Terkubur di Bawah Gurun, Cakar Dinosaurus Terbesar Ini Terawetkan Sempurna Selama Jutaan Tahun
Cakar dinosaurus terbesar yang terawetkan sepenuhnya ditemukan di Gurun Gobi Mongolia.

Ahli paleontologi menemukan fosil dinosaurus berupa cakar dua jari yang khas yang sebelumnya tidak dikenal. Hewan itu tampak seperti campuran aneh antara kukang, jerapah, dan tokoh di film Edward Scissorhands.
Fosil itu ditemukan di Gurun Gobi Mongolia. Penemuan ini disebut unik karena lapisan pelindung di salah satu jarinya masih utuh. Terbuat dari keratin (bahan yang sama dengan kuku), lapisan tersebut menunjukkan bahwa cakar itu sendiri jauh lebih panjang daripada tulang di bawahnya. Peneliti mengatakan ini merupakan cakar terbesar dari jenisnya yang ditemukan dalam keadaan terawetkan sepenuhnya.
“Ukurannya mendekati 30 sentimeter,” kata Darla Zelenitsky, ahli paleontologi sekaligus profesor madya di Universitas Calgary Kanada, dan rekan penulis studi tentang penemuan yang diterbitkan dalam jurnal iScience, seperti dilansir CNN, Kamis (27/3).
“Ini adalah cakar terbesar yang terawetkan untuk dinosaurus yang memiliki lapisan pelindung keratin di atasnya.”
Dinosaurus tersebut diberi nama ilmiah Duonychus Tsogtbaatari. Nama tersebut bertujuan untuk menghormati ahli paleontologi Mongolia, yaitu Khishigjav Tsogtbaatar. Sementara nama genus Duonychus memiliki arti dua cakar dalam bahasa Yunani.
Dinosaurus ini merupakan bagian dari kelompok yang berpenampilan aneh, dikenal sebagai Therizinosaurus yang merupakan bagian dari keluarga Theropoda. Jenis ini mencakup Tyrannosaurus rex, tetapi Therizinosaurus adalah pemakan tumbuhan, bukan predator puncak.


Menurut penelitian tersebut, Duonychus memiliki tinggi sekitar 3 meter dan berat 260 kilogram. Ia kemungkinan menggunakan cakarnya yang melengkung untuk meraih tumbuhan dan dapat mencengkeram cabang-cabang dengan diameter hingga 10 sentimeter.
Selain dua cakar, ahli paleontologi juga menemukan fosil bagian tulang belakang, ekor, pinggul, lengan, dan kaki makhluk prasejarah tersebut.
Fosil ini ditemukan beberapa tahun lalu oleh staf di Institut Paleontologi Mongolia, bagian dari Akademi Ilmu Pengetahuan Mongolia, kata Zelenitsky.
Selain untuk mencengkram, tangan berjari dua tersebut kemungkinan digunakan untuk pajangan atau sebagai senjata yang tangguh saat dibutuhkan.
“Mereka bukan predator, tetapi mereka dapat mempertahankan diri dengan cakar tersebut. Cakar itu besar dan sangat tajam,” ucap Zelenitsky.
Perbandingan terbalik untuk jadi-jari yang khas di antara hewan yang masih hidup adalah cakar kukang, yang biasa digunakan untuk berpegang pada cabang pohon, tambah Zelenitsky. Tangan itu tampak seperti ‘penjepit barbekyu.’
Reporter magang: Devina Faliza Rey