 1922. Ia sedari kecil sudah memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Niatnya semakin bulat ketika dirinya mendaftark di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia setelah lulus dari sekolah HBS.
Ketika dirinya mendaftar kuliah kedokteran, penjajah Jepang mulai memasuki beberapa daerah di Nusantara. Namun, ia terpaksa berhenti sekolah pada tahun 1942 karena FKUI yang awalnya dibentuk Hindia Belanda ini harus ditutup oleh Jepang.Kemudian, pada tahun 1943 sekolah kedokteran itu berubah mejnadi Ika Dai Gaku yang seluruhnya dikuasai oleh Jepang. Hadi pun terpaksa tidak lagi melanjutkan sekolah dokter yang sudah menjadi cita-citanya itu.
Membentuk Kemlu
Mengutip berbagai sumber, Hadi memilih untuk bekerja dan mengemban tugas sebagai Pemimpin Kantor Urusan Indonesia pada tahun 1942 hingga 1945. Masih di masa pendudukan Jepang, Hadi kemudian bergabung dengan Seinendan atau Barisan Pemuda selama setahun.

Tak berselang lama, ia diajak oleh Achmad Soebardjo yang kala itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri untuk membentuk dan mendirikan kantor Departemen Luar Negeri.
Dulunya kantor tersebut masih sangat sederhana, hanya bermodalkan garasi rumah milik Achmad Soebardjo di Jalan Cikini No.80. Sejak saat itu, Hadi menjadi pegawai tetap di Deplu bersama enam pegawai lainnya.
Duta Besar Beberapa Negara
Cita-citanya sebagai seorang dokter tidak terpenuhi, Hadi justru menjadi seorang Diplomat Indonesia dan pernah menjadi Duta Besar untuk beberapa negara di Eropa. Ia pernah ditugaskan menjadi kuasa usaha di Meksiko dan Paris, Prancis.
Kariernya sebagai Diplomat tidak berhenti sampai situ saja, ia juga pernah menjadi Dubes di Swiss, Italia, Arab Saudi, hingga Polandia.
Kariernya di dalam negeri pun tidak kalah mentereng. Hadi pernah ditunjuk menjadi Menteri Industri era Kabinet Dwikora dan Wakil Gubernur Lemhannas.
Gubernur Aceh
Setelah menjadi Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional atau Lemhannas, Hadi tidak berhenti berkecimpung di panggung politik. Pada tahun 1981, Hadi pun terpilih menjadi Gubernur Aceh periode 1981 hingga 1986.
Tahun 1987 sampai 1990 Hadi menjabat sebagai Duta Besar RI Swiss serta Britania Raya atau Inggris pada tahun 1990-1993.
Hadi dikenal sebagai salah satu Diplomat Indonesia yang andal, mengharumkan nama Aceh di kancah nasional dan dunia, serta sebagai pendiri Kementerian Luar Negeri seperti yang kita kenal sekarang ini.