Mengunjungi Tukang Cukur di Kampung Terpencil Bandung Barat, Buka Praktik di Depan Rumah
Tukang cukur bernama Pak Edo ini menggantungkan hidup dari warga kampung yang ingin mencukur rambut.
Tukang cukur bernama Pak Edo ini menggantungkan hidup dari warga kampung yang ingin mencukur rambut.
Ada hal unik yang bisa dijumpai di Kampung Cikentit, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Di perkampungan terpencil ini, terdapat tukang cukur tradisional yang buka praktik di depan rumah.
Adalah Edo, warga yang sehari-hari membuka jasa layanan potong rambut. Ia melayani setiap warga baik laki-laki maupun perempuan yang ingin merapikan rambutnya demi penampilan.
Menurut video di kanal YouTube Petualangan Alam Desaku yang dikutip Merdeka.com Kamis (2/5), Edo sudah membuka usahanya sejak 1987.
Dalam blusukan kreator video dikatakan bahwa rumah Edo menjadi salon kampung yang diminati warga. Tarifnya murah, yakni mulai dari Rp10 ribu.
Tempat Edo jadi pilihan, selain dekat dengan masyarakat, harganya juga murah dan bisa dipesan mencukur rambut sesuai permintaan.
“Dulu buka tahun 1987, sempat buka di Batujajar terus pindah ke depan rumah,” terang Edo saat diwawancara kreator video.
Setiap hari selalu ada warga yang memangkas rambut, atau sekadar merapikan rambutnya. Kedai salonnya pun tak pernah sepi, baik oleh anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Siapapun yang bercukur di sini, akan disambut dengan keramahan Edo. Ia sosok yang bersahaja sekaligus hangat, sehingga bisa bercerita banyak hal sembari menunggu hasil pangkas rambut selesai.
“Alhamdulillah, tiap hari selalu ada walau cuma satu pelanggan. Yang ngasihnya juga beda-beda, ada yang Rp20 ribu, Rp25 ribu,” terang Edo.
Edo mengaku tak pernah kesulitan layani pelanggan. Sebab ia manfaatkan betul layanan internet di telepon pintarnya untuk mencari dan mempelajari model potongan rambut terkini yang tengah digandrungi.
Edo juga berusaha melayani dengan baik permintaan model rambut warga, termasuk membantu pelanggan yang belum memiliki cukup uang.
Agar pelanggannya terhibur, Edo turut menyediakan speaker musik di tempat cukurnya. Di waktu-waktu tertentu ia memutar lagu-lagu sebagai temannya mencari nafkah.
Selama ini, ia merasa bahagia dengan profesinya sebagai tukang pangkas rambut. Ditambah usahanya juga selalu diterima dengan baik oleh warga.
Ini tampak dari tidak adanya keluhan dari siapapun yang mencukur di tempatnya sejak 1987.
Sejak buka, Edo juga tidak pernah merantau ke luar kampung. Ia kini fokus melayani pelanggan dengan maksimal.
“Ini tidak mematok harga, mereka yang ngasih sendiri uangnya. Bisa mencukur untuk laki-laki, perempuan semuanya. Saya dulunya buka cukur pakai gogol, atau alat potong rambut tradisional. Ngalami 3 kali beli,” kata Edo.
Pak Edo senang menjalankan profesinya sebagai pencukur rambut. Ia tetap semangat di tengah gempuran barbershop modern.
Di Dusun Banger sebenarnya masih banyak rumah tidak layak huni. Bahkan beberapa penghuninya tidak pernah mendapat bantuan sama sekali.
Baca SelengkapnyaAda sebuah jendela di bangunan tua itu yang harus tetap dibiarkan terbuka
Baca SelengkapnyaDua pelaku pembunuhan yang ditangkap berinisial TR dan HH.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita muda ditemukan tewas di sebuah rumah kos di Gang H Daud, Sukmajaya, Depok.
Baca SelengkapnyaPuting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaRasa betah langsung menghampiri siapapun yang datang ke Curug Bugbrug
Baca SelengkapnyaSelain mendapat kesegaran, berendam di Curug Ngumpet dipercaya bikin enteng jodoh
Baca SelengkapnyaTingginya air berdampak pula pada ruas jalan sehingga akses lalulintas terganggu.
Baca Selengkapnya