Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
<b>Makna di Balik Tarian Landok Sampot, Kesenian Tradisional yang Tercipta dari Gerakan Perang</b>

Makna di Balik Tarian Landok Sampot, Kesenian Tradisional yang Tercipta dari Gerakan Perang

Tari Landok Sampot lahir dari kebiasaan masyarakat setempat ketika masa penjajahan pada tahun 1800-an.

Provinsi Aceh memiliki beragam kesenian tradisional yang legendaris. Bahkan, tak sedikit kesenian tersebut lahir dari kebiasaan masyarakat setempat yang kemudian menjadi identitas budaya.

Salah satu kesenian tradisional yang lahir dari kebiasaan masyarakat di masa lampau yaitu Tari Landok Sampot dari daerah Kluet, Kabupaten Aceh Selatan. Tarian ini diciptakan oleh seorang pemuda bernama Mat Said yang melihat kegiatan masyarakat setempat yang setiap malam hari berlatih ketangkasan perang.

Dari situlah gerakan-gerakan ini memicu inspirasi bagi para pelaku seni masyarakat Kluet untuk menciptakan tarian yang menunjukkan ketangkasan yang diperankan oleh pemainnya.

Mat Said sendiri berprofesi sebagai petani damar di hutan. Pada suatu ketika, ia akan berangkat mencari damar pada hari Jumat yang dianggap oleh masyarakat sebagai hari terlarang untuk memasuki hutan, tetapi ia memaksa. Benar saja, dirinya pun hilang tanpa ada kabar.

Sampai saat ini sebuah gunung di dekat Kluet yang menjadi titik lokasi diduga hilangnya Mat Said kini diberi nama Gunung Mat Said. Banyak masyarakat setempat yang berziarah ke gunung itu.

Tarian Sakral

Tari Landok Sampot sendiri pada awalnya dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari laki-laki, perempuan, tua, dan muda. Seiring berjalan waktu, tarian ini mulai bergeser dan berubah sampai akhirnya Landok Sampot hanya boleh dimainkan oleh laki-laki saja.

Dari segi sejarah, melansir dari isbiaceh.ac.id, tarian ini mulai dikenal pada masa pemerintahan Raja Imam Balai Pesantun dan Teuku Keujreun Pajelo. Tarian ini menjadi kesenian yang sakral.

Dulunya, fungsi tarian ini biasa ditampilkan saat penyambutan raja-raja atau boleh dibawakan oleh masyarakat hanya saja perlu persetujuan dari Raja.

Pelaksanaan Tari Landok Sampot

Pertunjukan Tari Landok Sampot ini biasa dimainkan oleh 8 orang laki-laki beserta pengiring oleh penyair dan alat musik yang terdiri dari Siling (alat musik tradisional Kluet), Gong, Candang, dan Genderang.

Sesuai dengan namanya "Landok Sampot" tarian ini menampilkan gerakan perkelahian antar 2 pemuda dengan senjata berupa sebilah bambu. "Landok" yang berarti Tari, sedang "Sampot" berarti libas atau pecut.

Para pemain akan menampikan lima gerakan yang terdiri dari, Landok Kedidi, Landok Kedayung, Landok Sembar Kelukai, Landok Sampot, dan Landok Pedang.

Makna di Balik Tarian Landok Sampot, Kesenian Tradisional yang Tercipta dari Gerakan Perang

Artikel ini ditulis oleh
Alieza Nurulita Dewi

Editor Alieza Nurulita Dewi

Reporter
  • Adrian Juliano

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Peresean, Tradisi Adu Kuat Para Lelaki di Lombok Sambut Hari Kemerdekaan

Mengenal Peresean, Tradisi Adu Kuat Para Lelaki di Lombok Sambut Hari Kemerdekaan

Tarian adu kekuatan dan ketangkasan kaum laki-laki dengan menggunakan senjata berupa rotan sebagai alat pukul dan tameng yang terbuat dari kulit sapi.

Baca Selengkapnya icon-hand
Mengenal Tari Tanduak, Tarian Tradisional Warisan Kerajaan Jambu Lipo di Sumatra Barat

Mengenal Tari Tanduak, Tarian Tradisional Warisan Kerajaan Jambu Lipo di Sumatra Barat

Seperti namanya, tari ini menggunakan properti mirip dengan tanduk kerbau.

Baca Selengkapnya icon-hand
Mengenal Tenun Siak, Kerajinan Tradisional Asli Kepulauan Riau

Mengenal Tenun Siak, Kerajinan Tradisional Asli Kepulauan Riau

Bagi masyarakat Melayu Riau, corak pada tenun Siak tidak hanya menjadi hiasan semata, tetapi juga mengandung makna yang mendalam serta berisi nilai-nilai luhur.

Baca Selengkapnya icon-hand
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Potret Pernikahan Unik di Kampung, Bawaan Seserahan Mulai dari Kayu Bakar dan Kambing

Potret Pernikahan Unik di Kampung, Bawaan Seserahan Mulai dari Kayu Bakar dan Kambing

Di sebuah kampung di Garut, Jawa Barat memperlihatkan sebuah tradisi pernikahan yang unik karena membawa seserahan mulai dari kayu bakar hingga domba.

Baca Selengkapnya icon-hand
Mengulik Tari Iyo-Iyo, Tarian Sakral Ungkapan Rasa Syukur Kepada Nenek Moyang Setelah Panen

Mengulik Tari Iyo-Iyo, Tarian Sakral Ungkapan Rasa Syukur Kepada Nenek Moyang Setelah Panen

Di Provinsi Jambi terdapat sebuah kesenian tradisional sebagai ungkapan rasa syukur kepada nenek moyang yang telah dilakukan turun-temurun.

Baca Selengkapnya icon-hand
Empat Kuliner Ini Ditetapkan Kemenkum HAM jadi Pengetahuan Tradisional Asli Banyuwangi

Empat Kuliner Ini Ditetapkan Kemenkum HAM jadi Pengetahuan Tradisional Asli Banyuwangi

Empat kuliner tersebut adalah sego cawuk, sego tempong, pecel pitik, dan ayam kesrut.

Baca Selengkapnya icon-hand
Sepekan Tamansuruh, Ungkit Potensi di 'Desa Cantik' Banyuwangi

Sepekan Tamansuruh, Ungkit Potensi di 'Desa Cantik' Banyuwangi

Tamansuruh merupakan desa yang berada di kaki Gunung Ijen. Budaya dan tradisi agraris sangat lekat.

Baca Selengkapnya icon-hand