
Kisah Hidup Dewi Suhita, Ratu Terakhir Majapahit yang Menginspirasi
Sosoknya disebut menginspirasi tokoh Alina Suhita dalam film Hati Suhita (2023)
Sosoknya disebut menginspirasi tokoh Alina Suhita dalam film Hati Suhita (2023)
Sangat sedikit literatur yang membahas sosok Dewi Suhita. Bahkan, literatur yang ada tidak terjamin kepastiannya. Ada beragam versi yang menceritakan silsilah Dewi Suhita.
Versi pertama menyebut Ratu Suhita adalah anak Wikramawardhana dan Kusumawardhani (Putri Raja Hayam Wuruk dengan istri sahnya). Versi lain menyebut Ratu Suhita adalah putri Wikramawardhana dengan istri selirnya yaitu Bhre Daha (putri dari Bhre Wirabhumi).
Merdeka.com
Usai meninggalnya Hayam Wuruk, kondisi Majapahit tidak baik-baik saja. Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi berebut kekuasaan.
Baik Wikramawardhana maupun Bhre Wirabhumi masing-masing merasa lebih pantas melanjutkan kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Perselisihan itu meruncing hingga terjadi Perang Paregreg dengan tokoh utamanya Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi.
Perang dimenangkan oleh Wikramawardhana, menanti Hayam Wuruk. Sejak saat itu estafet kepemimpinan Majapahit terus berjalan.
Meski demikian, dampak Perang Paregreg terus dirasakan sampai ke anak cucu Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi, hingga masa kepemimpinan Ratu Suhita pada tahun 1429. Pada masa Ratu Suhita dampak Perang Paregreg mulai mereda.
Ratu Suhita bersama suaminya Ratnapangkaja memimpin Majapahit dalam kurun waktu cukup lama. Ratu Suhita menghidupkan kembali kearifan lokal yang sempat terabaikan selama masa ricuh Perang Paregreg. Pemerintahan Ratu Suhita tertandai anasir-anasir nusantara yang kembali eksis, seperti dilansir dari artikel Siti Nisrofah yang berjudul Dewi Suhita, Ratu Majapahit: Sosok di Balik Tegarnya Karakter Alina Suhita (mubadalah.id, 2023)
Merdeka.com
Ratu Suhita mendirikan berbagai tempat pemujaan di lereng-lereng gunung dan bangunan candi tersusun seperti punden berundak. Peninggalan tersebut masih dapat dijumpai di lereng Gunung Penanggungan, Gunung Lawu, dan sebagainya.
(Foto: cagarbudayajatim.com)
Bhatara Parameswara Ratnapangkaja meninggal dunia pada tahun 1437. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1447 Dewi Suhita menyusul kepergian sang suami. Pasangan suami istri ini dibuatkan candi bersama di Singhajaya, sebagaimana dikutip dari p2k.stekom.ac.id.
Merdeka.com
Rajnapangkaja dan Dewi Suhita tidak memiliki putra mahkota. Usai kematian keduanya, tampuk kepemimpinan tertinggi Majapahit diteruskan adik Suhita yang bernama Dyah Kertawijaya.
Merdeka.com
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diperlukan pengukuran yang tepat, dengan perhitungan lubang agar bisa menghasilkan suara.
Baca SelengkapnyaMereka akan bersepeda melintasi berbagai negara selama delapan bulan
Baca SelengkapnyaWalaupun tidak seramai dulu, abah Djani tetap setia menjadi pembuat wayang golek Purwakarta
Baca SelengkapnyaHari Kucing Sedunia tepat pada hari ini. Kata-kata mutiara tentang kucing ini bisa dijadikan ungkapan kasih sayang.
Baca SelengkapnyaSetelah Sayidiman dicopot jabatan, Sri Suharyati dikabarkan mengalami penurunan pada kondisi kesehatannya setelah peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berkali-kali mendaftarkan diri menjadi prajurit TNI, ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya lagi-lagi tidak diterima.
Baca SelengkapnyaArgopuro yang memesona menyembunyikan kisah mistis, salah satunya kisah Dewi Rengganis.
Baca Selengkapnya