Cara Menjadi Positif: Tips Ampuh Tanpa Berpura-pura atau Memaksakan Diri
Ketahui cara menjadi positif yang autentik dan berkelanjutan, tanpa perlu berpura-pura atau memaksakan diri.

Dalam kehidupan yang penuh tantangan, memiliki pikiran positif seringkali dianggap sebagai kunci untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Namun, bagaimana jika upaya untuk menjadi positif justru terasa seperti beban, sebuah kepura-puraan yang melelahkan? Banyak dari kita dilatih untuk mengharapkan yang terburuk, bukan karena kita ingin menjadi pesimis, tetapi karena mencari cara menjadi lebih positif sering kali terasa seperti konsep abstrak, terikat pada mantra-mantra ceria yang dipaksakan.
Kabar baiknya, ada cara untuk menjadi lebih positif tanpa harus mengorbankan keaslian diri. Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis dan realistis yang dapat Anda terapkan untuk membangun pikiran positif yang berkelanjutan, tanpa perlu merasa seperti sedang memakai topeng.
Menurut Laurie Santos, PhD, seorang profesor psikologi di Yale University dan pembawa acara podcast The Happiness Lab, otak kita secara biologis cenderung memiliki bias negatif. Ini berarti otak kita lebih mudah terpaku pada potensi masalah dan skenario terburuk daripada hal-hal baik. Bahkan ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik, pikiran kita tetap mencari apa yang mungkin salah selanjutnya.
Penerimaan Diri: Fondasi Positivisme Sejati
Langkah pertama dan terpenting dalam membangun pikiran positif adalah menerima diri sendiri sepenuhnya. Ini berarti mengakui dan menerima kelebihan serta kekurangan yang Anda miliki. Jangan terpaku pada upaya untuk menjadi sempurna, karena kesempurnaan adalah ilusi yang menyesatkan.
Menerima diri apa adanya akan membantu Anda merasa lebih nyaman dengan diri sendiri dan meningkatkan kepercayaan diri. Ketika Anda merasa nyaman dengan diri sendiri, Anda akan lebih mudah untuk melihat sisi positif dari berbagai situasi dan menghadapi tantangan dengan lebih optimis.
"Anda tidak harus selalu ceria atau delusi untuk menghindari pemikiran skenario terburuk," kata Dr. Santos, karena otak Anda cukup pintar untuk mengetahui kapan Anda berpura-pura. Hanya bertujuan untuk menjadi netral adalah tempat yang tepat untuk memulai.
Keaslian: Menjadi Diri Sendiri Tanpa Kompromi
Keaslian adalah kunci untuk membangun pikiran positif yang berkelanjutan. Jangan takut untuk menunjukkan siapa Anda sebenarnya, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki. Menjadi diri sendiri akan menciptakan koneksi yang lebih tulus dan bermakna dengan orang lain.
Ketika Anda berani menjadi diri sendiri, Anda akan memancarkan kepercayaan diri yang alami dan menarik orang-orang yang menghargai Anda apa adanya. Keaslian adalah fondasi dari pikiran positif yang kuat dan tahan lama.
Daripada mengatakan pada diri sendiri, "Mereka pasti menghilang," misalnya, cobalah, "Mereka belum merespons, dan itu membuatku cemas. Tetapi aku tidak bisa benar-benar tahu pasti apa yang terjadi." Terkadang belajar bagaimana menjadi lebih positif dimulai dengan hanya menjadi sedikit kurang jahat dan negatif.
Empati dan Kebaikan: Memberi untuk Menerima
Berlatih empati, yaitu kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain, adalah cara yang ampuh untuk meningkatkan pikiran positif Anda sendiri. Berbuat baik kepada orang lain, baik itu tindakan besar maupun kecil, akan memicu pelepasan endorfin, hormon yang terkait dengan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Membantu orang lain tidak hanya membuat mereka merasa lebih baik, tetapi juga meningkatkan rasa harga diri dan kepuasan Anda sendiri. Ketika Anda fokus pada memberi, Anda akan lebih mudah untuk melihat sisi positif dari kehidupan dan merasa lebih terhubung dengan orang lain.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Happiness Studies menemukan bahwa orang yang secara teratur melakukan tindakan kebaikan cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak. Ini menunjukkan bahwa kebaikan tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga bagi pelaku.

Komunikasi yang Jujur dan Terbuka: Membangun Kepercayaan dan Integritas
Berkomunikasi dengan jujur dan terbuka adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan pikiran positif yang berkelanjutan. Kejujuran menciptakan rasa integritas dan otentisitas, yang sangat penting untuk merasa nyaman dengan diri sendiri dan orang lain.
Ketika Anda berkomunikasi dengan jujur, Anda menghindari kebingungan dan kesalahpahaman yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Komunikasi yang terbuka juga memungkinkan Anda untuk mengekspresikan kebutuhan dan perasaan Anda dengan jelas, yang dapat membantu Anda merasa lebih dihargai dan dipahami.
