Menilik Sejarah Batam, Dulunya Pulau Kosong Tak Berpenghuni
Kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau ini terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil yang berada di kawasan Selat Singapura hingga Selat Malaka.

Kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau ini terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil yang berada di kawasan Selat Singapura hingga Selat Malaka.

Menilik Sejarah Batam, Dulunya Pulau Kosong Tak Berpenghuni
Siapa yang tak kenal Kota Batam? bagi sebagian orang mengenal jika daerah ini sebagai kawasan yang memiliki barang-barang unik dan langka. Kota ini merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas yang dinamakan 'Batam Raya'.
Kota Batam terdiri dari Pulau Rempang, Pulang Galang, dan Pulau Batam itu sendiri. Ketiga pulau tersebut terhubung dengan sebuah Jembatan Barelang.
Tahun 2023, jumlah penduduk di kota ini mencapai 1.260.785 jiwa, dengan kepadatan 1.200 jiwa/km². (Foto: bpbatam.go.id)
Sebelum menjadi kota metropolitan, kota ini dulunya hanyalah sebuah pulau biasa dengan hutan lebat yang hijau dan tidak berpenghuni. Berkaca dari sejarah, hanya satu arsip yang menyebut nama 'Batam' yaitu di Perjanjian Traktat London.
Sejarah Kota Batam
Terbentuknya Kota Batam sangat jarang sekali ditulis atau terdapat bukti-bukti sejarah yang begitu konkrit. Namun, dalam Traktat London, nama 'Batam' tercantum jelas di perjanjian tersebut.
Ada pula versi lainnya yang menyebut jika pulau ini sudah ditempati sejak tahun 231 Masehi ketika Singapura masih disebut dengan Pulau Ujung. Pada zaman kolonial, pulau ini sangat penting bagi Laksamana Hang Nadim dalam melawan Belanda.

Sekitar tahun 1960, pulau ini berubah menjadi basis logistik untuk minyak bumi di Pulau Sambu. 10 tahun kemudian, Batam mulai dijadikan wilayah operasional Pertamina untuk produksi minyak dan gas bumi.
Dulunya Pulau Kosong
Dilansir dari bpbatam.go.id, sebelum mendapat perhatian lebih dari pemerintah, Batam ini dulunya hanya pulau biasa, dengan hutan-hutan yang lebat serta hampir tidak ada kehidupan.
Beberapa kelompok dikabarkan sudah lebih dulu tinggal di pulau ini. Mereka bekerja sebagai penangkap ikan dan bercocok tanam. Uniknya, beberapa kelompok ini tidak banyak merubah kondisi pulau ini yang sebagian besar wilayahnya masih hutan.
Pemerintah Bercita-cita Batam Jadi "Singapura"-nya Indonesia
Sejak menjadi sentra logistik minyak dan gas bumi oleh Pertamina, pemerintah ingin mewujudkan cita-cita agar Kota Batam menjadi "Singapura"-nya Indonesia.
Agar cita-cita itu tercapai, pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 41 Tahun 1973, pembangunan Batam didukung dan dipercayakan kepada lembaga pemerintah yang bernama Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau dikenal dengan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).
Tahun 1980, wajah pulau ini semakin berubah dan berkembang dengan pesat. Pemerintah pun memutuskan untuk meningkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam dari sebelumnya yang masih berbentuk kecamatan.