Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla

Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) tak akan diguyur hujan hingga 67 hari. Akibat kondisi ini, bencana kekeringan mengancam dan dikhawatirkan memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) dan prediksi probabilistik curah hujan dasarian (10 harian) hingga dua dasarian ke depan, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis pada beberapa kecamatan di kabupaten dan kota dengan status waspada hingga awas.

Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla
Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla

Daerah rawan kekeringan yang dimaksud adalah Palembang yang tersebar di Kecamatan Gandus (40 hari tanpa hujan), Seberang Ulu I (34 hari tanpa hujan), dan Sematang Borang (23 hari tanpa hujan). Kemudian di Banyuasin dengan rincian Kecamatan Rambutan (22 hari tanpa hujan) dan Sembawa (33 hari tanpa hujan).

Lalu Ogan Ilir terdiri dari Kecamatan Indralaya (36 hari tanpa hujan), Indralaya Utara (39 hari tanpa hujan), Muara Kuang (36 hari tanpa hujan), Tanjung Batu (35 hari tanpa hujan), dan Sungai Pinang (36 hari tanpa hujan).

Daerah rawan karhutla yang alami kemarau panjang yakni Ogan Komering Ilir. Mayoritas kecamatan tak bakal diguyur hujan dalam waktu lalu, seperti Jejawi (35 hari tanpa hujan), Pampangan (38 hari tanpa hujan), Pangkalan Lampam (36 hari tanpa hujan), dan Tulung Selapan (32 hari tanpa hujan).

Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla

Kemudian Ogan Komering Ulu (35 hari tanpa hujan), OKU Timur terdapat di Belitang (35 hari tanpa hujan), Buay Madang (67 hari tanpa hujan), dan OKU Selatan berada di Banding Agung (35 hari tanpa hujan).

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis mengungkapkan, kekeringan meteorologis biasanya diikuti berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan.

"Dampak dari hari tanpa hujan yang cukup lama sangat besar, apalagi daerah yang rentan terjadi karhutla," ungkap Wandayantolis, Selasa (3/10).

Informasi ini bisa dijadikan kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak ikutan dari kekeringan meteorologis. Masyarakat yang memerlukan informasi lebih detil dapat menghubungi Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan.

"Peringatan kondisi panas ekstrem ini telah disampaikan kepada pemerintah setempat untuk mewaspadai dampak kekeringan itu. Kondisi kebakaran hutan sampai saat ini masih berlangsung hingga menimbulkan kabut asap di Palembang," kata Wandayantolis.

Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla

Wandayantolis menyebut kemarau dengan sifat yang lebih kering disebabkan adanya El Nino. Dengan rendahnya uap air di udara akibat kemarau menyebabkan radiasi langsung matahari yang sampai ke permukaan bumi menjadi lebih tinggi dari biasanya.

© 2023 merdeka.com

"Pada kondisi terdapat uap air sebagian radiasi langsung tersebut akan diserap atau juga dipantulkan kembali ke atmosfer. Ketiadaan awan-awan juga menambah kuatnya radiasi matahari yang menembus permukaan tanah."

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis.

Sumsel Diprediksi Tanpa Hujan hingga 67 Hari, Mayoritas Daerah Rawan Karhutla

Artikel ini ditulis oleh
Yan Muhardiansyah

Editor Yan Muhardiansyah

Reporter
  • Budi Yansah

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Oksigen Diprediksi Akan Lenyap dari Bumi, Peneliti Ungkap Waktunya

Oksigen Diprediksi Akan Lenyap dari Bumi, Peneliti Ungkap Waktunya

Oksigen diprediksi akan lenyap satu miliar tahun lagi.

Baca Selengkapnya icon-hand
Hujan Buatan Guyur Bogor, Menteri LHK Klaim Kualitas Udara Membaik

Hujan Buatan Guyur Bogor, Menteri LHK Klaim Kualitas Udara Membaik

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengklaim kualitas udara di wilayah Bogor membaik seusai diguyur hujan hasil modifikasi cuaca.

Baca Selengkapnya icon-hand
Berkacama Hitam, Jenderal TNI Darah Kopassus Musnahkan Miras Hingga Senpi Kasus Prajurit Nakal

Berkacama Hitam, Jenderal TNI Darah Kopassus Musnahkan Miras Hingga Senpi Kasus Prajurit Nakal

Berikut potret Jenderal TNI musnahkan miras hingga senpi dengan kacamata hitamnya.

Baca Selengkapnya icon-hand
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bikin Bergetar Pesan Tegas Pangkostrad Letjen TNI Maruli di Depan Prajurit

Bikin Bergetar Pesan Tegas Pangkostrad Letjen TNI Maruli di Depan Prajurit

Sosok jebolan Akademi Militer tahun 1992 itu memberikan pesan tegas di hadapan para prajurit tangguh.

Baca Selengkapnya icon-hand
Capai 95,27% Kepesertaan JKN, Provinsi Riau Deklarasikan Predikat UHC

Capai 95,27% Kepesertaan JKN, Provinsi Riau Deklarasikan Predikat UHC

Pencapaian UHC di Provinsi Riau tentu tidak lepas dari komitmen bersama Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi Riau.

Baca Selengkapnya icon-hand
Mahasiswi Lulusan Terbaik Ini Jadi Sorotan Gara-Gara Isi Pidatonya Saat Wisuda, Umumkan Rencana Nikah dengan Dosen

Mahasiswi Lulusan Terbaik Ini Jadi Sorotan Gara-Gara Isi Pidatonya Saat Wisuda, Umumkan Rencana Nikah dengan Dosen

Berikut momen mahasiswi lulusan terbaik memberikan pidato wisuda yang langsung menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya icon-hand
Di Hadapan Mahasiswa ITB, Laksamana Sukardi Jelaskan Komorbid yang Bisa Menghancurkan Negara

Di Hadapan Mahasiswa ITB, Laksamana Sukardi Jelaskan Komorbid yang Bisa Menghancurkan Negara

Komorbid bangsa dimaksud Sukardi sudah dirangkum dalam sebuah buku karyanya berjudul Pancasalah.

Baca Selengkapnya icon-hand