Melihat Kehidupan Zaman Purba di Munasain Bogor, Dulu Diresmikan B.J Habibie
Menteri Negara dan Riset Teknologi (Menristek) B.J Habibie meresmikan Munasain sebagai akses pengetahuan yang menenyangkan.
Pernah membayangkan bagaimana kehidupan manusia purba di masa lampau? Tentu hal ini sulit untuk ditelusuri, mengingat jejaknya sebagian besar sudah hilang termasuk wujud dari sosoknya.
Namun bagi yang penasaran, napak tilas kehidupan masyarakat pra modern itu masih bisa disaksikan secara jelas di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (Munasain), Jalan Juanda, Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
-
Di mana jejak kehidupan manusia purba ditemukan? Para arkeolog menemukan jejak kehidupan manusia berusia 86.000 tahun di Gua İnkaya Çanakkale, Turki.
-
Dimana Homo Bodoensis ditemukan? Spesies baru nenek moyang manusia yang hidup di zaman Pleistosen Tengah sekitar 774.000 - 129.000 tahun lalu bernama Homo Bodoensis ditemukan di Ethiopia.
-
Kapan Homo Bodoensis hidup? Spesies baru nenek moyang manusia yang hidup di zaman Pleistosen Tengah sekitar 774.000 - 129.000 tahun lalu bernama Homo Bodoensis ditemukan di Ethiopia.
-
Dimana fosil manusia purba ditemukan? Dilansir Ancient Origins, arkeolog pertama kali menemukan fosil ini di Hualongdong, China Timur pada 2019 lalu.
-
Dimana Fosil Manusia Purba ditemukan? Situs arkeologi batu Oakhurst berada di dekat kota George di pantai selatan Afrika Selatan. Tempat ini terletak di tebing batu pasir di Lembah yang subur dengan pohon-pohon yellowwood.
-
Dimana terdapat bukti kehidupan masyarakat Kuningan di zaman purba? Kampung Cipari jadi salah satu tempat untuk menyaksikan kehidupan masyarakat Kuningan era zaman purba.
Terdapat diorama yang menampilkan aktivitas dari sekelompok manusia purba di dalam gua. Mereka kala itu memiliki kebiasaan untuk nomaden serta melakukan aktivitas berburu dan meramu makanan.
Selain itu ada banyak sejarah yang bisa disaksikan di museum yang diresmikan oleh B.J Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi Indonesia. Pengunjung dapat melihat proses evolusi bumi, perkembangan sandang, pangan, papan sampai artefak kebudayaan daerah masa silam.
Selengkapnya, yuk melihat lebih dekat dengan museum yang punya daya tarik edukasi dan sejarah berikut ini.
Kenalkan Aneka Tumbuhan Asli Indonesia
Mengutip laman resmi Munasain, di lantai dasar akan ada suguhan dari aneka ragam hayati yang banyak ditemukan di Indonesia salah satunya bunga bangkai. Bunga ini punya aroma yang menyengat, dengan karakter khusus dan jadi ciri tumbuhan dari nusantara.
Kemudian, ada juga informasi persebaran plasma nuftah sebagai sumber pangan, obat dan energi di nusantara. Para ilmuan biasanya menjadikan plasma nuftah sebagai materi genetik untuk pemuliaan dan pemajuan tanaman.
Lalu, ada juga informasi seputar Kebun Raya Bogor beserta para ilmuannya yang berpengaruh. Tempat ini dahulu dijadikan sebagai pusat riset tumbuhan dan botanikal, demi kebutuhan vegetasi tanaman untuk kemajuan industri.
Melihat Ruang Penelitian Biologi Zaman Belanda
Bergeser ke ruang lainnya, terdapat area kerja untuk para peneliti biologi di zaman Belanda. Beberapa alat penunjang tersimpan rapi, seperti botol kaca, stetoskop, alat perekam zat sampai tanaman basah yang diawetkan, salah satunya pandan merah.
Ada juga buku lukisan botani, lengkap dengan catatan-catatan khusus yang dibuat oleh para peneliti di masa silam. Lalu, ada juga bentuk rempah-rempah yang langka dan unik dari Indonesia.
Secara umum, penjelasan akan menguraikan tentang bagaimana ciri tumbuhan yang bisa digunakan untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Melihat Kehidupan Manusia Purba
Sebagai museum yang menampilkan kekayaan makhluk hidup dan aspek geografi, tempat ini juga menampilkan diorama serta grafik evolusi dari kehidupan manusia.
Dalam kanal Youtube Van Den Bosch ditampilkan bagaimana kehidupan masyarakat di zaman purba kala itu. Dalam sebuah diorama, mereka terlihat hidup di dalam gua dan tengah beraktivitas.
Pada masa itu, orang-orang bertahan hidup dengan mengandalkan kemampuan berburu dan meramu makanan. Kemudian, mereka juga menggunakan peralatan sederhana seperti kapak batu, hingga tombak dari kayu.
Terlihat di dinding gua ada gambar hewan berupa babi, sebagai bentuk komunikasi dan ekspresi pada masa itu. Seorang anak tampak tengah menggunakan kayu, dan sosok perempuan beraktivitas menggunakan batu serta seorang pria dewasa membawa buah.
Diresmikan B.J Habibie untuk Pengetahuan Masyarakat
Wikipedia menyebut jika Gedung Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (Munasain) sebelumnya dikenal sebagai Museum Etnobotani Indonesia (MEI).
Pendirinya ialah kepala LIPI tahun 1962, Prof. Sarwono Prawironardjo. Revitalisasi museum ini diprakarsai oleh Prof. Enny Sudarmonowati dari Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI dan diresmikan langsung oleh Menteri Negara dan Riset Teknologi (Menristek) B.J Habibie sebagai wadah ilmu pengetahuan yang menyenangkan dan bisa diakses oleh masyarakat.
Saat ini, Munasain memiliki sekitar 2.000 koleksi yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke. Museum ini juga dilengkapi dengan ruang audio visual yang dapat menampung sekitar 30-40 pengunjung, menyediakan informasi secara visual melalui film dan video. Selain itu, tersedia ruang serbaguna dengan kapasitas 40-50 orang, yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan kelembagaan.