
Kunjungi Umat Muslim Korban Genosida, Presiden Soeharto Tembus Medan Perang Penuh Sniper
PBB tak mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu. Namun Presiden Soeharto bersikeras untuk pergi.
PBB tak mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu. Namun Presiden Soeharto bersikeras untuk pergi.
Tahun 1992-1995, konflik di Balkan memakan korban ribuan Muslim Bosnia.
Tentara Republik Srpska dan pasukan paramiliter Serbia-Bosnia melakukan genosida kepada etnis Muslim Bosnia.
Pembantaian, pemerkosaan dan pemusnahan etnis terjadi di sini.
Anggota rombongan kaget. Baru saja mereka mendengar kabar pesawat yang ditumpangi Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang ke Bosnia.
Namun insiden penambakan itu tidak menyurutkan langkah pemimpin negara Non Blok ini berangkat ke Bosnia.
Syaratnya, Soeharto harus menandatangani surat pernyataan risiko.
Artinya PBB tak bertanggung jawab jika suatu hal menimpa Presiden RI kedua ini di Sarajevo.
Kolonel Sjafrie Sjamsoeddin, Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden sempat ketar-ketir juga
Apalagi saat Soeharto menolak mengenakan helm baja. Dia juga tak mau menggunakan rompi antipeluru seberat 12 kg yang dikenakan oleh setiap anggota rombongan.
"Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja," ujar Soeharto pada Sjafrie.
Saat mendarat di Sarajevo, Sjafrie melihat senjata 12,7 mm yang biasa digunakan untuk menembak jatuh pesawat terbang terus bergerak mengikuti pesawat yang ditumpangi rombongan Presiden Soeharto.
"Melihat Pak Harto begitu tenang, moral dan kepercayaan diri kami sebagai pengawalnya pun ikut kuat, tenang dan mantap. Presiden saja berani, mengapa kami harus gelisah," beber Sjafrie.
Setelah mendarat, bukan berarti masalah selesai. Mereka harus melewati Sniper Valley, sebuah lembah yang menjadi medan pertarungan para penembak jitu
Pak Harto naik panser VAB yang sudah disediakan Pasukan PBB. Walau di dalam panser, bukan berarti mereka akan aman 100 persen dari terjangan peluru sniper.
Tapi Presiden Soeharto santai-santai saja.
Tidak ada air mengalir, sehingga air bersih harus diambil dengan ember. Pengepungan yang dilakukan milisi Serbia benar-benar meluluh-lantakan kondisi Bosnia.
Presiden Bosnia Herzegovina Alija Izetbegovic menyambut hangat kedatangan Presiden Soeharto. Dia benar-benar bahagia Soeharto tetap mau menemuinya walaupun harus melewati bahaya.
"Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok," jawab Pak Harto.
"Ya itu bisa kita kendalikan. Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik, mereka jadi tambah semangat," kata Pak Harto.
Kata-kata itu membekas di hati Sjafrie. Bahkan sampai puluhan tahun kemudian, dia masih ingat kata-kata Presiden Soeharto tersebut.
Demikian ditulis dalam buku Pak Harto The Untold Stories.
Kisah Presiden Soeharto Tembus Medan Perang Bantu Umat Muslim Bosnia
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret lawas Presiden Soeharto saat menghadiri pelantikan Perwira Akpol di Istana Negara tahun 1987 mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaPotret Presiden Soeharto saat memimpin sidang terakhir Kabinet Pembangunan II viral menarik perhatian siapapun yang melihatnya.
Baca SelengkapnyaKecantikan Mamiek berhasil menjadi sorotan publik. Banyak dari warganet yang berpendapat bahwa ia begitu mirip dengan salah satu mendiang selebriti Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSelama 32 tahun menjabat sebagai presiden, Soeharto juga pernah menyampaikan kata indah bermakna.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai antitesis Soeharto, sosok Benny Moerdani ternyata memiliki kisah tak terungkap antara dirinya dan sang Presiden kedua RI. Simak ulasan berikut.
Baca SelengkapnyaPatok-patok proyek tol sudah dipasang di sekeliling desa
Baca SelengkapnyaApakah ada lobi-lobi partai seperti sekarang? Atau dipilih sendiri? ini kata Soeharto.
Baca Selengkapnya