Fakta Pulau Kemaro, Saksi Kisah Cinta Putri Raja Palembang dan Anak Raja Cina yang Berakhir Tragis
Pulau Kemaro, Fakta dan kisah legenda percintaan sejati antara Putri Raja Palembang dengan Anak Raja Cina.
Terdapat legenda kisah cinta Putri Raja Palembang dengan anak Raja Cina yang berakhir tragis.
Fakta Pulau Kemaro, Saksi Kisah Cinta Putri Raja Palembang dan Anak Raja Cina yang Berakhir Tragis
Indonesia terkenal dengan ribuan pulau yang mengelilinginya. Tak sedikit pulau-pulau tersebut terdapat kisah atau legenda yang berkembang di masyarakat sejak masa lampau.
Di dekat Jembatan Ampera, ikon Kota Palembang, ada satu pulau kecil yang dulunya berkembang cerita tentang kisah percintaan bernama Pulau Kemaro. Namanya masih belum begitu dikenal banyak orang, bagi kamu yang ingin berwisata ke pulau-pulau kecil, tempat yang satu ini sangat cocok masuk dalam wishlistnya.
Simak fakta-fakta Pulau Kemaro yang merdeka.com himpun dari berbagai sumber berikut ini.
-
Apa yang terjadi di Pelabuhan Merak? Kepadatan mulai terjadi di kawasan Pelabuhan Merak, Banten, oleh rombongan pemudik yang ingin berpergian lewat jalur laut.
-
Kenapa Laksamana Cheng Ho mendarat di Palembang? Mengutip dari berbagai sumber, Laksamana Cheng Ho sendiri sempat tiga kali mendarat di Palembang. Lebih dari itu, ketika Palembang masih dibawah Kerajaan Sriwijaya pernah meminta tolong armada Tiongkok untuk menumpas para perampok Tiongkok Hokkian.
-
Siapa putri Raja Kediri yang menderita penyakit? Dewi Sekartaji merupakan putri Lembu Amiseno, Raja Kediri yang berkuasa di sekitar abad ke-11 atau abad ke-12.
-
Apa kisah cinta mereka? Adzana Bing Slamet dan Rizky Alatas terlibat dalam kisah cinlok pada tahun 2013, yang diwarnai putus nyambung.
-
Apa wisata Palembang yang paling terkenal? Wisata Palembang yang pertama adalah Jembatan Ampera.
-
Di mana prasasti pendiri Palembang berada? 16 Juni 682 Masehi Berdasarkan catatan yang terdapat pada prasasti Kedukan Bukit, kota ini didirikan pada 16 Juni 682 Masehi.
Letak Geografis
Mengutip dari berbagai sumber, Pulau Kemaro berada di tengah Sungai Musi atau sejauh 6 Km dari Jembatan Ampera. Kawasan sekitar di pulau ini adalah tempat industri Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju.
Penamaan Kemaro sendiri ternyata mengandung sebuah arti yang di mana pulau ini dianggap Kemaro atau Kemarau.
Artinya, pulau ini tidak pernah tenggalam meskipun kondisi air Sungai Musi sedang naik.
Selain itu, Pulau Kemaro juga dikenal sebagai wilayah kehidupan orang-orang Tionghoa serta kehidupan asli masyarakat Palembang. Di tempat ini, kamu bisa menemukan berbagai macam benda peninggalan budaya Tionghoa dari masa lampau.
Sejarah Pulau
Pada zaman Kesultanan Palembang, saat pecahnya perang Palembang I dan II, Pulau Kemaro menjadi titik dibangunnya benteng maritim terkuat pada masa itu, namanya Benteng Tambak Bayo. (Foto: Pixabay)
Pada zaman Kesultanan Palembang, saat pecahnya perang Palembang I dan II, Pulau Kemaro menjadi titik dibangunnya benteng maritim terkuat pada masa itu, namanya Benteng Tambak Bayo.
Adapun fungsi Pulau Kemaro dari masa ke masa. Mulai dari tahun 1965-1967, tempat ini dijadikan kamp tahanan. Saat itu marak terjadinya peristiwa kelam para tahanan politik. Tahun 1967 sampau 1997, Pulau Kemaro menjadi tempat tinggal masyarakat. Bahkan, pulau ini terkenal dengan tempat ziarah, ibadah dan pemujaan.
Legenda Pulau Kemaro
Mengutip dari keratonpalembang.com, Pulau Kemaro menjadi saksi kisah percintaan antar dua insan yaitu Siti Fatimah, anak Putri Raja Palembang dan anak Raja Cina bernama Tan Bun An.
Sebelum resmi menjadi suami istri, Siti Fatimah meminta persyaratan kepada Tan Bun An dengan menyediakan 9 guci berisi emas. Keluarga dari pihak laki-laki pun menerima dengan senang hati. (Foto: Pixabay)
Pihak keluarga laki-laki pun akhirnya mengirimkan guci berisi emas dari Tiongkok, lalu dikirim ke Palembang. Untuk menghindari tindak kriminal, emas tersebut disimpan di bawah sayur-sayuran. Saat tiba, Tan Bun An membuka guci tersebut namun ia menduga bahwa tidak ada emas di dalamnya melainkan justru sayur-sayuran.
Dengan rasa kecewa dan marah, Tan Bun An membuang seluruh guci tersebut, tetapi ada satu guci yang sengaja pecah sebelum dibuang ke sungai.
Terlihatlah kepingan emas yang ternyata berada di bawah sayuran. Tan Bun An menyesal, ia menceburkan diri lalu tidak kembali ke permukaan. Siti Fatimah pun yang sedih ikut terjun ke sungai menyusul sang kekasih hatinya itu.
Tempat Wisata
Selain kisah legenda, Pulau Kemaro juga memiliki objek wisata yang patut untuk dikunjungi. Ikon objek wisata di pulau ini adalah bangunan Pagoda berlantai 9 yang berwarna merah. (Foto: Liputan6.com)
Pagoda ini dibangun tahun 2006 dan tinggi 45 meter. Konon, arti pagoda bertingkat 9 itu ada kaitannya dengan hukum kepercayaan orang Tiongkok, begitu juga dengan pemilihan warna dinding maupun simbolnya.
Adapun klenteng Hok Tjing Bio atau Klenten Kwan Im yang dibangun tahun 1962. Di depan banguna klenteng ini terdapat makam Tan Bun An dan juga Siti Farimah yang berdampingan. Pulau Kemaro menjadi saksi bisu kisah cinta mereka berdua yang berakhir menyedihkan.