VinFast VF3, 'Raksasa Kecil' yang Mengubah Paradigma Mobilitas Listrik di Indonesia
Seperti halnya titan mitologis yang memiliki pengaruh besar meskipun akhirnya digantikan oleh para dewa Olympus, VF3 bertujuan meninggalkan kesan EV besar.

Dalam mitologi Yunani, Titan merupakan entitas ilahi yang memiliki kekuatan luar biasa, dewa-dewa primordial yang kehadirannya membentuk dunia. Di ajang IIMS 2025, VinFast Indonesia meluncurkan jenis titan yang berbeda—yang menantang pemahaman tradisional dengan mengemas ketangguhan dalam ukuran yang lebih kecil.
VinFast VF3, yang dikenal dengan sebutan 'The Tiny Titan', muncul sebagai salah satu penawaran utama dalam perkembangan kendaraan listrik di Indonesia, menantang pandangan tentang kemampuan EV berukuran kecil. "VinFast VF3 kami namakan 'The Tiny Titan', karena dari segi ukuran, jarak tempuh, dan fitur yang dimiliki, EV Mini SUV ini akan menjadi produk yang paling kompetitif di kelasnya," ungkap Davy Tuilan, Direktur Penjualan dan Pemasaran VinFast Indonesia, saat peluncuran pada 13 Februari 2025.
Julukan tersebut mencerminkan visi VinFast dalam tagline mereka Unbound Imagination: inovasi tanpa batas, menghadirkan kendaraan listrik yang futuristik, serta mendorong batasan dalam teknologi dan desain. Yang membuat titan mini ini begitu menarik adalah keseimbangan harmonis antara berbagai kontradiksi—kompak tetapi luas, terjangkau namun dilengkapi banyak fitur, berukuran kecil namun ambisius dalam performa.
Seperti titan dalam mitologi yang memiliki pengaruh besar, VF3 bertujuan untuk menawarkan kepraktisan yang berbeda dari EV besar di industri otomotif Indonesia, sambil tetap mempertahankan jejak fisik yang minimal dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Sosok Mungil Berjiwa Titan

VinFast VF3 muncul sebagai pendatang baru di pasar mobil listrik Indonesia pada tahun 2025, berusaha menantang dominasi Wuling Air EV yang telah lebih dahulu beroperasi. Dengan dimensi kompaknya (3.190 × 1.679 × 1.652 mm), kendaraan ini menyimpan kemampuan yang mengejutkan. Meskipun lebih pendek dibandingkan city car konvensional seperti Toyota Agya (3.760 mm), VF3 dapat menampung empat penumpang dengan nyaman berkat desain interior yang telah dioptimalkan.
Desainnya mengusung konsep SUV mini yang kuat. Garis-garis tegas dan postur yang kokoh memberikan kesan maskulin meskipun ukurannya kecil. Dengan ground clearance 175 mm yang cukup, kendaraan ini menawarkan kemudahan dalam bermanuver di jalan perkotaan yang sering kali tidak rata, sementara dua pintu sampingnya yang lebar memberikan akses yang lebih nyaman.
Baterai 18,64 kWh yang dimiliki 'Tiny Titan' ini mampu berakselerasi dari 0-100 km/jam dalam waktu 19 detik—sebuah responsivitas yang ideal untuk navigasi di perkotaan dengan pola stop-and-go. Kecepatan maksimumnya mencapai 100 km/jam, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mobilitas di dalam kota dan sesekali melaju di jalan tol.
Jantung pacu VF3 menggunakan baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) yang menjanjikan jarak tempuh hingga 215 km dalam sekali pengisian (berdasarkan standar NEDC). Ini setara dengan konsumsi energi sekitar 8,3 kWh per 100 km, atau sekitar 12 km per kWh—angka yang mengesankan untuk kendaraan yang dapat menampung empat penumpang. Jika dibandingkan dengan pesaing terdekatnya, VF3 lebih efisien.
Motor listrik VF3 menghasilkan daya sebesar 40 hp dengan torsi instan mencapai 110 Nm, memberikan respons cepat di kecepatan rendah hingga menengah—karakteristik yang sangat menguntungkan saat berkendara di tengah kemacetan kota.
Untuk pengisian daya, VF3 dapat diisi menggunakan fast charger, memungkinkan pengisian dari 10% ke 70% hanya dalam waktu 36 menit.
Dari segi penampilan, VF3 tersedia dalam empat pilihan warna eksterior standar, yaitu Jet Black (eksklusif untuk pasar Indonesia), Infinity Blanc, Crimson Red, dan Zenith Grey.
VinFast juga menyediakan empat pilihan warna two-tone premium: Summer Yellow, Urban Mint, Sky Blue, dan Rose Pink, yang dilengkapi dengan atap berwarna putih.
Nilai Ekonomis dalam Angka

