Pabrik BYD di Subang akan Mulai Beroperasi pada Awal Tahun 2026
BYD menguatkan komitmennya di pasar Tanah Air dengan memastikan mulai merakit lokal pada awal 2026. Simak selengkapnya!

PT BYD Motor Indonesia berhasil mencapai hasil yang memuaskan di tahun pertamanya beroperasi di Indonesia. Pada tahun 2024, BYD berhasil mengirimkan lebih dari sepuluh ribu unit kepada konsumen, sehingga menjadi pemimpin di sektor kendaraan listrik (EV) di negara ini. Liu Xueliang, General Manager Divisi Penjualan Otomotif Asia Pasifik BYD, menyatakan bahwa selama tahun 2024, BYD Indonesia telah menyerahkan unit kepada 15.433 pelanggan. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada BYD.
“Sampai saat ini, kami telah berhasil mendistribusikan sebanyak 15.000 unit. Ini bukan hanya sekadar angka, melainkan juga merupakan pengakuan dari 15.000 rumah tangga yang telah memilih mobil listrik BYD. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pemilik mobil listrik BYD di Indonesia,” ujar Liu di Kantor Pusat BYD Indonesia, Autograph Tower, Jakarta pada hari Senin (20/1/2025).

Di samping itu, BYD berhasil meraih posisi teratas di tingkat nasional dalam segmen kendaraan listrik (EV) dengan menguasai pangsa pasar sebesar 36 persen. Perusahaan ini berperan penting dalam meningkatkan pangsa pasar EV di Indonesia, yang naik dari 1,7 persen pada tahun 2023 menjadi 5 persen pada tahun 2024.
Model BYD M6 menjadi pendorong utama kesuksesan BYD di pasar domestik. Sejak mulai mengirimkan unit pada Juni 2024, M6 telah terdistribusi sebanyak 6.125 unit kepada para pelanggan. Selanjutnya, BYD Seal menyusul dengan 4.829 unit, diikuti oleh Atto 3 yang mencapai 3.292 unit, dan Dolphin dengan 1.187 unit.
Kelanjutan Pabrik BYD di Subang
Luther T. Panjaitan, yang menjabat sebagai Kepala Pemasaran PR & Hubungan Pemerintah BYD Indonesia, mengungkapkan bahwa pabrik BYD Indonesia yang terletak di Subang Smartpolitan, Jawa Barat, diperkirakan akan selesai dibangun pada akhir tahun 2025 dan akan mulai beroperasi pada awal tahun 2026. “Kami sedang melakukan pencocokan bisnis antara BYD dan industri lokal, berupaya untuk mengumpulkan produsen-produsen lokal sebagai wujud komitmen terhadap industri berbasis lokal. Sesuai dengan komitmen yang ada, kami menargetkan untuk mulai beroperasi pada awal 2026. Kami harus menyelesaikan pembangunan fasilitas manufaktur agar dapat memulai produksi pada awal tahun 2026,” terang Luther dalam kesempatan yang sama.

Luther menyoroti kemungkinan BYD untuk melakukan perakitan baterai di Indonesia secara lokal. Ia berpendapat bahwa hal ini sangat mungkin, mengingat BYD adalah salah satu produsen baterai kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. “BYD merupakan salah satu pemain utama dalam industri baterai EV global. Saat ini, kami lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan internal kami. Pengembangan baterai akan menjadi aspek yang krusial dalam beberapa tahun mendatang, terutama dengan adanya regulasi pemerintah yang mengharuskan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen pada tahun 2026. Oleh karena itu, baterai akan menjadi salah satu solusi yang penting,” tambahnya.
“Tentu saja diperlukan berbagai penelitian, tetapi hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil. Jika itu benar-benar menjadi solusi untuk memenuhi TKDN dan memberikan nilai tambah bagi industri di Indonesia, mengapa tidak dilakukan? Mengingat kita adalah pemain utama di sektor baterai, seharusnya tidak ada kesulitan,” tegas Luther.