Ilmuwan Pastikan Anjing dan Pemiliknya Punya Kemiripan
Studi ungkap pemilik anjing sering mirip peliharaannya, baik fisik maupun kepribadian. Kemiripan ini bisa mempererat ikatan emosional mereka.

Sebuah penelitian dari University of British Columbia mencoba meneliti pertanyaan yang sering dilontarkan banyak orang terkait hewan peliharaannya. Pertanyaannya itu terkait dengan kemiripan hewan baik dari sisi fisik maupun karakter seperti pemiliknya.
Lalu, bagaimana hasilnya?
Mengutip ScienceAlert, Selasa (10/6), dalam ulasan akademik yang merangkum 15 studi empiris, ditemukan bahwa pemilik dan anjing mereka sering menunjukkan kemiripan pada beberapa dimensi psikologis seperti ekstroversi, tingkat kecemasan, dan karakter sosial.
“Banyak orang mengira ini hanya candaan, tapi kenyataannya kemiripan antara manusia dan anjing bisa diukur secara ilmiah,” ujar seorang peneliti.
Studi tersebut menemukan bahwa pemilik anjing ras murni cenderung memilih hewan yang memiliki ciri visual yang mendekati diri mereka, termasuk bentuk mata hingga panjang rambut atau telinga.
“Pemilik perempuan berambut panjang, misalnya, lebih sering memilih anjing bertelinga panjang,” bunyi laporan itu.
Tidak hanya visual, indeks massa tubuh (BMI) pemilik juga dikaitkan dengan risiko obesitas pada anjing, menandakan kesamaan gaya hidup. Penelitian ini juga mengungkap bahwa kemiripan tersebut bisa dikenali oleh orang luar.
Dalam eksperimen pencocokan foto antara anjing dan pemiliknya, peserta yang tak mengenal subjek secara pribadi mampu menebak pasangan yang tepat hanya dari visual wajah, dengan tingkat akurasi yang signifikan. Namun para ahli mengingatkan bahwa kemiripan yang terlalu kuat bisa berisiko memicu proyeksi berlebihan.
“Ketika kita mulai melihat hewan peliharaan sebagai cerminan diri, kita bisa mengabaikan fakta bahwa mereka adalah makhluk independen dengan kebutuhan sendiri,” tulis laporan itu.
Di sisi lain, perbedaan karakter pun tak mengurangi kualitas hubungan. Dalam beberapa kasus, perbedaan justru membuat interaksi antara manusia dan anjing menjadi lebih dinamis dan saling melengkapi.
“Yang paling penting bukan kemiripannya, tapi kedalaman koneksi emosional yang dibangun,” tulis laporan tersebut.
Peneliti menambahkan bahwa hubungan yang kuat bisa tercipta melalui proses waktu, rutinitas bersama, dan saling menyesuaikan, bahkan tanpa kesamaan fisik atau kepribadian yang mencolok.