Jenderal Kopassus Ungkap Bagi Pasukan Elite Satu Peluru Harus Satu Nyawa
Kisah ini Disampaikan Jenderal (Purn) Agum Gumelar
Saat itu Agum masih berpangkat perwira menengah dan bertugas di Timor Timur tahun 1982. Dia memimpin Komando Pasukan Sandi Yudha (kini Kopassus).
Menurut Agum, pasukan khusus tidak harus selalu mengalahkan musuh dengan bertempur. Pendekatan persuasif dengan mendekati lawan agar meletakkan senjata jauh lebih penting.
Agum Pernah Membujuk Pemimpin Fretilin Vincencio Vieras Agar Menyerah
Pertemuan ini cukup menegangkan. Vincencio mau ditemui dengan syarat Agum tak membawa pasukan lengkap. Agum setuju, dia hanya membawa 10 prajurit baret merah. Sepanjang perjalanan, mata Agum dan anak buahnya harus ditutup.
"Saya sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk yaitu mati.
Tapi saya bilang ke anak buah saya, kalaupun kita harus mati, sebelum itu harus lebih banyak fretilin yang mati," kata Agum.
Upaya itu Tidak Sia-Sia
Agum bisa bertemu Vincencio dengan lancar. Dia meminta Fretilin berhenti berperang karena saat itu rakyat sudah mulai membangun. Fretilin pun tak lagi dapat dukungan internasional. Upaya persuasif itu tak sia-sia. Banyak anggota gerombolan Fretilin yang kemudian turun gunung dan tak lagi mengangkat senjata.
berita untuk kamu.
Menurut Agum dia diberi tugas mengurangi kekuatan Fretilin di Timor Timur. Ada dua cara yang bisa dilakukan, cari dan bunuh mereka. Atau sadarkan mereka untuk sama-sama membangun.
"Saya pilih cara yang kedua," kata Perwira Baret Merah ini.
Agum pun memerintahkan anak buahnya tidak membawa banyak peluru dan granat.
Menurutnya hal itu tak berguna dan malah menciptakan kesan menakutkan bagi warga desa. Setiap prajurit hanya dibekali 10 butir peluru. Selesai patroli dicek lagi berapa jumlah peluru yang terpakai.
"Karena sebagai pasukan khusus, satu peluru itu ya satu nyawa," tegas Agum.
Prinsip itu harus dilakukan setiap prajurit dalam pertempuran. Demikian dikisahkan Agum dalam Biografinya: Jenderal Bersenjata Nurani.
- Ramadhian Fadilah
Kolonel Sahirman dan sejumlah pimpinan PKI Jawa Tengah melarikan diri setelah G30S/PKI gagal.
Baca SelengkapnyaMayjen TNI Farid Makruf berbicara soal kerasnya perjuangan seorang tentara Kopassus.
Baca SelengkapnyaBagaimana cerita ada pasukan elite Jerman di Bogor? Lalu siapa saja yang dimakamkan di Makam Jerman di Megamendung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pasukan elite TNI menyerbu markas musuh untuk merebut Bandara Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPotret dua jenderal bintang empat TNI dapat penghargaan warga kehormatan Korps Brimob.
Baca SelengkapnyaTiga elite Partai Golkar menghadiri Apel Siaga Perubahan NasDem.
Baca SelengkapnyaMereka belum ada yang mau berbicara mengenai pertemuan itu.
Baca SelengkapnyaBhayangkara adalah pasukan elit Kerajaan Majapahit. Pasukan ini bahkan yang berada di garda terdepan saat terjadi peperangan. Sejak awal pertama kali terbentuk, pasukan ini hanya terdiri 15 orang dan dikepalai oleh Patih Gajah Mada.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memanggil sejumlah petinggi Gerindra untuk menyikapi putusan MK soal batas usia Capres-Cawapres.
Baca Selengkapnya