
Membedah Cara Kerja Nyamuk Wolbachia Lumpuhkan DBD
Nyamuk wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Nyamuk wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebarkan nyamuk mengandung bakteri wolbachia. Nyamuk buatan Bill Gates ini diklaim sebagai teknologi baru untuk melumpuhkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Adi Utarini atau akrab disapa Uut mengungkapkan, inovasi wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Saat diteliti, nyamuk wolbachia disebarkan menggunakan metode ‘penggantian’. Di mana baik nyamuk jantan dan betina wolbachia dilepaskan ke populasi alami.
Tujuannya agar nyamuk betina kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan anak-anak nyamuk yang mengandung wolbachia. Pada akhirnya, hampir seluruh nyamuk di populasi alami akan memiliki wolbachia.
Wolbachia berperan dalam memblok replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Nyamuk yang mengandung wolbachia, tidak mampu lagi untuk menularkan virus dengue ketika nyamuk tersebut menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue.
Akibatnya, dampak perlindungan wolbachia terhadap penularan dengue bersifat berkelanjutan (sustainable).
Menurut Uut, pendekatan wolbachia telah terbukti mengurangi secara signifikan kejadian penyakit demam berdarah dan kebutuhan rawat inap bagi penderita penyakit tersebut. Penurunan ini berdampak pada penghematan biaya yang signifikan dalam pengendalian dengue.
merdeka.com
Nyamuk Wolbachia Tekan Kasus DBD hingga 77%
Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, Riris Andono Ahmad mengatakan, uji coba nyamuk berwolbachia terbukti efektif.
“Hasilnya, di lokasi yang telah disebar wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77%, di samping menurunkan kebutuhan rawat inap pasien dengue di rumah sakit sebesar 86%,” jelas Riris.
Sudah Uji Coba di 9 Negara
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, nyamuk wolbachia sudah diuji di sembilan negara yakni Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, New Caledonia, dan Sri Lanka.
“Hasilnya terbukti efektif untuk pencegahan dengue," kata Nadia melalui keterangan tertulis, Jumat (17/11).
Penyebaran nyamuk ini berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.
Selain DBD, Wolbachia Bisa Tekan Kasus chikungunya
Pakar Kesehatan Zubairi Djoerban mengungkapkan, nyamuk wolbachia menjadi proyek World Mosquito Program (WMP) yaitu perusahaan milik Monash University.
“Mungkin karena proyek ini mendapatkan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, maka banyak dikenal sebagai nyamuk Bill Gates,” jelas Zubairi.
Zubairi menyebut, tujuan pengembangan nyamuk wolbachia untuk menurunkan penyebaran DBD, demam kuning, dan chikungunya.
"Bakteri Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengeu yang terkandung dalam nyamuk aedes aegypti," ucap Zubairi.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes menegaskan, penggunaan nyamuk wolbachia tidak menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan nyamuk wolbachia diklaim lebih efektif dibandingkan dengan penanganan DBD melalui pengasapan.
Baca SelengkapnyaNyamuk Wolbachia diyakini bisa mencega penyebaran DBD
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi oleh bakteri wolbachia, yang dapat menghambat perkembangan virus demam berdarah.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaKemenkes meluruskan informasi yang beredar bahwa pemerintah menebarkan nyamuk mengandung bakteri wolbachia ke lima kota di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkes menebar jentik nyamuk mengandung bakteri wolbachia di lima kota di Indonesia.
Baca Selengkapnya