Pusat Penelitian Tebu di Pasuruan Ini Ternyata Pernah Selamatkan Industri Gula Dunia, Ini Kisahnya
Wabah itu menyebabkan tebu-tebu yang ditanam di perkebunan mengalami cacat karena tidak memilii batang.
Wabah itu menyebabkan tebu-tebu yang ditanam di perkebunan mengalami cacat karena tidak memilii batang.
Pada 1800-an, pemerintah Belanda begitu mengandalkan industri gula di Indonesia. Total ada ribuan pabrik aktif, hingga periode 1900 an. Sayangnya di awal abad ke 20 muncul wabah sereh yang membuat bisnis manis itu menjadi pahit.
Dampak wabah ini membuat industri gula di dunia mulai mengurangi produksinya. Sebab tebu yang ditanam tidak bisa diolah menjadi gula. Pabrik-pabrik gula hampir rontok di banyak wilayah pulau Jawa.
Akhirnya, kondisi itu mendorong pemerintah kolonial Belanda untuk membangun pusat penelitian gula di tiga daerah yakni Semarang, Majalengka dan Pasuruan, Jawa Timur.
Ketiganya mengandalkan insinyur handal di bidang bioteknologi dan tanaman dalam mengembangkan kualitas tebu agar selalu baik.
Menariknya para peneliti tanaman tebu di Pasuruan kemudian berhasil menemukan solusi untuk menghentikan penyebaran wabah penyakit terhadap tebu yang melanda di dunia melalui varietas POJ2878.
Mengutip laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, di akhir 1800 sampai awal 1900 menjadi masa yang kelam bagi para pelaku industri gula. Pabrik berhenti beroperasi, para petani menganggur dan pemegang saham bangkrut.
Penyebabnya adalah hama sereh yang menyerang tanaman tebu kala itu, di mana tebu-tebu yang ditanam tidak tumbuh sempurna, melainkan dari tunas langsung daun, mirip tanaman sereh.
Wabah sereh pertama kali terjadi di perkebunan Jawa Barat, dan lambat laun menyebar di hampir seluruh pulau Jawa, sehingga proses panen tidak mungkin bisa dilakukan.
Setelah munculnya wabah, sejumlah pusat penelitian tebu pun dibangun, salah satunya Proefstation Oost-Java (POJ) atau stasiun percobaan (tebu-gula) di Kota Pasuran, Jawa Timur.
Mengutip p3gi.co.id, pembangunan pertama dilakukan pada 9 Juli 1887, dan saat dioperasikan POJ memiliki direktur, Dr. J.G. Kramers dan deputi direktur, J.D. Kous.
Sebenarnya pusat penelitian gula sudah dibangun sebelum di Pasuruan yakni Het Proefstation Midden Java 1885 Semarang dan Proefstation voor Suikerriet in West Java di Majalengka.
Peran POJ Pasuruan dalam memperbaikki industri gula dunia rupanya berhasil melalui kawin silang antara tebu (Saccharum officinale) dan gelagah (Saccharum spontaneum).
Dari situ, kemudian lahir produk tebu yang lebih tahan terhadap penyakit hama sereh yakni POJ 2878.
Setelah dilakukan berbagai percobaan dan penelitian, POJ 2878 itu disebar ke seluruh perkebunan tebu di Pulau Jawa.
Delapan tahun setelah dirilis, POJ 2878 telah ditanam di 90 persen areal tebu di Jawa. Kehadirannya berhasil menyelamatkan industri gula dunia yang nyaris ambruk.
POJ terus produktif untuk menjaga kestabiln produksi gula di pulau Jawa, khususnya Jawa Timur.
Pada 1930, POJ kemarin merilis POJ 3016, yang merupakan varietas tebu dengan kualitas super yang tahan dengan berbagai gangguan hama.
Menurut artikel yang ditulis Abraham Nurcahyo dengan judul, “Tata Kelola Industri Gula di Situbondo Masa Kolonial dan Kebijakan Pergulaan Masa Kini” dalam Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya (2011), menuliskan jika produksi gula semakin mengalami peningkatan dari 151 kuintal per hektare pada 1928 menjadi 176,3 kuintal per hektare pada 1940, setelah POJ 3016 disebar.
Nama POJ sendiri berubah-ubah sesuai zaman. Di masa pasca kemerdekaan, pemerintah Indonesia mengakuisisi POJ dan mengganti namanya menjadi Balai Penyelidikan Perusahaan-Perusahaan Gula (BP3G) dan saat ini menjadi Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia.
Bentuk bangunan di sini tidak diubah banyak, sehingga bentuk aslinya sejak zaman Belanda masih terlihat cukup jelas. Beberapa ruang juga masih difungsikan seperti ruang peneliti, ruang kerja, ruang mesin giling, administrasi dan aula pertemuan.
Pengunjung diperbolehkan untuk melihat catatan dan arsip sejarah dari gedung penelitian seluas 10 hektare itu.
Dalam penyesuaian ke depan, yang didasari oleh alasan kesehatan masyarakat, perlu dilakukan secara hati-hati dan kalkulatif untuk menciptakan keseimbangan.
Baca SelengkapnyaGeliat perbaikan ekonomi pasca pandemi khususnya di sektor usaha pertambangan, konstruksi dan perkebunan sangat positif hingga semester pertama 2023.
Baca SelengkapnyaDemi mendorong daya saing industri karet sintetis, Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jakarta berikan izin gudang berikat ke PT LBL Global Links.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca SelengkapnyaKementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berupaya agar warga di sekitar Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dapat terserap industri-industri yang ada.
Baca SelengkapnyaSetiap ada kebakaran lahan di lokasi perusahaan, masyarakat yang jadi korban, mulai masalah kesehatan hingga proses pembelajaran dan pendidikan.
Baca SelengkapnyaAglomerasi pabrik diperuntukkan bagi pengusaha pabrik dengan skala industri kecil dan menengah
Baca SelengkapnyaIndustri percetakan bakal naik 100 persen karena adanya pemilu.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menghadirkan Pusat Oleh-Oleh Produk Perikanan yang berkualitas di Kabupaten Rembang
Baca Selengkapnya