Warga Tewas Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Sulawesi Selatan
824 Ha hutan dan lahan terbakar, bahkan saat ini masih terjadi kebakaran di Kecamatan Uluere.
824 Ha hutan dan lahan terbakar, bahkan saat ini masih terjadi kebakaran di Kecamatan Uluere.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sulawesi Selatan mencatat 824 hektare (Ha) hutan dan lahan terbakar selama musim kemarau. Dari luas lahan hutan terbakar, terdapat dua orang warga meninggal dunia.
Kepala DLHK Sulsel, Hasbi A Nur membenarkan kebakaran hutan dan lahan menyebabkan dua orang warga meninggal dunia. Hasbi menyebut dua orang meninggal adalah warga Kabupaten Bone dan Wajo.
"Ada dua korban meninggal. Satu di Bone dan satu lagu Wajo. Bukan di kawasan hutan tetapi bakar lahan sendiri," ujarnya kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (12/10).
Meski telah muncul korban jiwa, Hasbi menyebut Sulsel belum masuk dalam zona merah kebakaran hutan dan lahan. Ia menyebut ada enam provinsi masuk dalam pemetaan zona rawan kebakaran hutan yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"KLHK sudah membuat pemetaan tentang daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan. Jadi sudah ditetapkan ada enam provinsi yang memang rawan kebakaran hutan seperti Kalimantan, Lampung. Kita di Sulsel tiak masuk di wilayah itu," tutur Hasbi A Nur.
Berdasarkan data DLHK, sampai saat ini sudah 824 Ha hutan dan lahan terbakar. Bahkan saat ini masih terjadi kebakaran di Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng dan di Kabupaten Gowa.
"Sekarang masih ada kebakaran hutan di Bantaeng dan Gowa. Saat ini setidaknya sekira 200 Ha terbakar," tuturnya.
Meski demikian, daerah yang menjadi atensi kebakaran hutan dan lahan adalah Kabupaten Luwu Timur dan Barru. Ia beralasan, saat puncak kemarau, banyak warga yang membersihkan lahannya dengan cara membakar.
"Di Luwu Timur, terus Ajatappareng, seperti Barru. Itu dua yang paling besar potensinya (Kebakaran hutan dan lahan) karena kita tahu orang tua enggan membersihkan lahannya dengan parang, tetapi dengan cara membakar," ucapnya.
Hasbi menambahkan saat ini pihaknya sudah memerintahkan personelnya untuk melakukan pengawasan hutan. Hal ini, untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Kebakaran Hutan di Kawasan Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis diduga ada oknum yang tidak bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaWilayah lereng yang paling banyak terbakar di Kecamatan Kubu, Karangasem Bali, dan untuk di Kecamatan Abang
Baca SelengkapnyaAsap terpantau dari lereng Gunung Semeru. Diduga akibat kelalaian warga dan cuaca kering.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan tergeletak dalam kebun jagung
Baca SelengkapnyaSeorang ABG laki-laki, RZ (15), hilang saat ikut orang tuanya ke kebun dekat hutan.
Baca SelengkapnyaWaria diduga menganiaya korban kecelakaan lalu lintas hingga tewas di Tambun Bekasi.
Baca SelengkapnyaKawah Gunung Kerinci di perbatasan Jambi dan Sumatera Barat dikabarkan mengalami keretakan. Para pendaki kembali diingatkan untuk lebih berhati-hati.
Baca SelengkapnyaPembunuhan dilakukan pelaku ketika kedua korban baru pulang menghadiri hajatan.
Baca SelengkapnyaPelaku membakar hutan untuk membuka lahan pertanian. Namun api tak terkendali hingga merambat ke areal dengan luas sekitar 0,5 hektare.
Baca Selengkapnya