Kisah Lucu Kolonel TNI Disuruh Bicara Bahasa Jawa Saat Beli Senjata di Eropa Timur
Di tengah misi pembelian senjata TNI kadang terselip humor yang mengundang senyum.
Di tengah misi pembelian senjata dan diplomasi militer, selalu terselip kisah menarik.
Kisah Lucu Kolonel TNI Disuruh Bicara Bahasa Jawa Saat Beli Senjata di Eropa Timur
Menjelang Tahun 1960an, Indonesia Memodernisasi Angkatan Perangnya Besar-Besaran
TNI membeli banyak persenjataan dari Blok Timur untuk persiapan perang melawan Belanda di Irian Barat.
Mulai dari kendaraan lapis baja, artileri medan, hingga roket dan alutsista lain.
-
Apa yang di serahkan ke TNI? Kementerian Pertahanan sendiri sebelumnya memang telah memesan lima unit C-130J Super Hercules.
-
Bagaimana Panglima TNI beli nasi di warteg? Agus dengan menggunakan pakaian santai, jaket, hitam dan celana hitam masuk ke warteg tanpa kawalan yang ketat.
-
Bagaimana TNI selundupkan senjata? Menyelundupkan senjata ke Aljazair yang tengah berkonflik menjadi misi pertama dua kapal selam tersebut.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Bagaimana cara meningkatkan semangat nasionalisme dengan kata-kata TNI? Kata-kata TNI bisa dijadikan motivasi dan membangkitkan jiwa nasionalisme.
-
Apa yang TNI AU beli dari Blok Timur? Sejumlah senjata dari Blok Timur sukses diboyong ke Indonesia. Indonesia juga mendapat pesawat pengebom IL-28, dan helikopter Mi-4.
Misi Pembelian Senjata itu dinamakan Misi Yani dan Misi Nasution.
Kolonel Ahmad Yani memimpin delegasi Angkatan Darat ke negara-negara di Eropa Timur.
Yani mencari senjata canggih yang cocok dipakai Angkatan Darat.
Ahmad Yani Saat itu Menjabat Deputi I Kasad Sekaligus Deputi Wilayah Indonesia Timur
Kolonel Yani baru saja memimpin operasi militer melawan PRRI di Sumatera.
Dia juga baru melakukan reorganisasi di tubuh TNI AD dengan mengadakan perjalanan ke daerah-daerah melihat kekuatan riil TNI AD di lapangan.
Yani dianggap memahami kebutuhan alutsista Angkatan Darat sehingga ditugaskan dalam misi pembelian senjata.
Salah Satu Perwira yang Mendampingi Yani Adalah Kolonel Rivai
Ada kisah lucu tentang perwira menengah dari Jawatan Perlengkapan Angkatan Darat ini.
Hubungan Rivai dan Yani memang sangat dekat.
Kebetulan Kolonel Rivai ini Logatnya Medok
Jangankan berbicara Bahasa Inggris, bicara Bahasa Indonesia saja banyak yang tidak mengerti.
Dalam sebuah perundingan di Yugoslavia, Kolonel Rivai berbicara sambil berdiri.
Dia berusaha membuat lawan bicaranya mengerti.
Dengan Bahasa Inggris dan logat yang medok, agaknya para perwira militer dari Yugo tak mengerti apa yang disampaikan oleh Kolonel Rivai.
Melihat lawan berundingnya, Yani langsung berkata pada Rivai.
"Vai, Coro Jowo wae, Ora Ono sing ngerti," celetuk Yani pada kawannya itu.
Demikian dikisahkan dalam buku Ahmad Yani Tumbal Revolusi yang ditulis Amelia Yani.
Artinya: Vai, Bicara Bahasa Jawa Saja, Tidak Ada Yang Mengerti!
Rivai tertawa mendengar perkataan Kolonel Yani itu.
Gantian Yani yang berbicara dengan lawan berunding dari Yugoslavia.
Selain Bahasa Belanda, Yani fasih berbahasa Inggris karena pernah merasakan pendidikan militer di Amerika Serikat.
Rivai sendiri tidak merasa tersinggung dengan ucapan Yani kalau sedang bercanda. Keduanya saling mendukung.
Kadang Kolonel Rivai yang memberi masukan pada Yani. Dalam diplomasi perlu basa-basi, jangan langsung tegas menolak seperti yang dilakukan Yani di Polandia.
Masukan ini diterima Yani, dia menjadi lebih berhati-hati saat berunding dengan perwakilan negara Blok Timur.