Waspada! ini Ciri-ciri Darah Tinggi di Usia Muda yang Sering Diabaikan
Berikut ciri-ciri darah tinggi di usia muda yang sering kali diabaikan.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi di usia muda merupakan kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara konsisten di atas batas normal pada individu berusia di bawah 40 tahun. Secara umum, seseorang didiagnosis mengalami hipertensi jika tekanan darahnya berada di atas 130/80 mmHg.
Meskipun hipertensi lebih sering dikaitkan dengan usia lanjut, kasus hipertensi pada usia muda semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan kardiovaskular.
Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius di kemudian hari. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ciri-ciri darah tinggi di usia muda menjadi krusial bagi setiap individu.
Apa saja ciri-ciri darah tinggi di usia muda yang sering kali diabaikan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (18/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Penyebab Hipertensi di Usia Muda
Hipertensi di usia muda dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab utama yang perlu diperhatikan:
1. Faktor Genetik
Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi serupa. Gen tertentu dapat mempengaruhi cara tubuh mengatur tekanan darah, membuat seseorang lebih rentan terhadap hipertensi sejak usia dini.
2. Gaya Hidup Tidak Sehat
Pola hidup yang kurang baik berkontribusi signifikan terhadap peningkatan risiko hipertensi di usia muda. Beberapa kebiasaan yang perlu diwaspadai antara lain:
- Konsumsi makanan tinggi garam dan lemak jenuh
- Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga
- Kebiasaan merokok
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Pola tidur yang tidak teratur
3. Obesitas
Kelebihan berat badan, terutama obesitas, meningkatkan beban kerja jantung dan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Semakin muda seseorang mengalami obesitas, semakin tinggi risiko hipertensi di usia dini.
4. Stres
Tekanan psikologis yang berlebihan dapat memicu peningkatan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini dapat menyebabkan peningkatan detak jantung dan penyempitan pembuluh darah, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.
5. Gangguan Hormonal
Beberapa kondisi medis yang mempengaruhi keseimbangan hormon dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Contohnya termasuk gangguan tiroid, sindrom cushing, atau feokromositoma.
6. Penyakit Ginjal
Gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan retensi cairan dan natrium, yang berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Penyakit ginjal kronis merupakan salah satu penyebab utama hipertensi sekunder pada usia muda.
7. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Beberapa jenis obat dapat meningkatkan tekanan darah sebagai efek samping. Contohnya termasuk pil kontrasepsi, obat pereda nyeri non-steroid (NSAID), dan beberapa obat flu.
Gejala dan Ciri-ciri Darah Tinggi di Usia Muda
Mengenali gejala dan ciri-ciri darah tinggi di usia muda sangatlah penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat. Meskipun hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas, beberapa individu mungkin mengalami tanda-tanda berikut:
1. Sakit Kepala
Sakit kepala, terutama di bagian belakang kepala atau tengkuk, merupakan salah satu gejala yang sering dikaitkan dengan hipertensi. Rasa sakit ini biasanya lebih intens di pagi hari dan dapat berkurang seiring berjalannya hari.
2. Pusing atau Vertigo
Perasaan pusing atau kepala berputar (vertigo) dapat menjadi indikasi adanya gangguan pada aliran darah ke otak akibat tekanan darah yang tidak stabil.
3. Mudah Lelah
Kelelahan yang tidak biasa atau mudah merasa lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat bisa menjadi tanda adanya masalah dengan tekanan darah.
4. Detak Jantung Tidak Teratur
Merasakan detak jantung yang cepat, berdebar-debar, atau tidak teratur (palpitasi) dapat menjadi indikasi adanya gangguan pada sistem kardiovaskular, termasuk hipertensi.
5. Gangguan Penglihatan
Penglihatan kabur atau berubah-ubah dapat terjadi akibat efek hipertensi pada pembuluh darah di mata. Dalam kasus yang parah, hal ini bisa mengakibatkan kerusakan retina.
