Mengenal Peyronie, Gejala Medis yang Buat Penis Bengkok, Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Merdeka.com merangkum informasi tentang pengertian penyakit peyronie, yang memuat tentang gejala, penyebab, dan cara mengobatinya.
Salah satu nama penyakit yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi pria adalah penyakit peyronie. Penyakit ini terjadi akibat terbentuknya jaringan parut di bawah lapisan kulit penis sehingga membuat penis menjadi bengkok sehingga dapat memicu gangguan saat terjadi ereksi.
Penyakit peyronie tentu akan sangat meresahkan bagi para pria yang hendak melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Maka dari itu, perlu pehamaman yang lebih baik dan terpercaya jika Anda adalah orang yang sedang mengalami penyakit ini.
-
Kenapa penyakit Peyronie bisa membuat ereksi bengkok? Dalam bentuk yang ringan, penyakit Peyronie dapat membaik tanpa pengobatan dalam waktu 6 hingga 15 bulan. Dalam kebanyakan kasus, jaringan parut yang mengeras dapat membuat penis menjadi kurang fleksibel, menyebabkan rasa sakit dan memaksa penis menekuk atau melengkung saat ereksi.
-
Kenapa penis melengkung? 'Pada usia 60-an dan 70-an, saya telah melihat pasien dengan penis yang berbentuk seperti tanda tanya,' kata Dr. Steixner.
-
Kenapa kanker penis jadi trending? Para penderita kanker penis biasanya sering menunda pemeriksaan karena rasa bersalah atau malu sehingga ada keterlambatan diagnosis.Banyak pria melaporkan melakukan pengobatan sendiri dengan krim antimikroba atau steroid sembari menunda bertemu dokter.Dokter juga sering kali membuat keputusan terlambat karena terkadang salah diklasifikasikan sehingga masuk kategori jinak.
-
Apa itu kanker penis? Salah satu varian kanker yang tengah menjadi perhatian belakangan ini adalah kasus kanker penis. Pastikan untuk mengetahui gejala awalnya.
-
Apa penyebab meningkatnya kanker penis? Melansir dari laman Science Alert, Kamis (11/7) Beberapa ahli memperkirakan peningkatan kanker penis sebesar 77 persen pada tahun 2050. Kasus kanker penis tertinggi pada dasarnya terjadi di negara-negara berkembang. Namun sebagian besar negara-negara Eropa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Seiring bertambahnya usia pria di Eropa, kasus cenderung meningkat.
-
Mengapa kanker penis meningkat di beberapa negara? 'Meskipun negara berkembang masih memiliki insiden dan kematian akibat kanker penis yang lebih tinggi, insiden ini sedang meningkat di sebagian besar negara Eropa. Untuk mengurangi beban penyakit akibat kanker penis, tindakan untuk menurunkan risiko kanker penis, termasuk meningkatkan kebersihan penis dan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) pada pria, mungkin diperlukan,' tulis para peneliti dalam studi yang diterbitkan di JMIR Publications.
Lantas, apa itu penyakit peyronie? Bagaimana gejala, penyebab, dan cara pengobatannya? Berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang pengertian penyakit peyronie, yang memuat tentang gejala, penyebab, dan cara mengobatinya. Simak ulasannya sebagai berikut.
Apa itu Penyakit Peyronie?
Penyakit Peyronie adalah kondisi medis yang menyebabkan terbentuknya jaringan parut (plak) di dalam penis, yang mengakibatkan penis menjadi bengkok saat ereksi.
Kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit, ketidaknyamanan, dan masalah dalam hubungan seksual. Penyakit Peyronie biasanya berkembang secara bertahap dan sering kali mempengaruhi pria usia menengah atau lanjut, meskipun bisa terjadi pada semua usia.
Penyakit ini tidak selalu menyebabkan rasa sakit, tetapi bisa mengganggu kualitas hidup karena kesulitan dalam ereksi dan hubungan seksual.
Beberapa pria yang mengidap penyakit ini mungkin merasa malu atau stres karena perubahan bentuk penis mereka, dan ini dapat berdampak pada hubungan interpersonal serta kesehatan mental.
Penyakit Peyronie umumnya terbagi menjadi dua fase: fase akut dan fase kronis. Pada fase akut, plak mulai terbentuk dan penis mulai mengalami perubahan bentuk.
