Kendaraan Umum Ternyata Lebih Hemat Pakai Bahan Bakar Gas, Harga Satu Liter Cuma Rp4.500
Kendaraan umum memperoleh penghematan terbesar, karena jumlah kilometer per harinya paling banyak.
Kendaraan umum memperoleh penghematan terbesar, karena jumlah kilometer per harinya paling banyak.
PT Gagas Energi Indonesia, yang merupakan bagian dari Subholding Gas PT Pertamina (Pertamina) mencatat bahwa kendaraan umum seperti taksi, bajaj, angkot, dan bus TransJakarta, mendapat benefit paling besar dari pemanfaatan bahan bakar gas (BBG).
"Kendaraan yang paling banyak menggunakan BBG saat ini adalah kendaraan umum hingga 90 persen, seperti taksi, bajaj, angkot, dan TransJakarta. Jenis kendaraan tersebut mendapat benefit paling besar yakni dari sisi efisiensi biaya bahan bakar," kata Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah di Jakarta.
Menurut dia, kendaraan umum memperoleh penghematan terbesar, karena jumlah kilometer per harinya paling banyak.
"Saat ini, harga BBG itu hanya Rp4.500 rupiah per liter, jadi ada penghematan sekitar 55 persen," katanya seperti dikutip dari Antara, Jumat (23/2).
Oleh karena itu, Gagas akan terus memberikan layanan GasKu sebagai BBG yang green performance karena memiliki emisi yang lebih rendah dari bahan bakar fosil lainnya, sehingga dapat menjadi alternatif energi ramah lingkungan bagi kendaraan.
Saat ini dan ke depan, Gagas terus mengembangkan infrastruktur BBG untuk mendukung pemenuhan energi, yang ramah lingkungan untuk mencapai NZE 2060.
"Salah satunya pengurangan emisi dari kendaraan bermotor, yang mana emisinya sekitar 25-35 persen lebih rendah," ujarnya.
VP Teknik Blue Bird Group, Astu Rahindo mengatakan pihaknya sejak 2017 berinisiatif memakai BBG pada armadanya. Selain itu, Blue Bird memiliki komitmen berkelanjutan "Blue bird 5030” yaitu mengurangi 50 persen emisi sampai 2030.
"Kami fokuskan adalah perbaikan lingkungan, karena dampak terhadap lingkungan cukup besar. Dari emisi yang keluar dari pemakaian gas dibandingkan kendaraan biasa sekitar 60 persen (lebih rendah), karena karbon lebih sedikit dan polutan lain berkurang, sehingga lebih ramah lingkungan," ujarnya.
Saat ini, sudah terpasang 3.200 armada Blue Bird yang memakai BBG atau sekitar 25 persen dari total armada.
Kendaraan-kendaraan tersebut juga menggunakan teknologi paling baik untuk dual fuel atau switch dari BBM ke gas, sehingga lebih fleksibel.
Jika memakai gas, lanjutnya, pembakaran juga lebih baik karena oktannya lebih tinggi. Kemudian, mengenai keamanan, armada Blue Bird sudah dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan yang sangat baik.
"Kami tahun ini merencanakan penambahan 500 armada, step by step, karena akan mengikuti perkembangan GasKu dan simultan dengan program-program pemerintah," ujarnya.
Hardiansyah juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengoptimalkan pemanfaatan BBG di masa transisi menuju new renewable energy.
Gagas juga mendukung program Holding Migas Pertamina dalam menyediakan semua energi mulai dari bahan bakar fosil hingga BBG yang efisien serta rendah emisi.
Selain itu, BBG yang bersumber dari dalam negeri, sekaligus dapat menyumbang peran terhadap pengurangan emisi karbon. Pemanfaatan BBG tersebut tidak berkompetisi, namun berjalan bersisian dengan bahan bakar lainnya.
"Benefit lain menggunakan gas adalah menyediakan alternatif energi tanpa menambah kuantitas kendaraan, karena hanya perlu dipasang konverter yang sudah ada," sebut Hardiansyah.
Pertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.
Baca SelengkapnyaPemasangan converter kit dapat dilakukan di bengkel pemasangan yang sudah tersertifikasi seperti Bengkel Autogas Indonesia.
Baca SelengkapnyaUji emisi adalah pengujian untuk mengetahui kinerja mesin dan tingkat efisiensi kendaraan bermotor. Upaya ini bertujuan untuk meminimalisir polusi udara.
Baca SelengkapnyaSampai 31 Desember 2023 baru 31,5 juta NIK yang telah terdaftar di sub penyalur atau pangkalan resmi LPG 3 kg.
Baca SelengkapnyaMomen nyeleneh anak kos masak tak pakai kompor ini bikin geleng kepala.
Baca SelengkapnyaHidrogen hijau sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang 4 kali lebih murah dari Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaLima hari sebelum lebaran harga bawang merah berkisar Rp35.000-Rp45.000/kilogram. Namun, saat ini harganya mencapai Rp65.000-Rp70.000/kilogram.
Baca SelengkapnyaProses menggoreng kentang yang sering kali memakan waktu lama, kini dapat dipersingkat dengan jauh lebih cepat dan efisien. Yuk simak caranya
Baca SelengkapnyaSejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Baca Selengkapnya