VinFast menghadirkan VF3 sebagai pilihan yang terjangkau dalam segmen kendaraan listrik kecil. Saat diluncurkan di IIMS 2025, VF3 diperkenalkan dengan harga sekitar Rp227,65 juta (sudah termasuk baterai), serta menawarkan program cashback sebesar Rp7,85 juta untuk seribu pembeli pertama. Dengan demikian, harga efektifnya menjadi sekitar Rp220 juta.
VinFast juga memberikan fasilitas pengisian daya gratis di jaringan charger V-GREEN (mitra VinFast) hingga tahun 2028, yang merupakan keuntungan finansial yang signifikan dalam jangka menengah.
Salah satu keunggulan utama dari mobil listrik, termasuk VF3, adalah kemudahan dalam perawatannya. Tidak ada lagi kerumitan mesin pembakaran internal yang memiliki ratusan komponen bergerak. Yang ada hanyalah motor listrik dengan komponen yang lebih sedikit, sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan.
Perawatan rutin VF3 terutama mencakup oli gardan (reducer), cairan rem, filter AC, dan pemeriksaan sistem kelistrikan. Tidak diperlukan penggantian oli mesin, busi, filter udara, atau tune-up seperti pada kendaraan konvensional.
Kampas rem VF3 juga memiliki masa pakai yang lebih lama berkat sistem regenerative braking, yang mengurangi keausan dengan mengubah energi kinetik menjadi listrik saat pengereman. Ini semakin menekan biaya perawatan dalam jangka panjang.
"BEV (Battery Electric Vehicle) mampu mengubah sekitar 85-90% energi listrik menjadi tenaga, sedangkan ICE (Internal Combustion Engine) hanya dapat mengonversi sekitar 20-30% energi bahan bakar, karena sebagian besar energi terbuang sebagai panas," jelas Yannes Martinus Pasaribu, seorang pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam wawancara dengan ANTARA pada Selasa (18/3/2025).
Ekonomi Operasional Harian

Hasil simulasi biaya operasional VF3 menunjukkan tingkat efisiensi yang sangat baik. Misalnya, untuk penggunaan di Jakarta dengan rata-rata jarak tempuh harian sebesar 24,42 km, berdasarkan penelitian dari Universitas Indonesia yang berjudul Perilaku Pemilihan Moda Transportasi Pekerja Komuter: Studi Kasus Jabodetabek, VF3 diperkirakan hanya memerlukan sekitar 2,03 kWh listrik setiap harinya.
Dengan asumsi tarif listrik rumah tangga sebesar Rp1.444/kWh, total biaya energi harian hanya sekitar Rp2.931, yang berarti sekitar Rp87.940 per bulan.
Jika dibandingkan, mobil berbahan bakar bensin dengan efisiensi 12 km/liter untuk jarak yang sama akan menggunakan sekitar 2,035 liter Pertalite per hari. Dengan harga Rp10.000 per liter, biaya bahan bakarnya mencapai Rp20.350 per hari atau sekitar Rp610.500 per bulan. Dengan demikian, penghematan yang diperoleh mencapai Rp522.560 per bulan—jumlah yang cukup signifikan untuk menutup selisih harga pembelian awal dalam beberapa tahun ke depan.
Bahkan jika pengguna sering mengisi daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) publik dengan tarif yang lebih tinggi (Rp2.465-Rp2.774/kWh), biaya per kilometer untuk VF3 tetap jauh lebih ekonomis dibandingkan mobil berbahan bakar bensin.
Simulasi tarif SPKLU:
- Tarif rendah (Rp2.465/kWh) → biaya per km sekitar Rp205/km.
- Tarif tinggi (Rp2.774/kWh) → biaya per km sekitar Rp231/km.
Sementara itu, biaya per kilometer untuk mobil bensin mencapai Rp833/km, sehingga VF3 tetap lebih efisien sekitar Rp602-Rp628/km atau selisih 72-75%.
Keuntungan tambahan lainnya adalah pembebasan dari aturan ganjil-genap di Jakarta, yang memberikan fleksibilitas dalam penggunaan tanpa harus memiliki dua kendaraan atau bergantung pada moda transportasi alternatif pada hari-hari tertentu.
Infrastruktur Pengisian yang Terus Berkembang

