Doa Tedak Siten Bahasa Arab dan Latin, Lengkap dengan Arti
Doa tedak siten bahasa Arab, Latin serta artinya ini dapat Anda amalkan.
Tedak siten memiliki tujuan agar kelak anak yang dilakukan upacara menjadi mandiri di masa depan.
Doa Tedak Siten Bahasa Arab dan Latin, Lengkap dengan Arti
Tedak Siten adalah salah satu tradisi dalam adat Jawa. Proses adat ini dilakukan ketika seorang bayi berusia tujuh bulan dan mulai belajar duduk serta berjalan di tanah. Secara keseluruhan, upacara ini juga memiliki tujuan agar kelak anak yang dilakukan upacara menjadi mandiri di masa depan. Dalam pelaksanaannya, upacara ini dihadiri oleh keluarga inti serta lainnya, yang ikut mendoakan agar anak yang bersangkutan terlindung dari gangguan setan.
Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai tradisi tedak siten dan doa tedak siten bahasa Arab, Latin serta artinya yang dapat Anda amalkan,
Mengenal Tradisi Tedak Siten
Sebelum mengetahui doa tedak siten bahasa Arab, kenali dulu penjelasan tedak siten.Tedak Siten adalah rangkaian upacara adat budaya Jawa atau yang dikenal dengan istilah turun tanah. Tradisi ini dilakukan sebagai peringatan bagi manusia akan pentingnya makna hidup di atas bumi yang mempunyai relasi.
Relasi yang dimaksud adalah relasi antara manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan lingkungan alam di sekitarnya.
Tedak Siten berasal dari kata tedhak yang memiliki arti turun dan siti yang artinya tanah sehingga upacara ini juga disebut dengan istilah upacara turun tanah.
Menurut kepercayaan, hal ini merupakan suatu simnbol bagi anak ketika menjalani hidup melalui tuntunan orang tua yang tentu penuh harapan agar menjadi anak yang mandiri.
Mengutip dari laman resmi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, upacara Tedhak Siten merupakan suatu upacara yang mengandung harapan orang tua terhadap anaknya.
Ketika bayi mulai belajar duduk dan berjalan di tanah, maka menurut para leluhur, adat budaya ini dilaksanakan sebagai penghormatan kepada bumi tempat anak menginjakkan kakinya ke tanah. Sehingga dalam istilah Jawa disebut dengan Tedak Siten.
Dalam upacara ini, terdapat simbol yang tersirat untuk masa depan bayi. Sedangkan maksud diadakannya upacara Tedak Siten memiliki harapan, kelak saat dewasa akan kuat dan mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan yang penuh tantangan dan harus dihadapinya untuk mencapai cita-cita.
Tedak siten juga merupakan perwujudan rasa syukur karena pada usia ini si anak akan mulai mengenal alam di sekitarnya dan mulai belajar berjalan. Tujuan lain dari upacara ini adalah untuk mengenalkan si anak kepada ibu pertiwi.
Dalam masyarakat Jawa terdapat ungkapan “Ibu Pertiwi Bapa Angkasa” yang berarti bumi sebagai ibu dan langit sebagai bapak.
Sebagaimana masyarakat Jawa pada umumnya, sebelum melakukan segala sesuatu selalu diawali dengan ritual “slametan” atau selamatan, di mana tradisi serta ritual ini masih dilestarikan oleh sebagian besar masyarakat Jawa hingga sekarang.
Istilah selamatan sendiri berasal dari bahasa arab yakni Salamah yang memiliki arti selamat atau bahagia. Sementara itu, jika merujuk pada pendapat Clifford Geertz, selamatan bisa berarti “ora ono opo-opo” (tidak ada apa-apa).
Secara tradisional acara selamatan akan dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar serta melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk.
