Memahami perbedaan e-commerce dan marketplace menjadi salah satu kunci dalam menjalankan bisnis online dengan sukses.
Di era digital saat ini, e-commerce dan marketplace telah menjadi dua konsep yang sangat umum dalam dunia perdagangan online. Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya. Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap kedua hal tersebut merupakan jenis yang sama. Padahal, memahami perbedaan e-commerce dan marketplace menjadi salah satu kunci dalam menjalankan bisnis online dengan sukses. Lantas, apa saja perbedaan yang perlu diketahui? Simak penjelasannya di bawah ini! Memahami perbedaan e-commerce dan marketplace menjadi salah satu kunci dalam menjalankan bisnis online dengan sukses. © 2023 merdeka.com
Dilansir dari Solutech, marketplace merupakan platform pihak ketiga yang menghubungkan antara penjual dan pembeli. Marketplace umumnya menyediakan berbagai kategori yang bisa diakses para pelanggan. Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini. Jadi, di dalam satu marketplace pembeli bisa menemukan banyak sekali penjual.
Sebagai platform pihak ketiga, marketplace tentu memiliki fungsi sebagai perantara penjual dan pembeli, sehingga ini menjadi suatu wadah di mana penjual dapat menemukan pelanggannya dan begitupun sebaliknya.
© Merdeka.com 2023
Menariknya, semua marketplace rata-rata menggunakan fitur penilaian dan ulasan bagi penjual ataupun marketplace itu sendiri. Sehingga, pembeli bisa secara bebas menilai kepuasan atau ketidakpuasannya secara langsung. Tentu hal ini bisa mempengaruhi reputasi penjual. Maka dari itu, kredibilitas penjual bisa terlihat dengan mudah dari ulasan yang diberikan pelanggan. Memahami perbedaan e-commerce dan marketplace menjadi salah satu kunci dalam menjalankan bisnis online dengan sukses. © 2023 merdeka.com
e-Commerce merupakan sistem perdagangan yang dilakukan secara online melalui internet. Bedanya dengan marketplace, e-commerce biasanya berdiri sendiri tanpa ada bantuan orang ketiga. Dengan begitu, komunikasi yang terjadi pada platform ini adalah komunikasi langsung antara penjual dan pembeli. Umumnya platform ini dibuat dalam bentuk website ataupun aplikasi milik perusahaan.
Keberadaannya yang berdiri tanpa pihak ketiga mengharuskan penjual untuk meng-handle segala kegiatan jual beli yang terjadi. Pada marketplace, sistem pembayaran dan pengiriman sudah diatur hingga tuntas tanpa melibatkan penjual ataupun pembeli. Namun, pada e-commerce tentu saja semuanya harus dijalankan secara independen. Mulai dari sistem pembayaran yang dipilih hingga metode pengiriman yang digunakan.
Menariknya, ketika suatu brand atau perusahaan memiliki e-commerce, tentu akan lebih mudah untuk membuat branding yang diinginkan. Sehingga, brand identity perusahaan akan lebih menonjol pada visual e-commerce. Selain itu, karena tidak terhubung dengan pihak ketiga, pemilik bisa dengan bebas mengatur bagaimana cara kerja e-commerce sesuai keinginannya. Manajemen yang dilakukan pun akan jauh lebih fleksibel karena adanya kendali penuh atas akses pada platform ini. Kesimpulannya, perbedaan marketplace dan e-commerce bisa dilihat dari pendekatan dalam pengelolaan transaksi antara pelanggan dan penjual. Marketplace berfungsi sebagai platform di mana berbagai penjual independen dapat melakukan penjualan produk dalam lingkungan yang sama. Sementara e-commerce adalah bisnis online yang dioperasikan oleh satu entitas atau pemilik tunggal. Memahami perbedaan antara e-commerce dan marketplace menjadi langkah penting dalam mengelola bisnis ataupun berbelanja secara online. Masing-masing platform memiliki keunggulan dan tantangannya tersendiri. Terlepas dari perbedaan, keduanya tentu memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan digital. Dengan mengetahui hal ini, otomatis Anda juga sedang beradaptasi di lingkungan yang selalu berkembang. Jadi, jangan pernah lelah untuk belajar. Penulis: Nihel Rashiqa Rinaldo
E- Commerce Kini Gunakan Sistem Integrasi Vertikal di Jasa Logistik, Apa Untungnya Buat Konsumen?
Ramainya pengguna media sosial kini digunakan untuk tempat jual beli.
Persaingan antar e-commerce nantinya akan semakin mengerucut, bukan lagi Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, dan Bukalapak.
Tidak sedikit dari orang yang menganggur sebenarnya memiliki skill yang dapat dijual.
Brand atau merek bukan hanya sekadar logo dan nama, tapi kumpulan pengalaman dari apa yang konsumen rasakan.
Ironisnya, monopoli alur ini dijalankan tanpa disadari oleh pengguna.
Jika tidak diatur, berpotensi menghadirkan persaingan dagang yang tidak sehat.
TikTok diminta agar tidak menjalankan bisnis media sosial dan e-commerce secara bersamaan di Indonesia.
Inisiatif ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha memperluas dan meningkatkan bisnisnya serta memberikan pengalaman belanja daring.
TikTok Shop bak predator harga yang secara lambat laun akan mendominasi harga, mematikan pasar ritel, dan berdampak monopoli pasar.
Menurut pantauan merdeka.com, para pedagang masih berjualan melalui fitur live TikTok.
Pengaturan penjualan di social commerce merupakan bentuk perlindungan kepada produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).