Wanita Tercantik Dari Masa Kerajaan Nusantara, Pesonanya Mengubah Peradaban
Jelajahi kisah hidup ratu-ratu tercantik di Nusantara, dari kecantikan legendaris hingga kontribusi besar mereka bagi kerajaan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki catatan sejarah tersendiri mengenai peradabannya. Sebelum merdeka, jauh di masa lampau terdapat banyak kerajaan nusantara dengan berbagai kekuatan yang luar biasa.
Tak jarang, ada berbagai tokoh dari setiap kerajaan di masa lampau yang rasanya hingga kini tetap menjadi legenda. Salah satunya yakni mengenai para ratu dan wanita cantik yang pernah hidup semasa puncak kejayaan di sejumlah kerajaan.
Catatan sejarah pun menggambarkan beberapa ratu Nusantara dengan kecantikan yang memikat. Meskipun kecantikan mereka mungkin lebih bersifat legenda, kontribusi mereka terhadap sejarah Nusantara tetap tak terbantahkan. Mereka bahkan tokoh kunci yang memainkan peran penting dalam politik, ekonomi, dan sosial kerajaan mereka. Lantas, siapa saja para wanita cantik yang pernah hidup di masa lalu itu? Melansir dari berbagai sumber, Senin (10/3), berikut ulasan selengkapnya.
Ken Dedes dari Kerajaan Singasari

Ken Dedes, istri Tunggul Ametung dan kemudian Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari, merupakan sosok yang kerap disebut-sebut dalam legenda kecantikan. Kecantikannya digambarkan sebagai faktor penting dalam perebutan kekuasaan dan pendirian kerajaan. Meskipun rincian tentang masa hidupnya masih simpang siur, perannya dalam sejarah Singasari tidak dapat diabaikan. Ken Dedes, dengan kecantikan yang dipercaya memikat hati Ken Arok, turut berperan penting dalam perjalanan berdirinya kerajaan tersebut. Rentang masa hidupnya masih diperdebatkan oleh para sejarawan.
Kisah Ken Dedes lebih banyak merupakan legenda yang berkembang di masyarakat. Kecantikan yang dimilikinya menjadi daya tarik yang kuat dan menjadi salah satu faktor yang berperan dalam perebutan kekuasaan di masa itu. Namun, peran Ken Dedes sebagai istri dari dua tokoh penting dalam sejarah Singasari tetap menjadi bagian penting dalam narasi sejarah kerajaan tersebut.
Meskipun detail tentang kehidupan pribadinya masih samar, Ken Dedes tetap menjadi simbol kecantikan dan pengaruh perempuan dalam sejarah Indonesia. Legendarisnya kecantikan Ken Dedes telah abadi dalam cerita rakyat dan tetap menjadi bagian dari khazanah budaya Indonesia.
Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga
Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga dikenal karena kecantikan, kepemimpinan yang tegas, dan pemerintahan yang adil dan makmur. Ia memimpin kerajaan menuju masa keemasan dengan mengembangkan pertanian dan perdagangan. Ketegasannya dalam menegakkan hukum juga menjadi ciri khasnya. Sayangnya, rentang masa hidupnya tidak tercatat secara pasti dalam sumber sejarah yang ada.
Kecantikan Ratu Shima, meskipun hanya digambarkan secara singkat dalam catatan sejarah, dianggap sebagai salah satu aset yang mendukung kepemimpinannya. Kemampuannya memimpin dengan adil dan bijaksana, serta keberhasilannya dalam memajukan perekonomian kerajaan, jauh lebih penting daripada sekadar kecantikan fisiknya.
Ratu Shima membuktikan bahwa kecantikan bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan seorang pemimpin. Kepemimpinan yang tegas, keadilan, dan kebijakan yang tepat jauh lebih berpengaruh dalam membangun kerajaan yang makmur dan stabil.
Tribhuwana Wijayatunggadewi dari Majapahit

Tribhuwana Wijayatunggadewi, putri Raden Wijaya dan Gayatri Rajapatni, adalah ratu Kerajaan Majapahit yang digambarkan sebagai sosok yang cantik dan pemberani. Ia memimpin Majapahit melalui masa-masa sulit, termasuk perang saudara, dengan bantuan Gajah Mada. Perannya dalam mempertahankan dan memajukan Majapahit sangat signifikan. Rentang masa hidupnya diperkirakan pada abad ke-14 Masehi.
Kecantikan Tribhuwana Wijayatunggadewi mungkin telah menambah kharisma dan wibawanya sebagai pemimpin. Namun, keberanian dan kebijaksanaannya dalam memimpin Majapahit melalui masa-masa sulit jauh lebih berperan dalam membentuk sejarah kerajaan tersebut. Ia membuktikan bahwa seorang ratu dapat menjadi pemimpin yang tangguh dan efektif.
Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah contoh nyata bagaimana seorang perempuan dapat memainkan peran penting dalam sejarah, melebihi sekadar citra kecantikan yang mungkin melekat padanya.
Sri Bajradewi dari Singasari
Sri Bajradewi, istri terakhir Raja Kertanegara dari Singasari dan kemudian istri Raden Wijaya, pendiri Majapahit, dikenal karena kecantikannya dan kesetiaannya kepada suami. Ia menghadapi ancaman dan serangan dengan teguh. Rentang masa hidupnya juga diperkirakan pada abad ke-13 dan 14 Masehi.
Kecantikan Sri Bajradewi mungkin telah menjadi salah satu daya tariknya, tetapi kesetiaannya kepada suami dan keberaniannya dalam menghadapi tantangan merupakan karakter yang lebih menonjol. Ia adalah contoh perempuan yang kuat dan setia dalam sejarah Nusantara.
Sri Bajradewi menunjukkan bahwa perempuan dapat memainkan peran penting dalam sejarah, bukan hanya sebagai simbol kecantikan, tetapi juga sebagai sosok yang tangguh dan setia.
Gayatri Rajapatni dari Majapahit
Gayatri Rajapatni, istri keempat Raden Wijaya dan ibu Tribhuwana Wijayatunggadewi, meskipun tidak secara langsung memimpin sebagai ratu, mempunyai pengaruh besar terhadap Majapahit. Ia dikenal bijaksana dan berperan sebagai penasehat spiritual bagi raja-raja Majapahit. Rentang masa hidupnya diperkirakan pada abad ke-14 Masehi.
Meskipun tidak ada deskripsi langsung tentang kecantikannya, kebijaksanaan dan pengaruhnya yang besar terhadap kerajaan menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang luar biasa. Perannya sebagai ibu suri yang bijaksana lebih penting daripada sekadar penilaian kecantikan fisik.
Gayatri Rajapatni menunjukkan bahwa pengaruh seorang perempuan dapat meluas melampaui peran formal, dan kebijaksanaan jauh lebih berharga daripada sekadar kecantikan.
Kesimpulannya, kisah para ratu ini menunjukkan bahwa kontribusi mereka terhadap kerajaan dan sejarah Nusantara jauh lebih penting daripada penilaian kecantikan semata. Kecantikan mungkin telah menjadi bagian dari citra mereka, tetapi kepemimpinan, kebijaksanaan, dan keberanian mereka yang membentuk warisan abadi mereka dalam sejarah Indonesia.