6. Mimisan
Meskipun tidak selalu, mimisan yang sering terjadi tanpa sebab yang jelas bisa menjadi tanda adanya masalah dengan tekanan darah.
7. Telinga Berdenging
Tinnitus atau telinga berdenging dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan tekanan darah yang mempengaruhi aliran darah ke telinga bagian dalam.
8. Nyeri Dada
Rasa tidak nyaman atau nyeri di dada, terutama jika disertai dengan gejala lain, bisa menjadi tanda adanya masalah serius terkait tekanan darah tinggi.
9. Sesak Napas
Kesulitan bernapas atau sesak napas, terutama saat beraktivitas ringan atau saat berbaring, dapat mengindikasikan adanya dampak hipertensi pada fungsi jantung dan paru-paru.
10. Keringat Berlebih
Berkeringat secara berlebihan, terutama tanpa sebab yang jelas atau saat cuaca tidak panas, bisa menjadi tanda tubuh bekerja lebih keras akibat tekanan darah yang tinggi.
Cara Mencegah Hipertensi di Usia Muda
Pencegahan hipertensi di usia muda sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi kesehatan jangka panjang. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah atau menunda onset hipertensi:
1. Menjaga Pola Makan Sehat
Adopsi pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi dapat membantu mencegah hipertensi:
- Konsumsi banyak buah, sayuran, dan biji-bijian utuh
- Pilih protein rendah lemak seperti ikan, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak
- Batasi asupan garam tidak lebih dari 5 gram per hari
- Kurangi konsumsi makanan olahan dan makanan cepat saji
- Hindari minuman manis dan beralkohol
2. Olahraga Teratur
Aktivitas fisik yang konsisten membantu menjaga tekanan darah tetap normal:
- Lakukan minimal 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu
- Pilih olahraga yang Anda nikmati seperti berjalan cepat, berenang, atau bersepeda
- Tambahkan latihan kekuatan otot setidaknya dua kali seminggu
3. Menjaga Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hipertensi:
- Hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dan usahakan tetap dalam rentang normal (18,5-24,9)
- Jika kelebihan berat badan, turunkan secara bertahap dan sehat
- Kombinasikan diet sehat dengan olahraga teratur untuk manajemen berat badan yang efektif
4. Mengelola Stres
Stres kronis dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah:
- Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga
- Luangkan waktu untuk hobi dan aktivitas yang menyenangkan
- Jaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
- Jika perlu, cari bantuan profesional untuk mengelola stres
5. Hindari Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan
Rokok dan alkohol dapat meningkatkan risiko hipertensi:
- Jika Anda merokok, carilah bantuan untuk berhenti
- Batasi konsumsi alkohol (maksimal 1 gelas per hari untuk wanita dan 2 gelas untuk pria)
6. Tidur yang Cukup dan Berkualitas
Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi tekanan darah:
- Usahakan tidur 7-9 jam setiap malam
- Pertahankan jadwal tidur yang konsisten
- Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang
7. Pantau Tekanan Darah Secara Teratur
Pemeriksaan rutin membantu deteksi dini hipertensi:
- Lakukan pemeriksaan tekanan darah setidaknya sekali setahun
- Jika memiliki faktor risiko, periksa lebih sering sesuai saran dokter
- Pertimbangkan untuk memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah
8. Kurangi Asupan Kafein
Kafein dapat meningkatkan tekanan darah sementara:
- Batasi konsumsi kopi, teh, dan minuman berkafein lainnya
- Jika mengonsumsi kafein, lakukan dengan moderasi
9. Kelola Kondisi Kesehatan Lain
Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko hipertensi:
- Jika Anda memiliki diabetes, jaga kadar gula darah tetap terkontrol
- Kelola kondisi kronis lainnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid
10. Edukasi Diri dan Keluarga
Pengetahuan adalah kunci dalam pencegahan:
- Pelajari tentang hipertensi dan faktor risikonya
- Edukasi anggota keluarga tentang pentingnya gaya hidup sehat
- Ikuti perkembangan terbaru dalam pencegahan dan manajemen hipertensi