Plus Minus Dry Shampoo, Praktis tapi Berisiko, Amankah untuk Rambut dan Kulit Kepala?
Manfaat dan risiko dry shampoo, cara pakai yang aman, serta dampaknya pada kesehatan rambut dan kulit kepala.

Dry shampoo atau sampo kering kini semakin populer karena praktis menyerap minyak dan kotoran tanpa perlu dibilas air. Banyak orang menggunakannya untuk menyegarkan rambut di sela waktu mencuci atau menjaga warna rambut agar tahan lebih lama.
Namun, meski praktis, penggunaan dry shampoo ternyata tidak sepenuhnya tanpa risiko. Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan produk pada kulit kepala, memicu iritasi, ketombe, hingga rambut rontok.
Dilansir dari Health, beberapa produk bahkan ditemukan mengandung bahan kimia berbahaya seperti benzena yang berpotensi memicu kanker. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan dry shampoo dengan bijak, memilih produk yang aman, serta tetap mencuci rambut secara rutin guna menjaga kesehatan kulit kepala dan rambut.
Apa Itu Dry Shampoo?

Dry shampoo merupakan produk perawatan rambut berbentuk spray, bubuk, gel, atau busa yang diaplikasikan langsung ke kulit kepala untuk menyerap minyak berlebih. Meski sering dianggap sebagai alternatif mencuci rambut, sebenarnya fungsi utamanya hanyalah menyamarkan tampilan rambut yang lepek dan berminyak, bukan benar-benar membersihkan.
Menurut sejumlah ahli, penggunaan dry shampoo secara sesekali masih tergolong aman. Namun, bila digunakan terlalu sering atau dijadikan pengganti sampo biasa, produk ini dapat menyebabkan penumpukan residu di kulit kepala.
Penumpukan ini berisiko menimbulkan berbagai masalah seperti ketombe, iritasi, hingga gangguan kesehatan kulit kepala lainnya. Oleh karena itu, penting untuk tetap mencuci rambut secara rutin dan tidak bergantung sepenuhnya pada dry shampoo.
Risiko yang Mungkin Timbul dari Penggunaan Dry Shampoo

1. Menyebabkan Ketombe
Penggunaan dry shampoo yang berlebihan dapat mengganggu kebersihan kulit kepala. Beberapa orang cenderung mengabaikan rutinitas mencuci rambut dengan air dan sampo setelah menggunakan dry shampoo, sehingga terjadi penumpukan produk. Akibatnya, risiko munculnya dermatitis seboroik atau ketombe meningkat. Dalam kasus yang parah, dapat timbul bercak kemerahan dan bersisik pada kulit kepala.
2. Rambut Menjadi Kering dan Rapuh
Dry shampoo umumnya mengandung alkohol untuk membantu mengeringkan minyak di kulit kepala. Namun, alkohol ini juga bisa mengurangi kelembapan alami rambut, membuatnya kering, mudah patah, dan rapuh, terutama saat disisir atau dikeringkan. Rambut yang terlalu kering juga rentan mengalami "flyaways" atau rambut yang mencuat keluar secara acak.
3. Meningkatkan Risiko Kerontokan Rambut
Meski belum ada penelitian yang secara langsung mengaitkan penggunaan dry shampoo dengan kerontokan rambut, sejumlah studi menunjukkan bahwa kesehatan kulit kepala yang buruk bisa menjadi faktor pemicu rambut rontok. Jika kulit kepala tidak dibersihkan secara teratur, minyak dan produk yang menumpuk bisa mengganggu folikel rambut.
4. Menyebabkan Dermatitis Kontak
Beberapa orang dengan kulit sensitif mungkin mengalami reaksi alergi terhadap kandungan dalam dry shampoo. Reaksi ini disebut sebagai dermatitis kontak, ditandai dengan munculnya ruam merah, rasa gatal, dan iritasi akibat kontak langsung dengan bahan yang memicu alergi.
Apa Saja Manfaatnya?

