Mentan Amran Sulaiman

Mentan Amran dijadwalkan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Pertanian Kerajaan Hasyimiyah Yordania.

Menurut Amran, sudah saatnya pertanian tidak lagi dipandang sebelah mata. Terlebih, jika dikelola dengan pendekatan teknologi.

Dia bercerita, kebijakannya untuk mempermudah distribusi pupuk dilatarbelakangi oleh kesulitan petani.

Menteri Pertanian Amran Sulaeman mengakui banyak godaan selama menjadi menteri di kabinet. Bahkan, ada yang menawarkan uang cash ratusan miliar.

Di sela-sela sebuah acara, Presiden Prabowo yang ditemani jajaran Menteri hingga pejabat daerah melempar guyonan.

Produksi pangan nasional mengalami peningkatan signifikan.

Presiden Prabowo mengapresiasi kerja keras anak buah yang berhasil menjaga kestabilan harga pangan dalam beberapa bulan terakhir.

Mentan Amran memantau langsung stok dan pergerakan masuknya gabah hasil panen petani di semua gudang.

Dalam sidak tersebut, ditemukan bahwa tujuh perusahaan telah mengurangi takaran minyak goreng Minyakita.

Menteri Pertanian terpilih untuk menerima penghargaan ini karena UNS memandang Amran sebagai sosok tauladan yang memiliki integritas, prestasi.

Berdasarkan informasi dihimpun, pertemuan Jusuf Kalla dan Prabowo akan dilakukan pukul 13.00 WIB.

Presiden Prabowo juga menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani sebagai produsen utama pangan.

Mentan Amran menegaskan bahwa kebijakan impor singkong akan diperketat. Semua impor singkong harus mendapatkan persetujuan dan rekomendasi Kementan.

Jenderal bintang empat Polri itu bahkan turun ke sawah langsung bersama Mentan Amran demi menuntaskan tugas khusus dari Presiden.

Dengan Oplah dan cetak sawah, kata Amran, kebutuhan beras Indonesia dapat tercukupi tanpa impor lagi.

Hal ini tercermin dari kebijakan strategis yang mendukung kesejahteraan petani, salah satunya melalui penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah.

Presiden juga memastikan peningkatan dukungan anggaran untuk sektor pertanian.

Menteri Pertanian, menemui Jaksa Agung (JA) Sanitiar Burhanuddin dalam rangka pengawasan percepatan swasembada di dalam negeri

Amran mengatakan, para petani juga diminta menyetorkan uang hingga Rp3 juta untuk satu unit kontraktor kecil.

Perwakilan staf yang maju mendapatkan sajadah dan tikus adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).