Taharqa, Sosok Firaun Kulit Hitam Paling Kuat dalam Sejarah Mesir Kuno
Taharqa dikenal sebagai firaun kulit hitam yang menunjukkan kekuatan tak tertandingi dalam sejarah Mesir Kuno.
Sejarah menyimpan cerita yang luar biasa tentang pertemuan budaya Mesir dan Afrika melalui seorang firaun kulit hitam.
Taharqa, Sosok Firaun Kulit Hitam Paling Kuat dalam Sejarah Mesir Kuno
Taharqa dikenal sebagai firaun kulit hitam yang menunjukkan kekuatan tak tertandingi dalam sejarah Mesir Kuno.
adalah putra Piye dan memerintah sebagai firaun dari Dinasti ke-25 Mesir serta raja Kerajaan Kush di Sudan Utara antara tahun 690 dan 664 SM. Pada masa pemerintahannya, ia menjadi fokus utama dalam sejarah Mesir ketika Mesir dan Nubia bersatu di bawah kekuasaannya.
Dalam perjalanan hidupnya, Taharqa menghadapi tantangan besar, termasuk perang dengan pasukan Asyur yang mendominasi medan perang kala itu. Meskipun terjadi pertempuran sengit, sejarah masih mempertanyakan apakah kedua pasukan tersebut benar-benar bertempur.
-
Siapa Firaun terkaya di Mesir Kuno? Amenhotep III dianggap sebagai salah satu firaun paling hebat di Mesir Kuno. Ia juga dianggap oleh arkeolog sebagai 'salah satu orang terkaya yang pernah hidup'.
-
Bagaimana Firaun menunjukkan kekuatannya? Olahraga adalah cara yang fantastis tidak hanya untuk melepas lelah tetapi juga berfungsi sebagai pertunjukan kekuatan, keberanian, dan keterampilan Firaun sebagai penguasa.
-
Siapa Firaun wanita paling sukses di Mesir? Hatshepsut digelari sebagai firaun paling sukses yang mewarisi takhta di Mesir.
-
Siapa Firaun yang dianggap raksasa? Sebuah penemuan kerangka salah satu Firaun di Mesir dianggap menjadi bukti keberadaan raksasa tertua di dunia. Dilansir dari Realm of History, kerangka ini disebut milik Firaun bernama Sanakht.
-
Apa tugas utama Firaun? Firaun adalah kepala negara dan sebagian besar kehidupan sehari-hari mereka berputar di sekitar jaringan rumit urusan istana dan tanggung jawab administratif.
-
Siapa saja firaun yang digambarkan dalam pahatan batu? Dikutip dari laman Archaeology Magazine, Minggu (21/7), tim arkeolog menemukan gambar firaun ternama seperti Amenhotep III (1390-1352 SM), Thutmose IV (1400-1390 SM), Psamtik II (595-589 SM), dan Apries. (589-570 SM).
Taharqa naik tahta sebagai wakil bupati selama pemerintahan Shabataka, saudara sepupunya, tetapi kemudian memimpin pasukan Mesir melawan serangan Asyur yang mengancam kedaulatan Mesir.
Sekitar tahun 688 SM, Taharqa naik takhta dengan haknya sendiri. Beberapa tahun berikutnya relatif damai. Taharqa ingin mengontrol dan mengetahui peristiwa penting di negara-negara tetangga Asia. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memindahkan ibu kotanya ke Tanis di Delta.
Sumber: Ancient Pages
Pada tahun 671 SM, Mesir dan Asyur kembali menghadapi konfrontasi, jadi Taharqa bersiap untuk berperang demi kelangsungan hidup Mesir.
Namun, raja Asyur, Esarhadon, melintasi Gurun Sinai dan mengalahkan pasukan Taharqa di perbatasan. Taharqa terpaksa melarikan diri ke Mesir Hulu saat Asyur merebut Mesir Hilir, tetapi ia tak pernah menyerah.
Sumber: Ancient Pages
Dua tahun kemudian, Taharqa kembali dengan pasukan baru dan berhasil mendapatkan kembali kendali atas Delta.
Namun, kesuksesan ini tidak berlangsung lama, dan penerus Esarhadon, Ashurbanipal, memukul Taharqa ke selatan lagi.
Sejarah Alkitab
Sejarah Taharqa juga berperan penting dalam kisah penyelamatan bangsa Ibrani ketika mereka dikepung oleh raja Asyur Sennacherib, menurut catatan Alkitab.
Selama masa pemerintahannya, Taharqa juga menginspirasi banyak proyek arsitektur. Dia mendirikan monumen besar di berbagai lokasi termasuk Karnak, Thebes, dan Tanis di Mesir, serta beberapa kuil di wilayah Kush.
Salah satu bukti arkeologi yang paling menarik adalah kuil Taharqa di Kawa, Sudan, menjadi bangunan terbesar yang masih utuh di Mesir.
Arkeolog yang melakukan penggalian di Mesir telah menemukan kuil-kuil dengan prasasti Nubia dan artefak Nubia yang sangat canggih di dalam makam dan istana. Banyak temuan arkeologi digali di Meroë dan Kawa di Sudan saat ini.
Dimakamkan di Sudan
Akar Afrika dari suku Nubia terlihat dalam hubungannya dengan adat keagamaan mereka dan bagaimana budaya mereka tetap sangat dipengaruhi oleh Mesir bahkan setelah mereka mundur ke Nubia.
Temuan-temuan menarik ini menunjukkan ciri dan budaya Mesir dan Afrika menyatu.
Kisah Taharqa adalah salah satu kisah luar biasa tentang bagaimana kekuasaan, budaya, dan perjuangan melebur menjadi satu dalam sejarah Mesir Kuno dan Afrika.
Taharqa meninggal di Thebes pada tahun 664 SM dan dimakamkan di Nuri, Sudan Utara. Penerusnya adalah Tantamani, putra Shabaka.