Mengenal Sialang, Pohon Adat Suku Petalangan yang Jadi Rumah Lebah Hutan
Jenis flora yang satu ini sudah dilindungi oleh KLHK maupun Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau karena menjadi rumah permanen bagi lebah untuk produksi madu.

Pulau Sumatra dikelilingi oleh ratusan ribu hektare kawasan hutan yang mengandung satwa maupun tumbuhan langka dan hanya dijumpai di Indonesia saja. Beberapa bagian hutan tersebut telah menjadi tempat tinggal bagi kelompok etnis yang sudah dekat dengan hutan.
Beberapa jenis satwa dan tumbuhan pun dianggap sebagai makhluk 'keramat' atau bisa dikatakan sebagai makhluk adat yang memiliki makna filosofis tersendiri. Salah satunya adalah Pohon Sialang yang ada di kawasan hutan Kepungan Sialang.
Bagi Suku Petalangan, Pohon Sialang ini menjadi rumah permanen bagi lebah-lebah hutan untuk menghasilkan madu. Bahkan, terdapat cerita jika Orang Petalangan memiliki hubungan erat dengan lebah. Madu sudah menjadi hasil alam yang sudah dimanfaatkan secara turun-temurun oleh mereka.
Rumah Utama Lebah
Mengutip situs lamriau.id, pohon ini dinamakan Sialang bukanlah soal jenisnya, melainkan sebutan untuk pohon yang menjadi rumah bagi lebah bersarang. Ciri pohon yang menjadi rumah bagi kawanan lebah ini yang tumbuh menjulang tinggi dan berukuran besar dari pohon yang ada di sekitarnya.
Pohon-pohon tinggi ini dipilih oleh lebah dengan nama ilmiah Apis dorsata binghami untuk bersarang karena mendapat suplai sinar matahari dengan mudah serta terlindung dari berbagai ancaman.
Pohon Sialang ini tidak dapat hidup mandiri, artinya harus berada dalam habitat hutan bersama dengan pepohonan lain yang disebut dengan "Rimba Kepungan Sialang". Lebah ini perlu bunga untuk dihisap nektarnya, sehingga Sialang kerap ditemukan di tengah hutan yang dekat dengan ladang.
Hubungan Lebah dan Suku Petalangan

Mengutip situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, bagi orang Petalangan lebah memiliki julukan "Lalat Putih Sri Majnun". Konon, dalam cerita rakyat berasal dari gua batu di Mekkah. Konon nenek moyang mereka yang membawa bibit Pohon Sialang jenis Sulur ke kawasan yang sekarang menjadi tempat tinggal mereka.
Ada beberapa jenis pohon yang cocok menjadi rumah utama bagi lebah, mulai dari Kempas (Compassia malaccensis), Menggeris (Koompassia excelsa), Benuang (Octomeles sumatrana), Cempedak air/pudu (Artocarpus maingayi), dan lain sebagainya.
Menurut orang Petalangan, lebah ini bisa bersarang sebanyak 4 kali dalam setahun. Keempat musim itu mulai dari musim bunga jagung, musim bunga padi, selesai menuai, dan masa menebang atau menebas ladang.
Dipercaya Ada Penghuninya
Pohon yang juga disebut Tualang ini dipercaya ada penghuninya dan secara tradisional termasuk kategori kayu sakti. Penghuni pohon tersebut baik itu nyata ataupun ghaib.
Penghuni nyata pohon ini ada ular, lipan, dan juga kala. Sedangkan makhluk gaib yang dipercaya tinggal di pohon ini adalah Mambang Kayu, Jembalang, dan Orang Bunian. Konon, adanya makhluk berbahaya bagi manusia inilah yang menyebabkan lebah-lebah nyaman dan aman bersarang di sana.
Maka dari itu, setiap panen madu ini perlu keahlian khusus yang disebut Menumbai. Hal ini berkaitan dengan penghuni pohon serta memastikan jika lebah-lebah tersebut akan kembali bersarang di Pohon Sialang setelah diambil madunya.