Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi, Ulama Besar dan Pejuang Islam dari Pesisir Selatan
Ulama pemimpin faham Tarekat Naqsyabandiah di Padang ini pencetus pemikiran ikhtilaf di internal umat, namun bersatu di eksternal umat untuk melawan penjajah.
ulama islam![Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi, Ulama Besar dan Pejuang Islam dari Pesisir Selatan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/4/8/1712548974141-tegq1.jpeg)
Ulama pemimpin faham Tarekat Naqsyabandiah di Padang ini pencetus pemikiran ikhtilaf di internal umat, namun bersatu di eksternal umat untuk melawan penjajah.
![<b>Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi, Ulama Besar dan Pejuang Islam dari Pesisir Selatan</b>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/8/1712548804477-rec2y.jpeg)
Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi, Ulama Besar dan Pejuang Islam dari Pesisir Selatan
Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi lahir pada tahun 1864, bergelar Syekh Bayang. Ia merupakan seorang ulama dari Pesisir Selatan pada pertengahan abad ke-19 dan pemimpin delegasi ulama tua moderat bersanding dengan pimpinan ulama tua radikal.
Syekh Bayang lahir dari kalangan keluarga yang ahli agama. Sang ayah, Muhammad Fatawi seorang ulama besar dan sudah menjadi guru bagi banyak ulama di Sumatera Barat. Sang ibunda berasal dari keluarga alim di Pacungtaba.
(Foto: Wikipedia)
-
Siapa yang mengajarkan agama Islam kepada orang Minang di Aceh? Tidak hanya berdagang, beberapa orang Minang lain juga merantau ke Aceh untuk belajar ilmu agama Islam seperti Syeikh Burhanuddin Ulakan, seorang ulama dari Ulakan, Pariaman, Sumbar.
-
Apa pengertian tasawuf? Tasawuf adalah dimensi mistik Islam yang berfokus pada pengembangan spiritual batiniah individu. Hal ini sering disebut sebagai jantungnya Islam, karena menekankan pengembangan hubungan yang mendalam dan pribadi dengan Tuhan melalui berbagai praktik spiritual.
-
Bagaimana Syaikh Muhammad Suhaimi melawan penjajah? Ia bergerak bersama laskar rakyat Bekasi untuk menumpas kesewenang-wenangan pasukan penjajah.
-
Kenapa tasawuf penting? Belajar tasawuf adalah penting karena tasawuf adalah ilmu yang mengajarkan kita untuk menyucikan jiwa, memperbaiki akhlak, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ia pun berjalan sejauh mungkin, mulai dari melewati bukit barisan hingga akhirnya tiba di Alahan Panjang, Kota Solok. Di sinilah dirinya belajar agama dengan Syekh Muhammad Shalih bin Muhammad Saman, penulis buku fiqih Al-Kasyf. Selama menempuh pendidikan, ia cukup dikenal sebagai murid yang cukup cerdas. Maka dari itu, sang guru memberinya gelar bernama Tuanku Bayang. Ia kembali berkelana untuk menuntut ilmu menuju bekas Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu, di sanalah ia memperdalam tarekat dengan Syekh Musthafa.
Selama belajar, ia menjadi murid kesayangan hingga akhirnya Syekh Bayang dinikahkan dengan putri Syekh Musthafa yang bernama Siti Rahmah.
Naik Haji dan Dirikan Organisasi
Tahun 1903, Syekh Bayang melaksanakan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmunya di bidang ke-islaman. Ia ketika berada di Mekkah sempat mengajar dan beberapa muridnya adalah ulama muda (modernis).
Setelah memperdalam ilmu di Mekkah, ia kembali ke Padang lalu membentuk jaringan Halaqah dan titik utamanya berada di Ganting Padang atau Masjid Raya Ganting.
- Ulama Jabar Dukung Anies-Cak Imin, Minta Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Curang
- Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Padang Mulai Puasa Sabtu 9 Maret
- Mengenal Sosok Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik Asal Kalimantan Selatan
- Sisi Lain Syaikhona Kholil Bangkalan yang Terkenal karena Punya Banyak Karamah, Ternyata Intelektual Ulung
- Sesal Achsanul Qosasi Terima Uang Rp40 Miliar Dalam Kasus BTS Kominfo: Ini Perkara Pertama dan Terakhir Saya
- LSPK Sebut 10 Orang Ajukan Perlindungan Terkait Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
Perguruan Tarekat Naqsyabandiah yang dipimpin oleh Syekh Bayang seiring berjalannya waktu semakin populer dan sukses. Banyak umat-umat Islam di Padang dan sekitarnya yang bergabung.
Tak hanya itu, ia juga memberikan pelajaran tafsir, tauhid, fiqih, usul fiqih serta ilmu alat nahu/saraf dalam tata Bahasa Arab.
Karya-Karya
Dalam keterlibatannya sebagai seorang ulama, Syekh Bayang kerap melahirkan buku-buku polemik lalu dicetak berulang kali, beberapa di antaranya: Taragub ila Rahmatillah buku dengan kepustakaan pejuang abad 20 yang penuh moral.
Kemudian Majmu wa Musta’mal (fiqh dogmatik), Miftahul Haq (fiqh) dan Dar Al-Mau`izhah (1326 H) dan lain sebagainya.