Mungkinkah Gaji Pekerja Indonesia Rp10 Juta per Bulan di 2030? Begini Analisisnya
Data BPS pada Februari 2023 mencatat gaji rata-rata pekerja Indonesia yaitu Rp2.944.541 per bulan.
Data BPS pada Februari 2023 mencatat gaji rata-rata pekerja Indonesia yaitu Rp2.944.541 per bulan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengkalkulasi gaji minimal pekerja Indonesia untuk menjadi negara maju di tahun 2045 sebesar Rp10 juta.
Setidaknya, pekerja Indonesia sudah bisa mendapatkan gaji Rp10 juta setelah tahun 2030.
"Tahun 2030 ini kita berharap bisa mencapai negara bepenghasilan menengah, terlepas dari middle income trap, di mana Indonesia diperkirakan pertumbuhan GDP, income per kapita itu di atas USD 10.000 selepas 2030," kata dia dalam HSBC Summit 2023, di St Regis, Jakarta, Rabu (11/10).
Angka ini naik tipis dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp2.892.537 per bulan.
Senada dengan laporan BPS, Salary Explorer, laman penyedia komparasi gaji dan portal karier melaporkan, rata-rata karyawan di Indonesia menghasilkan paling sedikitnya Rp3 juta per bulan.
Merujuk dua referensi tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, memulai pernyataan Airlangga tidak realistis.
Tauhid mengatakan, kenaikan gaji pekerja Indonesia per tahunnya rata-rata 5-6 persen.
Hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi negara maju adalah persentase pertumbuhan ekonomi konsisten di atas 6 persen dan tingkat inflasi cukup terjaga.
"Syarat pertumbuhan ekonomi kita keluar dari middle income kan cuma satu, pertumbuhan ekonomi 6-7 persen bukan gajinya yang dinaikin," kata Tauhid kepada merdeka.com, Kamis (12/10).
Tauhid berpandangan, jika langkah Indonesia menjadi negara maju yaitu dengan standar minimal gaji Rp10 juta, hal ini berpotensi membuat investor cenderung enggan berinvestasi di Indonesia.
Dibanding negara-negara lain, dengan kenaikan gaji per tahun rerata 3-4 persen, kenaikan gaji di Indonesia sebesar 5-6 persen per tahun, cukup tinggi.
Soal nilai gaji yang masih rendah, hal itu disebabkan beberapa faktor di antaranya depresiasi rupiah dan inflasi.
Tauhid menuturkan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen sebagai upaya menjadi negara maju, maka pengeluaran konsumsi harus ditingkatkan. Sebab konsumsi merupakan variable penggerak pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan penentuan rumah tangga miskin, pengeluaran individu dalam sebuah keluarga per bulannya yaitu Rp550.000 - Rp560.000.
Jika dalam rumah tangga tersebut beranggotakan 5 orang, maka biaya pengeluaran konsumsi per bulan mencapai Rp3 juta.
"Spending itu yang kemudian menjadi konsumsi. Belanja untuk pertumbuhan ekonomi. Bukan gaji loh ini," kata dia.
Kejagung telah membentuk 534 posko Pemilu di seluruh satuan kerja di Indonesia untuk menyukseskan pemilu.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS mencatat di 2022 baru 60,66 persen rumah tangga di Indonesia yang menempati rumah yang layak.
Baca SelengkapnyaKominfo dan BSSN dituding lalai terkait hal ini. Berikut selengkapnya
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022.
Baca SelengkapnyaData Hasil Survei Biaya Hidup 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, proporsi Jabodetabek terhadap inflasi adalah mencakup 46,15 persen.
Baca SelengkapnyaSekjen Anwar menekankan, adanya job fair merupakan upaya yang sangat bermanfaat terhadap penciptaan peluang.
Baca SelengkapnyaBPS ungkap berbagai tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Baca SelengkapnyaBertugas menghimpun data statistik Indonesia, cari tahu sejarah BPS yuk!
Baca SelengkapnyaSurvei Angkatan Kerja Nasional 2023 Badan Pusat Statistik (BPS), total angkatan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 146,62 juta orang.
Baca Selengkapnya