Sosok Teuku Chik Mohammad Thayeb, Uleebalang Asal Perlak Pembela Rakyat Zaman Revolusi
Putra dari Teuku Chik Abubakar Sidik ini memutuskan untuk terjun ke panggung politik demi membela rakyat dari belenggu penjajah Belanda.

Putra dari Teuku Chik Abubakar Sidik ini memutuskan untuk terjun ke panggung politik demi membela rakyat dari belenggu penjajah Belanda.

Sosok Teuku Chik Mohammad Thayeb, Uleebalang Asal Perlak Pembela Rakyat Zaman Revolusi
Tak sedikit tokoh dari daerah yang memutuskan untuk terjun ke panggung politik nasional untuk membela Tanah Air. Tak cukup sampai situ saja, tokoh-tokoh ini juga mendirikan organisasi untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. (Foto: Wikipedia)
Teuku Chik Mohammad Thayeb adalah salah satu tokoh Uleebalang dari Peureulak atau Perlak menggantikan sang ayah pada tahun 1915. Ia dikenal sebagai salah satu pemimpin yang kritis, dan salah satu pahlawan di zaman revolusi.
Ketika Thayeb terjun ke dunia politik, ia tidak henti-hentinya untuk membela rakyat Aceh dari belenggu kolonialisme Belanda. Bahkan, ia memiliki cita-cita untuk menyejahterakan dan memperbaiki sistem pendidikan masyarakat Aceh.
Anggota Volksraad
Ketika Thayeb sudah turun dikancah politik, ia begitu dielu-elukan bahkan menjadi pahlawan ketika zaman revolusi. Akibatnya, Thayeb menjadi buronan Belanda karena pemikirannya yang begitu kritis.
Maka dari itu, pihak kolonial Belanda mencari cara dengan mengangkatnya sebagai anggota Volksraad atau Dewan Rakyat di Jakarta agar pemikirannya melunak.
Selama menjabat, ia terus berusaha untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Merdeka. Namun, Belanda merasa tidak suka dengan gaya pemikiran dan cita-cita Thayeb, ia pun akhirnya dipersingkat masa jabatannya dari 4 tahun menjadi 2 tahun.
Pengurangan masa jabatan ini tidak mempengaruhi cita-citanya. Dalam sebuah rapat, ia tetap berani menginterupsi apabila pembahasannya tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Kemudian, ia pun menjalani pengasingan ke Boven Digul.
Terlibat Berbagai Organisasi
Pada tahun 1916 tepatnya di Kutaraja, Banda Aceh, sekelompok pemuda pemberani mendirikan sebuah organisasi bernama Vereeniging Atjeh atau Serikat Aceh dan Teuku Chik Mohammad Thayeb ditunjuk menjadi ketuanya.
Dengan adanya Serikat Aceh ini agar meningkatkan harkat dan martabat masyarakat Aceh dengan memajukan dan memperbaiki sistem pendidikan serta gaya hidupnya.
Setelah berdirinya Volksraad, ada usaha untuk menggabungkan aliran-aliran politik yang termasuk dalam golongan kiri. Dalam sebuah fraksi Volksraad, berdirilah Radicaale Concentratie, salah satu organisasinya adalah NIP atau National Indische Partij.
NIP ini mulai memasuki Aceh pada bulan Februari 1919. Ketika itu Teuku Chik Mohammad Thayeb termasuk dalam salah satu anggotanya.
Pemimpin Berani dan Demokratis
Selama hidupnya, Teuku Chik Mohammad Thayeb dikenal sebagai pemimpin yang lugas, berani, dan juga demokratis. Lebih dari itu, ia juga peduli dengan rakyatnya dengan membagikan ratusan hektar sawah untuk mereka.
Tidak diketahui pasti kapan lahir dan kematian dari Teuku Chik Mohammad Thayeb ini. Namun, perjuangannya selama hidup akan selalu dikenang sepanjang masa.