Mencicipi Jajanan Tradisional Legomoro Khas Kota Gede, Mengajarkan Keikhlasan
Bentuk Legomoro unik karena dibentuk segiempat memanjang kemudian diikat dengan tali bambu.
Bentuk Legomoro unik karena dibentuk segiempat memanjang kemudian diikat dengan tali bambu.
Legomoro merupakan jajanan tradisional yang bisa ditemukan di pasar tradisional Kotagede. Mengutip kanal budaya-indonesia.org, jajanan khas Kotagede ini memiliki cita rasa dominan gurih. Hal ini dikarenakan Legomoro terbuat dari perpaduan santan, cacahan daging serta bumbu khusus. Legomoro mirip dengan lemper. Namun, bedanya terdapat pada bungkus dan ukurannya. Legomoro berbentuk segiempat, memanjang dan diikat dengan tali bambu di tengahnya. Sedangkan lemper dibungkus daun pisang dan ditusuk lidi di sisi kanan dan kirinya.
Mengutip jurnal digilib.isi.ac.id berjudul Nuansa Modern Jajanan Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta karya Alya Diti Adlina, Legomoro biasanya digunakan untuk seserahan pada proses pernikahan.
Bahkan hingga saat ini Legomoro masih dipertahankan oleh masyarakat sekitar sebagai tradisi prosesi pernikahan. Biasanya jajanan ini dibawa oleh pihak laki-laki dan diserahkan untuk pihak perempuan.
Dahulu jajanan Legomoro disajikan untuk acara-acara khusus seperti upacara adat atau hajatan. Namun kini Legomoro bisa ditemukan di Pasar Kotagede. Biasanya, Legomoro dijual mulai dari Rp2.000 hingga Rp3.500. (Foto : Pixabay)
Dalam bahasa Jawa, Legomoro memiliki arti “atine lego, le moro yo lego”. Artinya, yang datang membawa kelegaan atau ikhlas dan yang didatangi juga mendapat kelegaan atau ikhlas. Mengutip kanl budaya-indonesia.org, sehingga makna lengkapnya adalah saat kita datang ke sebuah hajatan atau acara harus memiliki hati yang ikhlas atau lega. Maka tidak heran jika jajanan ini kerap disajikan saat acara-acara khusus seperti upacara adat ataupun hajatan.
Legomoro sangat mudah dibuat sendiri di rumah. Mengutip laman cookpad.com, berikut resep dan cara membuat Legomoro. Bahan-bahan : • 500 gr beras ketan putih • 200 ml santan kental • ½ sdt garam • 2 sdm gula pasir • 2 buah pisang • 1 lembar daun pandan • Daun pisang (pembungkus)
Cara membuat : • Rendam beras ketan putih semalam dan cuci bersih lalu kukus selama kurang lebih 20 menit. • Rebus santan serta campurkan garam, gula dan daun pandan hingga mendidih, jangan lupa untuk diaduk. • Masukan beras ketan yang sudah setengah mateng ke dalam rebusan santan. Kecilkan api, aduk hingga santan meresap dengan beras. • Panaskan kukusan dan iris-iris pisang. • Ambil adonan sedikit lalu pipihkan diatas daun pisang, isi dengan pisang di tengahnya lalu gulung atau lipat. Selanjutnya ikat dengan tali bambu. • Kukus adonan selama kurang lebih 25 menit, kalau sudah matang sajikan.
Jajanan tradisional milik masyarakat Padang ini cukup populer.
Baca SelengkapnyaKeunikan dari tembikar tradisional Sungai Janiah ada pada pembentukan tembikar yang dibuat sembari dipangku di atas pelukan pengrajin yang duduk berselonjor.
Baca SelengkapnyaTarian tradisional Ketuk Tilu yang berasal dari Jawa Barat ini ternyata memiliki makna sangat mendalam.
Baca SelengkapnyaJenang merupakan kudapan tradisional yang terkenal dengan cita rasa manis legit. Apa jadinya jika jenang terbuat dari belimbung wuluh yang terkenal asam?
Baca SelengkapnyaDalam bahasa Jawa, mlumah berarti terlentang dan murep artinya tengkurap.
Baca SelengkapnyaRombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam
Baca SelengkapnyaKue Saren, makanan tradisional yang langka khas Jambi yang menggunakan pewarna alami dari abu kayu jeruk purut.
Baca SelengkapnyaMauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaTradisi dilakukan pada 14 Rabiul Awal di tempat-tempat keramat yang dianggap suci.
Baca Selengkapnya