Cerita Toko Roti Tegal di Matraman, Tempat Soe Hok Gie Nyatakan Cinta Sebelum Meninggal di Gunung Semeru
Katanya, Soe Hok Gie menyatakan perasaannya ke perempuan yang ia kagumi di toko roti ini.
Katanya, Soe Hok Gie menyatakan perasaannya ke perempuan yang ia kagumi di toko roti ini.
Cerita Toko Roti Tegal di Matraman, Tempat Soe Hok Gie Nyatakan Cinta Sebelum Meninggal di Gunung Semeru
Toko roti Tegal jadi salah satu tempat legendaris yang masih eksis di wilayah Matraman, Kota Jakarta Timur. Ada banyak hal menarik di sini, seperti dijajakannya kue dan roti lawas juga terdapatnya kisah cinta tokoh penggerak Soe Hok Gie.
Toko roti ini berlokasi di Jalan Matraman Raya No.68 10, RT.10/RW.2, Kebon Manggis. Walau bangunannya sudah modern, namun nuansa jadul dari kue yang dijajakan begitu kental terasa.
-
Siapa yang punya toko roti terkenal itu? Pria asal Trenggalek yang akrab disapa Cak O ini sudah kenyang dengan asam garam kehidupan berkarier. Ia pernah merantau ke Jakarta hingga Kalimantan, namun uangnya selalu habis untuk kebutuhan sehari-hari.
-
Dimana Soe Hok Gie meninggal? Detik-detik meninggalnya Soe Hok Gie terjadi pada tanggal 16 Desember 1969 di Gunung Semeru, Jawa Timur.
-
Siapa yang mendirikan Toko Tio Tek Hong? Dalam buku Keadaan Jakarta Tempo Doeloe: Sebuah Kenangan 1882 – 1952, menceritakan bahwa toko tersebut didirikan oleh anak dari seorang pengusaha sukses Tionghoa di Batavia. Didirikan Oleh Anak Pengusaha Batavia Anak yang diketahui bernama sama, Tio Tek Hong ini mewarisi darah pengusaha dari sang ayah.
-
Dimana toko roti itu berlokasi? Toko roti di kawasan Rawa Belong, Palmerah, Kota Jakarta Barat mampu menyiasati kenaikan harga bahan pokok yang terjadi belakangan.
-
Apa itu Toko Tio Tek Hong? Bangunan tersebut kabarnya merupakan merupakan salah satu toko serba ada (Toserba) berkonsep modern pertama di Indonesia. Letaknya berada di Jalan Pintu Air Raya, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat.
-
Dimana lokasi Toko Tio Tek Hong? Letaknya berada di Jalan Pintu Air Raya, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat.
Tempat ini juga jadi salah satu toko roti tertua di Jakarta, karena sudah eksis sejak 1948. Ini merupakan cabang dari toko kue yang pusatnya ada di Kota Tegal, Jawa Tengah. Yuk selami kisah menariknya berikut.
Gambar: Youtube Kang Adi Conciense
Berdiri Sejak 76 Tahun Silam
Mengutip laman Disparekraf DKI, toko roti Tegal berdiri di Jakarta sejak 1948. Ini merupakan cabang dari toko utamanya di Kota Tegal Jawa Tengah yang sudah ada sejak 1932.
Mulanya, toko roti ini mendirikan bangunan di Matraman 21, yang saat ini menjadi Hotel Menteng. Sejak dulu, toko roti ini menjual berbagai kue tradisional, roti manis hingga roti tawar yang menggugah selera.
Harganya juga murah, untuk roti manis mulai dari Rp9 ribu hingga Rp12 ribu per potong. Roti dan kue yang disajikan juga selalu fresh, dan terjamin kualitasnya.
Bawa Suasana Nostalgia
Sisi menarik dari tempat ini adalah vibes nostalgia dari beberapa barang yang pada tahun 1950 sampai 1970-an terkenal. Benda-benda tersebut di antaranya lemari, etalase toko hingga toples kaca besar sebagai wadah permen.
Toples-toples kaca itu berisi beberapa jenis permen, seperti permen cokelat, permen warna warni hingga permen susu jadul.
Suasana toko yang tenang membuat pengunjung bisa menyantap kue dan roti manis secara langsung di bangku deret yang disediakan pengelola.
Sediakan Aneka Roti dan Kue Tradisional
Di toko roti Tegal tersedia aneka jenis roti, mulai dari roti keju, cokelat sampai kismis yang bertekstur empuk dan lembut. Roti-roti ini juga mengeluarkan aroma harum yang khas, dengan rasa lezat khas lawas.
Selain itu, adapula aneka jajanan pasar tradisional seperti onde-onde, risoles, pastel, dadar gulung, kue Mutiara, kue cokelat dan lain sebagainya.
Cara displaynya konon masih seperi dulu dengan penataan di dalam lemari kaca yang bisa dipilih secara langsung oleh pembeli. Ini mengembalikan memori masa lalu saat ikut orang tua membeli jajan pasar.
Berbalut Kisah Cinta Soe Hok Gie
Di sana juga terdapat kisah cinta Soe Hok Gie, seorang aktivis mahasiswa sekaligus tokoh penggerak yang terkenal di era 1960-an. Menurut buku Gie dan Surat-Surat yang Tersembunyi (2016), di Toko Roti Tegal ia menembak perempuan yang ia kagumi yang bernama Nurmala Kartini Panjaitan.
Ketika itu, Soe Hok Gie menyatakan perasaannya di toko roti legendaris tersebut pada 11 Desember 1969.
"Meski hujan turun rintik-rintik, badan dan rambut saya setengah basah, perasaan saya senang dan hangat sekali" tutur Kartini setelah Soe Hok Gie menyatakan perasaannya.
Tanpa Ada Firasat
Menurut Kartini, Soe Hok Gie saat itu mengatakan betapa menyayanginya dia. Sehingga Soe Hok Gie menyatakan perasaannya di Kamis sore yang gerimis itu.
Namun kencan itu rupanya merupakan momen Soe Hok Gie pamit ke Kartini karena ia akan mendaki Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur keesokan harinya.
Kartini mengaku tak ada firasat apapun, terkait pamitnya Soe Hok Gie ke gunung tertinggi di pulau Jawa itu. Ia pun baru mengetahui kepergian kawan dekatnya itu setelah satu minggu berpamitan.
Bagian depan toko roti dan kue Tegal yang legendaris di Matraman yang konon jadi saksi bisu kisah cinta Soe Hok Gie.