Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez

Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez<br>

Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez

Dulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus.

Kota Sabang begitu terkenal di kalangan masyarakat lewat sebuah lagu nasional berjudul "Dari Sabang Sampai Merauke". 


Secara administratif, Sabang merupakan salah satu kota di Provinsi Aceh. Letaknya berseberangan dengan bagian Utara Pulau Sumatra. Pulau Weh menjadi pulau terbesar yang berada di Kota Sabang. Pada zaman Kasultanan Aceh, pulau ini dulunya digunakan untuk mengasingkan orang-orang buangan.

Melansir dari sabangkota.go.id, dulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus. Kemungkinan besar asal-usul nama Kota Sabang diambil dari orang-orang Arab tersebut. 

Dibuka Sebagai Dermaga

Setelah Terusan Suez dibuka pada 1869, jalur ke Indonesia menjadi lebih pendek yaitu melalui Selat Malaka. Karena kealamian pelabuhan dengan perairan yang dalam dan terlindungi alam dengan baik, pemerintah Hindia Belanda pada saat itu memutuskan untuk membuka Sabang sebagai dermaga yang mulai beroperasi pada 1881.

Dermaga ini awalnya difungsikan untuk stasiun batubara Angkatan Laut Belanda, tetapi kemudian pelabuhan ini juga digunakan bersandar bagi kapal dagang umum.

Pelabuhan Bebas

Berjalan sampai tahun 1896, Kota Sabang dibuka menjadi pelabuhan bebas atau disebut Vrij Haven. Hampir seluruh kapal-kapal pengangkut barang yang berasal dari Deli pun mampir ke kota ini. Sejak saat itu, kota ini dikenal sebagai lalu lintas perdagangan dunia.

Melihat potensi besar pelabuhan di Kota Sabang sebagai bagian dari lalu lintas perdagangan internasional, seorang Belanda bernama Ernst Heldring mengusulkan agar pelabuhan ini dikembangkan lebih lanjut. 

Sejak saat itu, Atjeh Associate berubah nama menjadi N.V Zeehaven en Kolenstation Sabang te Batavia atau disebut dengan Perusahaan Pelabuhan Sabang dan Stasiun Batubara Batavia.

<b>Basis Markas Militer Jepang</b>

Basis Markas Militer Jepang

Pada Perang Dunia II, Jepang yang menduduki wilayah Sabang pun mengubah pelabuhan ini menjadi basis pertahanan maritim terbesar wilayah barat yang ada di Pulau Sumatra saat itu.

Pada 1945 Sabang mendapat dua kali serangan dari pasukan Sekutu. Dampaknya beberapa infrastruktur di kota ini pun hancur.  Kemudian Indonesia Merdeka tetapi Sabang masih menjadi wilayah koloni Belanda.

Sabang akhirnya diserahkan kembali oleh Belanda ke Indonesia setelah Konferensi Meja Bundar pada 1950.

Zona Perdagangan Bebas

Wilayah Sabang sangatlah penting bagi jalur perdagangan laut dunia. Hampir puluhan ribu kapal melewati Selat Malaka. Tahun 2000, pemerintah Indonesia menetapkan bahwa Sabang sebagai Zona Perdagangan Bebas.

Aktivitas Perdagangan Bebas Sabang pada tahun 2002 mulai berjalan dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke kawasan Sabang.

Menilik Pulau Cingkuak, Jejak Peninggalan Portugis dalam Geliat Perdagangan Rempah di Pantai Barat Sumatera
Menilik Pulau Cingkuak, Jejak Peninggalan Portugis dalam Geliat Perdagangan Rempah di Pantai Barat Sumatera

Pulau yang terletak di Teluk Painan ini dulunya merupakan benteng pertahanan Portugis yang digunakan sebagai loji Belanda untuk perdagangan lada.

Baca Selengkapnya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Baca Selengkapnya
Pulau di Sumenep Ini Bak Surga Dunia tapi Ditinggal Penduduknya Merantau, Intip Potretnya
Pulau di Sumenep Ini Bak Surga Dunia tapi Ditinggal Penduduknya Merantau, Intip Potretnya

Banyak warga pulau ini merantau ke kota-kota besar demi mendapatkan penghidupan lebih layak.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengunjungi Cagar Alam Pulau Saobi, Suaka Alam Tersembunyi di Sumenep
Mengunjungi Cagar Alam Pulau Saobi, Suaka Alam Tersembunyi di Sumenep

Cagar Alam Pulau Saobi merupakan satu-satunya kawasan suaka alam terlindungi yang berada di Madura.

Baca Selengkapnya
Jelang Mudik, Tanggul Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas di Tinggikan untuk Halau Rob
Jelang Mudik, Tanggul Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas di Tinggikan untuk Halau Rob

Peninggian dilakukan agar limpasan air pasang atau rob tidak meluber di area terminal penumpang saat arus mudik

Baca Selengkapnya
Menyusuri Pulau Banyak, Gugusan Pulau di Aceh Singkil yang Begitu Memesona
Menyusuri Pulau Banyak, Gugusan Pulau di Aceh Singkil yang Begitu Memesona

Wilayah ini memiliki 99 pulau besar maupun kecil dan memiliki luas daratan mencapai 135 km persegi.

Baca Selengkapnya
Penampakan Banyak Air, Emas & Berlian di Perut Bumi Arab, Padahal di Permukaan Pasir & Gersang
Penampakan Banyak Air, Emas & Berlian di Perut Bumi Arab, Padahal di Permukaan Pasir & Gersang

Di bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.

Baca Selengkapnya
Kapal Nelayan Rute Jakarta-Lombok Angkut 37 Orang Tenggelam di Selayar, 2 Meninggal dan 24 Hilang
Kapal Nelayan Rute Jakarta-Lombok Angkut 37 Orang Tenggelam di Selayar, 2 Meninggal dan 24 Hilang

Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Sala Lauak, Kudapan Khas Kota Pariaman Berbahan Dasar Daging Ikan
Mencicipi Lezatnya Sala Lauak, Kudapan Khas Kota Pariaman Berbahan Dasar Daging Ikan

Wilayah pesisir Kota Pariaman begitu kaya dengan sajian olahan kuliner berbagan dasar hasil laut.

Baca Selengkapnya