Di balik potensi risiko, dry shampoo tetap memiliki sejumlah manfaat, terutama jika digunakan dengan bijak dan tidak berlebihan.
1. Menghemat Waktu
Dry shampoo sangat membantu saat Anda tidak sempat mencuci rambut, seperti setelah olahraga atau saat harus menghadiri acara mendadak. Selain itu, dengan mengurangi penggunaan alat styling panas, Anda turut menjaga kesehatan rambut dari kerusakan akibat panas berlebih.
2. Menyerap Minyak
Dry shampoo dirancang untuk menyerap minyak alami pada kulit kepala, sehingga membantu memperpanjang waktu antar sesi mencuci rambut.
3. Menambah Volume
Beberapa orang menggunakan dry shampoo untuk memberikan volume instan pada rambut yang terlihat lepek, terutama setelah tidur atau aktivitas berat.
4. Melindungi Warna Rambut
Bagi pemilik rambut yang diwarnai, mencuci rambut terlalu sering dapat mempercepat luntur warna. Dry shampoo memungkinkan Anda mencuci rambut lebih jarang sehingga warna lebih awet.
5. Menyembunyikan Uban
Beberapa produk dry shampoo memiliki warna tertentu yang dapat membantu menyamarkan uban, khususnya saat rambut sudah mulai tumbuh setelah pewarnaan.
Memilih Dry Shampoo yang Sehat
Tidak semua dry shampoo dibuat sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih produk:
- Bentuk produk: Dry shampoo tersedia dalam aerosol, bubuk, gel, atau foam. Pilih yang sesuai dengan jenis dan warna rambut Anda.
- Kandungan bahan: Hindari dry shampoo dengan formaldehida, paraben, atau ftalat yang dapat mengiritasi kulit dan dikaitkan dengan risiko kanker atau gangguan hormon.
- Talc: Beberapa produk mengandung talc, yang menurut penelitian awal mungkin terkontaminasi asbes (karsinogen). The American Cancer Society menyarankan menghindari produk berbasis talc hingga ada penelitian lebih lanjut.
Apakah Dry Shampoo Buatan Sendiri Lebih Baik?
Di media sosial, banyak orang mempromosikan dry shampoo buatan sendiri dari bahan-bahan seperti tepung maizena, soda kue, bubuk kakao, atau arrowroot. Mereka mengklaim bahwa versi ini lebih alami, ramah lingkungan, dan hemat biaya.
Namun, para dermatolog tidak menganjurkan penggunaan produk buatan sendiri, khususnya jika Anda ingin menjaga kesehatan kulit kepala. Salah satu masalah umum pada dry shampoo buatan rumah adalah penggumpalan, yang membuat produk lebih terlihat di rambut. Beberapa bahan "alami" juga dapat menyumbat pori-pori atau menyebabkan iritasi. Pengguna kerap melaporkan keluhan seperti gatal, rasa terbakar, hingga nyeri pada kulit kepala.
Selain itu, tepung maizena dapat menyebabkan bau tidak sedap jika digunakan terlalu lama. Bakteri dapat dengan mudah mencerna pati dari tepung maizena, menciptakan aroma menyengat yang justru bertentangan dengan tujuan awal penggunaan dry shampoo.
Cara Aman Menggunakan Dry Shampoo

Dry shampoo tidak dimaksudkan untuk menggantikan sampo biasa, melainkan hanya sebagai penyegar sementara. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan dengan hemat.
Berikut cara yang disarankan:
- Angkat rambut untuk memperlihatkan akar rambut yang berminyak
- Semprotkan dry shampoo dalam jumlah kecil langsung pada akar rambut
- Tambahkan secara bertahap di area yang terasa lepek
- Ikuti petunjuk pemakaian pada kemasan untuk mengetahui berapa lama produk harus didiamkan agar efektif
- Pijat ringan agar produk terserap, lalu sisir rambut untuk mengangkat kelebihan minyak dan residu
Hindari menyemprotkan terlalu banyak sekaligus, karena dapat menimbulkan iritasi dan membuat rambut terasa kaku atau berpasir.
Penting juga untuk tetap rutin mencuci rambut dengan sampo dan air untuk mengangkat sel kulit mati dan mikroorganisme yang dapat menyebabkan ketombe. Mencuci rambut juga membantu menghilangkan sisa dry shampoo yang menumpuk.
Kapan Sebaiknya Menghentikan Penggunaan Dry Shampoo?
Jika Anda mulai merasakan rambut mudah patah, berubah tekstur, atau muncul iritasi di kulit kepala, sebaiknya hentikan penggunaan dry shampoo. Gejala ini bisa menandakan bahwa frekuensi penggunaan terlalu sering atau produk yang digunakan tidak cocok.
Selain itu, jika Anda mengalami kerontokan rambut, pertimbangkan untuk berhenti sementara. Penelitian menunjukkan bahwa penumpukan sebum, jarangnya mencuci rambut, dan sensitivitas kulit kepala dapat berkontribusi terhadap kerontokan, meskipun belum ada kaitan langsung antara dry shampoo dengan rambut rontok.
Jangan pernah menggunakan dry shampoo yang telah ditarik dari pasaran. Baru-baru ini, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat mengumumkan bahwa sejumlah perusahaan dry shampoo melakukan penarikan sukarela karena produk mereka terdeteksi mengandung benzena, senyawa kimia tak berwarna yang telah dikaitkan dengan risiko kanker. Analisis independen dari Valisure menemukan bahwa 70% dari 148 sampel dry shampoo dari 34 merek mengandung benzena.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Sebagian besar orang bisa menggunakan dry shampoo tanpa mengalami efek samping. Namun, jika setelah pemakaian Anda merasakan gejala seperti gatal, perih, kemerahan, atau muncul ruam pada kulit kepala, sebaiknya segera hentikan penggunaannya. Amati apakah kondisi tersebut membaik setelah berhenti menggunakan produk. Jika gejala tidak juga mereda atau justru semakin parah, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau dermatolog.
Profesional medis dapat membantu mengevaluasi kondisi kulit kepala Anda secara menyeluruh, menentukan penyebab iritasi, dan meresepkan pengobatan atau perawatan yang sesuai. Dengan penanganan yang tepat, masalah kulit kepala akibat penggunaan dry shampoo dapat segera diatasi sebelum berkembang menjadi gangguan yang lebih serius.
Dry shampoo adalah solusi praktis untuk menyegarkan rambut di tengah kesibukan. Produk ini dapat membantu menyerap minyak, menambah volume, dan menjaga warna rambut. Namun, penggunaan yang berlebihan atau tidak tepat dapat menimbulkan sejumlah masalah seperti ketombe, kerontokan, dan iritasi.
Gunakan dry shampoo secara bijak, tetap rutin mencuci rambut dengan sampo biasa, dan hentikan penggunaan jika muncul tanda-tanda iritasi. Pilih produk yang bebas dari bahan berbahaya, dan selalu periksa informasi keamanan sebelum menggunakan produk baru. Jika ragu, konsultasikan dengan tenaga medis agar kesehatan rambut dan kulit kepala Anda tetap terjaga.