Hari Anak Nasional, Ribuan Anak Banyuwangi Memengan Aneka Permainan Tradisional
Ribuan anak bermain bersama di Taman Blambangan
Ribuan anak bermain bersama di Taman Blambangan
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang membuka acara tersebut mengungkapkan bahwa aneka permainan tradisional itu patut dilestarikan. Seperti halnya enggrang bambu, enggrang batok, balap karung, congklak, gobak sodor yang dimainkan dalam festival ini. Ipuk juga mengatakan, selain sebagai khazanah kebudayaan, juga menjadi medium edukasi yang efektif untuk melatih kebersamaan dan kebahagiaan.
ungkap Ipuk.
Di mana dalam sejumlah riset tak sedikit gadget memberikan ekses negatif.
"Ini membuat anak lebih sehat. Saraf motoriknya terlatih,” ujar Ipuk seusai mencoba permainan bakiak dan bola bekel bersama anak-anak. “Juga harus kompak dan disiplin kalau mau menang," imbuhnya.
Ada 25 defile yang menyajikan aneka permainan dan kekhasan dari masing-masing kecamatannya.
Tak pelak penampilan mereka banyak mengundang tawa para penonton.
ujar Plt. Direktur PAUD Kemendikbud RI Komalasari yang turut menyaksikan acara tersebut.
"Ternyata memang asyik bisa membuat mainan sendiri lalu dimainkan bareng-bareng. Tidak hanya handphone saja yang asyik," kata siswa yang bermain serompetan (terompet).
Festival Memengan atau Permainan Tradisional ini telah digelar setiap tahun di Kabupaten Banyuwangi. Melibatkan ribuan anak didik setingkat Sekolah Dasar.
Indonesia tumbuh dengan ragam budaya. Setiap budaya memiliki kekhasannya tersendiri. Salah satu ciri khas dari ragam budaya ini adalah kain tradisional.
Baca SelengkapnyaAda sekitar 150-an peserta yang juga mengikuti Festival Iraw Tengkayu, Penurunan Padaw Tuju Dulung di Pantai Amal.
Baca SelengkapnyaRatusan anak muda antusias mengikuti kompetisi menyanyikan gending (lagu) daerah.
Baca SelengkapnyaAda makna mendalam di balik Hompimpa Alaium Gambreng.
Baca SelengkapnyaDalam tradisi lokal masyarakat Batak, terdapat upacara khusus untuk orang tua sebagai bentuk penghormatan dan balas budi.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat Melayu Riau, corak pada tenun Siak tidak hanya menjadi hiasan semata, tetapi juga mengandung makna yang mendalam serta berisi nilai-nilai luhur.
Baca SelengkapnyaDi masanya, masyarakat Sunda sudah memiliki penanggalannya sendiri secara tradisional.
Baca SelengkapnyaKemunculan dongkrek awalnya sebagai upaya menolak bala atas pagebluk atau wabah penyakit.
Baca SelengkapnyaKeunikan junjung pusako adalah sebuah kain panjang yang membungkus di dalamnya berisikan tulisan kuno.
Baca Selengkapnya