VIDEO: Mentan Amran Cerita Ada Menteri Tak Jawab Persoalan Pupuk Subsidi

Momen panas terjadi ketika Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman emosi saat datanya disebut abal-abal oleh DPR

Menteri Amran Sulaiman meradang saat datanya disebut abal-abal oleh anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKS Slamet

Pemerintah juga dinilai pemerintah tidak becus mengurus minyak goreng subsidi atau MinyaKita.

Kementan telah bersurat kepada Polri untuk menindak tegas pelaku penyalahgunaan bantuan alat pertanian.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tidak bisa menyembunyikan marahnya saat mendengar curhatan dari kepala desa terkait distribusi pupuk yang bermasalah.

Dari pengakuan, Amran mengaku heran mendengar kabar distribusi pupuk belum tiba sudah satu tahun dikirim.

"Tolong managernya dicopot deh. Ini perintah! Copot! Cek masing-masing yang tidak sampai"

Ono menyampaikan aspirasi ini berdasarkan aspirasi dari petani dan kios-kios pupuk.

Ono menyampaikan ini berdasarkan aspirasi dari petani dan kios-kios pupuk

Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PDIP Ono Surono mempertanyakan masalah subsidi pupuk kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Rabu (13/3).

Mentan Amran mengungkapkan penyebab banyak petani tak dapat pupuk subsidi.

Mentan Amran mengatakan awal kehancuran dimulai dari orang titipan atau orang yang dikasihani

Mentan menduga ada permainan mafia pangan yang memainkan distribusi

Dugaan manipulasi data dilakukan mafia itu sedang diproses Satgas Pangan.

Bagi Mentan Amran, berbagi di momen Iduladha bukan sekadar tradisi, tetapi wujud empati yang lahir dari pengalaman hidup.

Prabowo menyinggung soal semangat Indonesia agar tidak lagi melakukan impor jangung di tahun 2026 mendatang.

Amran menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras mewujudkan prestasi ini

Korban pemerasan memutuskan untuk tidak melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian secara resmi.

Cadangan pupuk per 8 Mei mencapai 215.978 ton, atau 301% dari ketentuan stok minimum.

Prabowo mengatakan bahwa distribusi pupuk kini dilakukan dari pabrik langsung ke petani guna mengurangi tingginya biaya produksi karena tengkulak (middle man).

Persoalan penyaluran pupuk subsidi menjadi keluhan serius bagi petani.

Rahmad menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton untuk tahun 2025.

Distribusi pupuk subsidi kepada petani pada 2025 berjalan lancar. Hal ini turut dinikmati petani di Desa Iwul, Bogor.