PLN berencana untuk meningkatkan jumlah SPKLU dengan tingkat okupansi tinggi hingga 7,5–8 kali lipat, terutama sebagai persiapan untuk masa mudik Lebaran 2025.
“Setiap rest area kini dilengkapi dengan SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) yang menggunakan teknologi fast charging dan jarak antar stasiun hanya sekitar 22 km,” ungkap Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, sebagaimana dikutip pada Selasa (18/3/2025).
Untuk pengguna VF3 di kota-kota besar seperti Jakarta, infrastruktur pengisian sudah cukup baik untuk keperluan sehari-hari, dengan ratusan titik SPKLU yang mencakup fast charger di pusat perbelanjaan, perkantoran, SPBU, dan rest area tol.
Dalam perjalanan antarkota, seperti rute Jakarta-Bandung (sekitar 150 km), pengisian VF3 masih dapat dilakukan dalam sekali pengisian, dengan beberapa SPKLU tersedia di rest area tol Cipularang jika diperlukan.
VinFast berencana untuk memperluas jaringan pengisian melalui kerja sama dengan V-GREEN, dengan target mencapai puluhan ribu portal pengisian di seluruh Indonesia.
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani menyatakan bahwa VinFast berencana untuk membangun secara bertahap antara 30.000 hingga 100.000 SPKLU. Rosan mengungkapkan bahwa nilai investasi tersebut dapat mencapai sekitar satu miliar dolar AS.
"Investasi untuk stasiun pengisian, jika tidak salah, untuk 100.000 SPKLU diperkirakan sekitar satu miliar dolar AS. Namun, saya perlu memeriksa lagi, agak lupa, karena dilakukan secara bertahap dari 30.000 hingga 100.000," ujarnya.
Selain itu, VinFast juga telah menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi di Indonesia dengan membangun pabrik mobil listrik (electric vehicle/EV) di Kota Subang, Jawa Barat, dengan nilai mencapai Rp4 triliun.
"Mereka berinvestasi di pabrik mobil listrik di Subang seluas 120 hektare. Rencananya, mereka ingin memproduksi 50 ribu kendaraan per tahun, dengan total investasi mencapai Rp4 triliun," tambah Rosan.
V-GREEN adalah perusahaan yang mengembangkan infrastruktur pengisian kendaraan listrik (EV) yang didirikan oleh Pham Nhat Vuong, pendiri VinFast. Mereka menjalin kerja sama strategis dengan eTreego untuk memperluas jaringan pengisian di tiga negara utama di Asia Tenggara.
V-GREEN saat ini mengoperasikan jaringan stasiun pengisian EV terbesar di Vietnam, mencakup 63 provinsi dengan rencana total 150.000 titik pengisian terpasang. Dengan menyediakan jaringan pengisian yang handal di pasar baru, termasuk Indonesia, V-GREEN memudahkan VinFast untuk memasuki negara-negara tersebut dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggannya.
Menyongsong Era Listrik dengan Si Mungil Bertenaga

VinFast VF3, yang dijuluki 'The Tiny Titan', muncul sebagai pendorong utama dalam perkembangan ekosistem mobilitas listrik di Indonesia. Dengan nilai tawar yang menggabungkan efisiensi energi, biaya operasional yang rendah, serta harga yang bersaing, VF3 memberikan akses yang lebih mudah dan terjangkau menuju era elektrifikasi transportasi.
Meskipun harus menghadapi berbagai tantangan seperti infrastruktur elektrifikasi yang masih belum merata di Indonesia, kehadiran VF3 menandakan langkah positif dalam memperluas aksesibilitas kendaraan listrik di tanah air. Mobil listrik kini tidak hanya untuk segmen premium, tetapi juga mulai menyasar pasar yang lebih luas.
Dengan dimensi kompaknya, VF3 membuktikan bahwa revolusi dalam mobilitas listrik tidak harus dimulai dengan kendaraan yang besar dan mahal. Seringkali, inovasi yang paling berarti hadir dalam bentuk yang kecil namun efisien—sebuah filosofi yang mungkin akan menjadi kunci dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia dalam waktu dekat.