Untuk alasan yang jelas, Anda mungkin sudah tahu bahwa pikiran seperti "Hal-hal buruk selalu terjadi padaku" tidak membantu Anda. Tetapi berayun terlalu jauh ke arah lain ("Semuanya akan baik-baik saja!!!") bisa sama tidak realistisnya.
Menghormati Perbedaan: Menciptakan Lingkungan yang Inklusif dan Damai
Menerima dan menghargai perbedaan pendapat, keyakinan, dan gaya hidup orang lain akan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan damai. Sikap toleransi ini akan mengurangi stres dan meningkatkan rasa positif Anda.
Ketika Anda membuka diri terhadap perbedaan, Anda memperluas wawasan Anda dan belajar hal-hal baru. Anda juga menciptakan lingkungan di mana orang merasa aman untuk menjadi diri mereka sendiri, yang dapat meningkatkan hubungan Anda dan meningkatkan rasa positif Anda.
"Kebenarannya ada di suatu tempat di tengah," Amy Morin, LCSW, penulis 13 Things Mentally Strong People Don’t Do, memberi tahu SELF. Dengan kata lain, hidup bisa jadi sulit, tetapi juga bisa menjadi lebih baik. Jadi "penting untuk mengenali area abu-abu bahwa ada beberapa hal baik dan beberapa hal buruk," kata Morin—dan cara termudah untuk mengganti pemikiran hitam-putih adalah dengan memotong kata-kata mutlak seperti "selalu" dan "tidak pernah" sama sekali. Parafrasekan "Hidup tidak pernah berjalan sesuai keinginanku" menjadi "Ugh, aku tidak disetujui untuk apartemen yang aku inginkan." Atau lunakkan "Aku tidak bisa melakukan apa pun dengan benar" menjadi "Aku mengacau, tetapi itu hanya satu proyek." Semakin Anda menangkap diri sendiri tergelincir ke dalam generalisasi yang berlebihan (dan tidak membantu), semakin mudah untuk mengadopsi pandangan yang logis, tetapi juga seimbang tentang kehidupan.
Keseimbangan Hidup: Prioritaskan Kesehatan Mental dan Fisik
Menciptakan keseimbangan antara pekerjaan, hubungan sosial, dan waktu untuk diri sendiri sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik Anda. Jangan sampai Anda kelelahan atau terbebani.
Istirahat yang cukup, olahraga teratur, dan hobi yang menyegarkan akan membantu Anda menjaga keseimbangan emosional dan meningkatkan pikiran positif. Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda sukai dan yang membuat Anda merasa rileks dan bahagia.
Sayangnya, hal-hal buruk bisa dan memang terjadi. Anda mungkin dicampakkan oleh seseorang yang Anda sukai, atau ditolak untuk pekerjaan impian yang pasti memenuhi syarat untuk Anda. Tetapi daripada mendorong pikiran "bagaimana jika ini berjalan sangat buruk" keluar dari kepala Anda (yang jarang berhasil), Morin merekomendasikan untuk menjawabnya dengan sebuah rencana.

Fokus pada Hal-Hal yang Dapat Dikendalikan: Berdayakan Diri Anda
Alih-alih terjebak dalam kekhawatiran tentang hal-hal yang di luar kendali Anda, fokuslah pada apa yang dapat Anda ubah atau pengaruhi. Ini akan membantu Anda merasa lebih berdaya dan mengurangi stres.
Buat daftar hal-hal yang dapat Anda kendalikan dan fokuslah pada tindakan yang dapat Anda ambil untuk meningkatkan situasi Anda. Ketika Anda merasa memiliki kendali atas hidup Anda, Anda akan lebih mudah untuk tetap positif dan termotivasi.
Katakanlah skenario terburuk Anda menjadi kenyataan—Anda tidak mendapatkan pekerjaan itu. Jika itu terjadi, lalu apa? Mungkin Anda akan memutuskan untuk menghubungi jaringan Anda untuk referensi di masa mendatang, atau menyempurnakan resume Anda sebelum melamar peran serupa. Bagaimanapun, memetakan rencana cadangan "jika ini, maka itu" untuk setiap kemunduran yang berpotensi mengecewakan setidaknya dapat mendorong Anda untuk merasa kurang cemas, tidak pasti, dan putus asa—dan lebih siap, terkendali, dan penuh harapan.
Harapan yang Realistis: Hindari Kekecewaan yang Tidak Perlu
Berpikir positif bukan berarti mengabaikan realitas. Tetapkan harapan yang realistis dan siapkan diri Anda untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan lain. Sikap yang fleksibel dan realistis akan membantu Anda menghindari kekecewaan dan tetap menjaga pikiran positif.