Fase ini bisa berlangsung selama beberapa bulan hingga setahun. Sedangkan fase kronis biasanya terjadi setelah plak stabil, dan perubahan bentuk penis berhenti.
Gejala Penyakit Peyronie
Gejala utama dari penyakit Peyronie adalah adanya kelengkungan atau deformitas pada penis saat ereksi. Kelengkungan ini bisa ringan atau cukup parah hingga menyulitkan penetrasi saat berhubungan seksual. Selain kelengkungan, beberapa gejala lain yang mungkin dialami penderita Peyronie antara lain:
1. Rasa sakit saat ereksi: Pada fase awal penyakit, rasa sakit bisa muncul selama ereksi, meskipun tidak semua pria mengalaminya.
2. Pembentukan plak atau benjolan keras di bawah kulit penis: Plak ini dapat dirasakan sebagai jaringan keras atau benjolan di sepanjang batang penis.
3. Pemendekan penis: Beberapa pria mungkin mengalami pemendekan ukuran penis mereka sebagai akibat dari pembentukan plak dan kelengkungan.
4. Disfungsi ereksi: Beberapa pria dengan Peyronie mungkin kesulitan mempertahankan ereksi yang cukup keras untuk berhubungan seksual.
Tingkat keparahan gejala ini bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Beberapa pria mungkin hanya mengalami kelengkungan ringan yang tidak terlalu mengganggu, sementara yang lain bisa mengalami gejala yang lebih signifikan.
Penyebab Penyakit Peyronie
Penyebab pasti dari penyakit Peyronie belum sepenuhnya dipahami, tetapi diperkirakan terjadi akibat trauma atau cedera pada penis, baik akibat benturan langsung maupun cedera mikro yang berulang selama aktivitas seksual atau olahraga.
Trauma ini dapat memicu pembentukan jaringan parut di dalam penis. Namun, tidak semua orang yang mengalami trauma pada penis akan mengembangkan penyakit Peyronie, yang menunjukkan bahwa faktor genetik dan respons tubuh terhadap cedera juga mungkin berperan.
Faktor risiko lainnya termasuk usia yang lebih tua, karena elastisitas jaringan penis menurun seiring bertambahnya usia, serta gangguan kesehatan lainnya seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, yang dapat mempengaruhi aliran darah ke penis dan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka.
Selain itu, beberapa penelitian juga mengaitkan penyakit Peyronie dengan kondisi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat secara tidak sengaja. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami lebih dalam kaitan ini.
Pengobatan Penyakit Peyronie
Pengobatan untuk penyakit Peyronie bervariasi tergantung pada tingkat keparahan gejala dan dampaknya pada kehidupan pasien.
Pada banyak kasus, penyakit ini tidak memerlukan pengobatan intensif, terutama jika kelengkungan tidak parah dan tidak menimbulkan rasa sakit atau kesulitan saat berhubungan seksual.
Namun, jika penyakit ini menyebabkan gangguan yang signifikan, ada beberapa opsi pengobatan yang tersedia:
1. Obat-obatan
Pada tahap awal penyakit, dokter bisa meresepkan obat-obatan seperti verapamil atau interferon yang disuntikkan langsung ke plak untuk membantu mengurangi ukuran plak dan rasa sakit. Terapi gelombang kejut atau terapi ultrasound juga dapat digunakan untuk membantu memecah jaringan parut.
2. Terapi oral
Beberapa obat oral seperti vitamin E, colchicine, atau pentoxifylline kadang-kadang diresepkan untuk membantu mengurangi pembentukan plak, meskipun efektivitasnya masih diperdebatkan.
3. Operasi
Jika kelengkungan penis sangat parah dan mengganggu hubungan seksual, operasi mungkin menjadi pilihan. Prosedur operasi melibatkan pengangkatan atau memotong jaringan parut dan, dalam beberapa kasus, menanamkan prostesis penis untuk membantu memperbaiki bentuk dan fungsi penis.
4. Terapi mekanik
Alat peregangan atau perangkat vakum kadang-kadang direkomendasikan untuk membantu meluruskan penis secara bertahap dan mengurangi kelengkungan.
Setiap pilihan pengobatan memiliki risiko dan manfaatnya, dan penting bagi pasien untuk berdiskusi dengan dokter mengenai opsi terbaik untuk kondisi mereka. Pengobatan dini dapat membantu mencegah progresi lebih lanjut dari penyakit dan memperbaiki kualitas hidup penderita.