Sosok Letjen Djamin Ginting, Pahlawan Nasional Penuh Jasa Asal Tanah Karo
Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
Sosok Letjen Djamin Ginting, Pahlawan Nasional Penuh Jasa Asal Tanah Karo
Profil Singkat Djamin Ginting
Letnan Jenderal TNI Djamin Ginting lahir pada 12 Januari 1921 di Kuta Suka (saat ini Kecamatan Tiga Panah), Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Selama masa mudanya, ia banyak berkecimpung di perkumpulan pemuda dan menempuh pendidikan sebagai bekal untuk melawan penjajah. (Foto: ikpni.or.id)
-
Siapa pahlawan nasional dari Langkat? Amir Hamzah merupakan salah sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Apa yang membuat Alimin bin Prawirodirjo menjadi pahlawan nasional? Meski dirinya sempat ikut terlibat dalam politik Komunis yang mungkin saat ini cukup sensitif dan dilarang, namun pada saat itu ia cukup berpengaruh dalam memberikan dampak dalam pergerakan nasional Indonesia.
-
Siapa Komandan KNIL keturunan Indonesia? Johan Berenschot adalah salah satu letnan jenderal dan Komandan KNIL yang menjabat rentang tahun 1939-1941 yang merupakan satu-satunya orang yang memiliki darah asli Indonesia.
Sempat Bekerja
Melansir dari jurnal kemdikbud berjudul Djamin Gintings: Biografi Singkat (2018), ia sempat bekerja menjadi kerani di sebuah kantor dagang di Medan pada masa pendudukan Jepang. Namun, akhirnya ia pindah ke Kabanjahe dan bekerja sebagai penjual air tebu karena tekanan dari pihak Jepang pada orang asli Karo.
Pada tahun 1943, dirinya mendaftar di Sekolah Laskar Rakyat Gyugun untuk pemuda Indonesia di Pulau Sumatra. Pada akhir tahun, Djamin akhirnya diterima di sekolah tersebut dan berangkat ke Siborong-borong untuk latihan militer. Setelah tiga bulan ditempa, Djamin lulus dan mendapat pangkat Letnan Gyugur. Ia ditugaskan pertama kalinya di Kota Brandan untuk melawan penjajah.
Unit Tentara Keamanan Rakyat
Tak lama setelah ditugaskan di Siborong-borong, Djamin memimpin dan melatih pasukan pemuda-pemuda Gayo untung bergerilya. Saat Jepang menyerah, Djamin kembali ke Kabanjahe dan menerima perintah untuk membentuk Barisan Pemuda Indonesia (BPI) yang menjadi cikal bakal unit Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sumut.
Melawan Jepang
Saat Djamin memimpin BPI atau TKR A yang bermarkas di Kabanjahe, pasukannya sempat melucuti senjata pasukan Jepang di Tiga Panah dan terlibat kontak senjata dengan Inggris yang mencoba merengsek masuk ke wilayah Berastagi. Akhirnya, pasukan Djamin berhasil memukul mundur pasukan Inggris meski sempat terdesak, lalu membalikkan keadaan.
Perang Gerilya Melawan Belanda
Pada 1948, pasukan Belanda meluncurkan agresi militernya. Pada peristiwa ini, Djamin juga bergerilya melawan Belanda di Kota Medan. Ia berhasil menyerang dan menguasai pos militer Belanda di Madinding dan Lau Baleng. Setahun kemudian, pasukannya berhasil menyegat konvoi pasukan Belanda di Berastepu.
Pada masa awal perdamaian Indonesia dan Belanda, Djamin diangkat menjadi Komando Basis Kota Medan (KBKM) yang berubah menjadi Komando Militer Kota Besar (KMKB) Medan. Karir Djamin melejit setelah diangkat menjadi Komandan Resimen II Sumatra Timur. Pasukannya berjasa melawan pemberontakan DI/TII yang berpusat di Aceh.
Berkat keberhasilannya dalam memimpin pasukan, Djamin diangkat sebagai Kepala Staf Tentara Teritorium I Bukit Barisan yang berpusat di Medan. Peran politik Djamin juga menjadi kunci raihan karirnya yang terus melejit. Pada tahun 1962, ia diangkat menjadi Asisten II Menteri Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani. Djamin bertugas menyiapkan pasukan untuk merebut Irian Barat.
Akhir Jabatan
Setelah berhasil merebut Irian Barat, Djamin diangkat oleh Presiden Soeharto sebagai Inspektur Jenderal Angkatan Darat. Kemudian ia diangkat menjadi Sekretaris Presiden merangkap Wakil Sekretaris Negara. Pada tahun 1968, ia menjadi anggota DPRGR dan MPRS. Pada masa akhir jabatannya, ia menjadi Duta Besar Indonesia di Kanada. Djamin wafat pada 23 Oktober 1975 saat bertugas di Kanada.