Ingatlah bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai rencana, dan itu tidak apa-apa. Belajarlah untuk menerima ketidaksempurnaan dan fokuslah pada apa yang dapat Anda pelajari dari setiap pengalaman.
Cara lain untuk mematikan malapetaka batin Anda, menurut kedua ahli, adalah dengan benar-benar mengakui ketika Anda terjebak dalam situasi yang buruk...dan kemudian mengingat kembali terakhir kali Anda berhasil melewati sesuatu yang sama buruknya (atau lebih buruk). Bukan untuk merenungkan peristiwa negatif, tetapi untuk mengingatkan diri sendiri bahwa Anda mampu mengatasi apa pun yang Anda hadapi.
Bersyukur: Fokus pada Hal-Hal Baik dalam Hidup Anda
Luangkan waktu setiap hari untuk merenungkan hal-hal yang Anda syukuri. Rasa syukur akan membantu Anda fokus pada hal-hal positif dalam hidup Anda dan mengurangi fokus pada hal-hal negatif.
Buat daftar hal-hal yang Anda syukuri, baik itu hal-hal besar maupun kecil. Ketika Anda fokus pada hal-hal baik dalam hidup Anda, Anda akan merasa lebih bahagia dan puas.
Beberapa pertanyaan awal untuk dipertimbangkan, menurut Morin, meliputi: Bagaimana saya melewatinya sebelumnya, dan apa yang mungkin membantu kali ini? Mungkin itu patah hati pertama Anda yang sebenarnya—saat itu, itu tak tertahankan, tetapi pada akhirnya, hubungan itu menjadi lebih seperti kenangan yang jauh daripada luka baru. Atau ingat kembali ketika Anda kosong selama presentasi kerja dan merasa gagal setelah kelas Pilates pertama Anda. Itu menyebalkan, tentu saja, tetapi dunia tidak berakhir—dan ingatan semacam ini bisa menjadi bukti yang Anda butuhkan bahwa ya, momen-momen sulit terjadi, tetapi itu tidak berarti semuanya akan hancur.

Self-Talk Positif: Ubah Dialog Internal Anda
Berbicara kepada diri sendiri dengan kata-kata yang positif dan menyemangati. Gunakan afirmasi positif untuk membangun kepercayaan diri dan meningkatkan pikiran positif. Hindari self-talk negatif yang dapat merusak harga diri Anda.
Ingatlah bahwa Anda adalah kritikus terburuk Anda sendiri. Belajarlah untuk memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan dan kasih sayang.
Tanpa kemenangan besar dan mencolok untuk memvalidasi kita (menyelesaikan maraton penuh, katakanlah, atau membeli rumah impian Anda), mudah untuk mengabaikan kemajuan Anda dan tergelincir ke dalam mentalitas "tidak ada yang pernah berhasil untukku". Tentu saja, hanya menunggu tonggak "layak" untuk merasa baik akan membuat Anda merasa...meh di sebagian besar waktu lainnya.
Lingkungan Positif: Kelilingi Diri Anda dengan Orang-Orang yang Mendukung
Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang positif dan suportif. Orang-orang di sekitar Anda dapat memengaruhi suasana hati dan pikiran Anda. Hindari orang-orang yang negatif dan membuat Anda merasa buruk tentang diri sendiri.
Cari teman dan keluarga yang mendukung tujuan Anda dan yang mendorong Anda untuk menjadi versi terbaik dari diri Anda.
Sebaliknya, "luangkan waktu setiap hari untuk mencatat setidaknya satu hal kecil yang berjalan baik atau lebih baik dari yang diharapkan," saran Dr. Santos. Mungkin kopi pagi Anda sangat lezat, cuacanya sempurna setelah seminggu hujan tanpa henti, atau rambut Anda bekerja sama untuk sekali ini. "Ketika kita melatih otak kita untuk memperhatikan apa yang berjalan dengan baik—bahkan dalam kekacauan—itu membangun fondasi yang lebih realistis untuk pola pikir positif," jelasnya. Sedikit demi sedikit, kebiasaan ini perlahan bertambah, membantu Anda menjadi lebih optimis tanpa pembicaraan semangat paksa atau afirmasi canggung di cermin.
Menetapkan Tujuan: Memberi Arah dan Makna pada Hidup Anda
Menetapkan tujuan hidup yang jelas akan memberikan arah dan makna pada hidup Anda. Berfokus pada pencapaian tujuan akan meningkatkan motivasi dan rasa positif.
Tetapkan tujuan yang realistis dan terukur, dan buat rencana tindakan untuk mencapainya. Rayakan setiap kemajuan kecil yang Anda buat di sepanjang jalan.
Ingatlah bahwa membangun pikiran positif adalah proses yang berkelanjutan. Butuh waktu dan usaha untuk mengubah pola pikir Anda. Jadilah sabar pada diri sendiri dan rayakan setiap kemajuan kecil yang Anda capai.