Tarian ini dilakukan dengan hati yang tulus dan telah memenuhi syarat sebagai warisan budaya tak benda.

Salah satu tari tradisional ini begitu populer di lapisan masyarakat Aceh.

Sebuah kesenian tradisional dari Lampung ini pada umumnya kerap ditampilkan ketika pembukaan suatu acara baik formal maupun non formal.

Awalnya tarian ini yang bersifat hiburan dan kerap tampil saat ada kegiatan Kerja Tahun atau Merdang Merdem (pesta tahunan) dan Gendang Guro-guro Aron.

Ritual ini rutin dilakukan setiap tahunnya pada bulan Muharam yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.

Pada awalnya, tarian itu dibuat dalam rangka untuk mengikuti lomba tari tingkat nasional di Jakarta.

Tari Erai-Erai dibawakan oleh remaja pada saat acara pernikahan atau ketika panen hasil bumi.

Salah satu kesenian dari Tanah Rencong ini secara kasat mata memang mirip seperti Tari Saman. Namun, nyatanya masih terdapat beberapa perbedaan.

Dalam memperingati Hari Tari Sedunia, mesin pencari Google menetapkan Tari Rangkuk Alu sebagai Google Doodle pada hari ini, Senin (29/4).

Kesenian tradisional dari Sumatera Selatan ini mengisahkan tentang perjuangan kaum perempuan dalam melawan penjajahan.

Pertunjukan seni tari merupakan kesenian yang berkembang selama pembangunan Candi Borobudur.

Kesenian tradisional ini menggambarkan kehidupan masyarakat Padang Panjang yang bekerja sebagai petani.

Ritual mandi sepasang kekasih menjelang pernikahan ini disaksikan langsung oleh kerabat dan teman mereka.

Meskipun mayoritas penarinya perempuan, Tari Miyang juga boleh dibawakan oleh laki-laki

Seni tari dari Cigasong ini unik karena menggunakan topeng dari genteng.

Tari tradisional memiliki ciri khas yang menunjukkan identitas dan keunikan dari daerah asalnya.

Tarian ini pertama kali ditampilkan saat peresmian Museum Kretek Kudus pada 3 Oktober 1986.

Kesenian tradisional dari Tanah Gayo Aceh ini terinsipirasi dari legenda dua bersaudara yang mencari gajah putih untuk dipersembahkan kepada putri raja.