Rangkaian Prosesi Tedak Siten
Sebelum melakukan upacara Tedak Siten, akan diadakan acara “slametan” yang merupakan perwujudan dari doa agar mendapatkan keselamatan secara bersama-sama, serta mengalami kelancaran dan terhindar dari halangan sehingga tidak akan terjadi apa-apa.Adapun sesaji yang disediakan dalam selamatan ini yaitu terdiri dari nasi tumpeng dengan sayur mayur (kacang panjang, kangkung, kecambah) dan iwak ingkung (lauk ayam utuh), bubur merah dan putih, bubur boro-boro, kembang boreh, jajan pasar lengkap, serta aneka umbi-umbian. Setelah acara selamatan, maka akan ada rangkaian prosesi acara Tedak Siten sebagai berikut;
- Pertama, orang tua anak membimbing si anak menginjakkan kakinya di tanah kemudian menginjakkannya ke “jadah” atau “tetel” yang berjumlah tujuh warna.
- Kemudian anak akan dibimbing menaiki tangga tebu, lalu diturunkan untuk menapaki tanah lagi. Hal ini memiliki harapan di mana ketika anak menjalani kehidupan harus dengan tekad yang kuat dan hati yang mantap.
- Selanjutnya anak akan dituntun untuk berjalan dionggokan pasir yang ditempatkan dalam satu wadah, dengan tujuan si anak setelah dewasa akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Setelah itu masuk pada proses selanjutnya di mana anak dibimbing untuk masuk kurungan ayam yang telah tersedia beberapa barang seperti barang perhiasan, alat-alat tulis, padi, barang-barang mainan, dan lain-lain. Anak biasanya tertarik untuk memperhatikan dan kemudian mengambil barang yang tersedia. - Prosesi selanjutnya ayah dan kakek akan menebarkan “udik-udik”, yaitu beras kuning, dengan tujuan sewaktu dewasa menjadi orang yang dermawan dan suka menolong orang lain.
- Masuk pada rangkaian prosesi Tedak Siten yang terakhir, di mana anak akan dimandikan ke dalam air bunga setaman lalu dipakaikan baju baru.
Doa Tedak Siten Bahasa Arab, Latin, dan Artinya
Untuk doa tedak siten bahasa Arab, Latin, dan artinya, Anda dapat membaca doa keselamatan berikut ini.Orang tua umumnya mengharapkan keselamatan keturunannya baik di dunia maupun di akhirat.
Mereka menginginkan anak dan cucunya selamat dari pelbagai ujian, godaan, dan bahaya di dunia. Mereka juga mengharapkan anak dan cucunya selamat di akhirat.
Adapun berikut ini adalah lafal doa yang dapat dibaca oleh orang tua untuk keselamatan anak dan cucunya:
Doa Tedak Siten Bahasa Arab
اللَّهُمَّ بِحُرْمَةِ النَّبِيِّ وَالحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَأُمِّهِ وَأَبِيْهِ وَنَجِّنِيْ مِنَ الغَمِّ الَّذِيْ فِيْهِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، وَأَسْئَلُكَ أَنْ تُحْيِيَ قَلْبِيْ بِنُوْرِ مَعْرِفَتِكَ أَبَدًا أَبَدًا يَا رَسُوْلَ اللهِ يَا اللهُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ
Doa Tedak Siten Bahasa Arab Latin
Allāhumma bi hurmatin nabiyyi, wal Hasan, wa akhīh, wa ummih, wa abīh, wa najjinī minal ghammil lazī fīh, yā Hayyu, yā Qayyūmu, yā dzal jalāli wal ikrām. Wa as’aluka an tuhyiya qalbī bi nūri ma‘rifatika abadan, abadan. Yā rasulallāh, ya Allah (3 kali), bi rahmatika yā arhamar rāhimīn, walhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn.
Arti Doa Tidak Siten
“Ya Allah, demi kehormatan Nabi Muhammad SAW, Hasan, saudaranya, ibunya, dan bapaknya, selamakanlah aku dari kebingungan yang ada di dalamnya.
Wahai Zat yang hidup, wahai Zat yang maha tegak, wahai Zat yang maha besar dan mulia, aku memohon kepada-Mu agar menghidupkan hatiku dengan cahaya makrifat-Mu selamanya, wahai Rasulullah, ya Allah (3 kali), dengan rahmat-Mu, wahai Zat yang maha pengasih. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam,” (Lihat Perukunan Melayu, [Jakarta, Alaydrus: tanpa tahun], halaman 50).