Tak Disangka Tanaman Semak Ini Ternyata Bisa Cegah Kanker, Apa Itu?
Mungkin Anda masih ingat dengan tanaman semak bernama "Lempeni." Di era 70-an, anak-anak seringkali mencari pohon lempeni untuk mengambil buahnya.
Buah lempeni digunakan sebagai amunisi dalam permainan perang-perangan menggunakan senapan bambu kecil. Tanaman ini juga sering dijadikan pagar hidup atau tanaman hias.
Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, keberadaan lempeni mulai langka. Ternyata, tanaman semak ini memiliki potensi yang tak terduga sebagai obat kanker.
Lempeni, atau dikenal dengan nama Latin Ardisia Elliptica, adalah tanaman semak yang tumbuh sepanjang tahun. Batangnya kecil dan bisa mencapai tinggi 5 meter. Buah lempeni berwarna merah saat matang dan berubah menjadi hitam ketika masak.
Daging buahnya berwarna putih dengan diameter sekitar 6 mm. Tanaman ini memiliki daun lonjong berwarna hijau kemerahan dengan panjang 8-20 cm. Bunganya muncul dalam kelompok dan memiliki bentuk bintang.
Awalnya berasal dari pantai barat India, Sri Lanka, Indochina, Malaysia, Indonesia, dan New Guinea, lempeni memiliki tingkat reproduksi yang tinggi sehingga kadang-kadang menjadi spesies invasif di beberapa daerah tropis tempatnya ditanam sebagai tanaman hias.
Bahkan, tanaman lempeni memiliki sejumlah manfaat yang tidak hanya terbatas pada tanaman hias atau permainan anak-anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah, dkk (2010), menunjukkan bahwa buah dan daun lempeni memiliki potensi untuk menyembuhkan penyakit perut. Ekstrak Etanol dari buah lempeni juga telah terbukti efektif sebagai obat diare (Shubhra, dkk., 2013).
berita untuk kamu.
Tidak hanya itu, daun muda lempeni dapat dimakan sebagai lalapan atau dimasak. Ekstrak buah keringnya memiliki kandungan antibakteri, sementara bagian batang dan daun mengandung senyawa antivirus (Phadungkit & Luanratana, 2006; Chiang, 2003).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Jianhong, dkk (2010) mengungkapkan bahwa buah lempeni mengandung senyawa seperti asam syringic, isorhamnetin, B-amyrin, dan quercetin
Quercetin adalah senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Agus Hendra dan Nyoman Lugrayasa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ekstrak lempeni dari Bali terbukti memiliki kemampuan sebagai antioksidan serta menghambat pertumbuhan bakteri seperti Salmonella typhimurium dan Streptococcus mutans.
Penemuan yang paling mengejutkan adalah potensi lempeni dalam melawan kanker. Lempeni mengandung senyawa-senyawa alami yang berkhasiat dalam menjaga kesehatan sel dan mencegah perkembangan tumor.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lempeni dapat membantu mencegah serangan tumor dan memiliki sifat anti kanker. Selain itu, khasiat lempeni juga meliputi meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan jantung, serta membantu dalam masalah pencernaan.
Ada beberapa cara untuk mengonsumsi lempeni guna mendapatkan manfaat kesehatannya. Salah satunya adalah dengan merebus daun lempeni dan mengonsumsinya sebagai minuman herbal. Anda juga bisa mengombinasikannya dengan bahan-bahan lain seperti gula semut, kapur gamping, atau empon-empon.
Ternyata, tanaman semak yang dulu sering digunakan dalam permainan anak-anak ini memiliki potensi kesehatan yang luar biasa.
Dari membantu masalah pencernaan hingga mencegah dan melawan kanker, lempeni membuktikan bahwa kekayaan alam memiliki banyak rahasia yang masih perlu kita eksplorasi.
Mengingat manfaat yang dihasilkan, penelitian lebih lanjut tentang lempeni dan senyawa-senyawanya bisa membuka pintu bagi pengembangan obat-obatan yang lebih alami dan efektif di masa depan.
- Titah Mranani
Daun Sengkubak, tumbuhan yang digunakan sebagai penyedap masakan alami dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Baca SelengkapnyaKhasiatnya pun tidak main-main, penyakit jantung sampai kanker disebut bisa sembuh
Baca SelengkapnyaMantan Panglima TNI Andika Perkasa dibuat kagum oleh kakak kelasnya yang sudah tinggal di AS selama 22 tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kulit telur atau cangkang telur, tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan, tetapi juga memiliki kegunaan lain yang mungkin belum banyak diketahui.
Baca SelengkapnyaKalung ini ditemukan di sebuah makam purba berasal dari tahun 7.400 SM.
Baca SelengkapnyaNyamuk terkadang menjengkelkan. Namun bila mereka punah, adakah keuntungan atau bahkan kerugiannya bagi umat manusia? Simak penjelasan ini.
Baca SelengkapnyaResepsi pernikahan terpaksa dihentikan sementara karena terkena dampak kebakaran.
Baca SelengkapnyaKetua RT setempat, Iyung (65) mengatakan korban sudah tinggal bersama pacarnya selama kurang lebih empat bulan lamanya.
Baca SelengkapnyaJangan anggap remeh daun mangga, karena kandungan bioaktif seperti mangiferin membuatnya berpotensi mengobati berbagai penyakit.
Baca Selengkapnya