Tekan Harga Pangan, Suswono Bakal Gerakkan Pertanian Kota atau Urban Farmin di Jakarta
Berbekal pengalaman sebagai mantan Menteri Pertanian (Mentan), Suswono akan mengatasi permasalahan tersebut.
Bakal calon wakil gubernur Jakarta Suswono menyampaikan, dirinya bersama Ridwan Kamil menyoroti isu ketahanan pangan warga Jakarta. Berbekal pengalaman sebagai mantan Menteri Pertanian (Mentan), dia akan mengatasi permasalahan tersebut.
“Dari hasil survei, itu ternyata yang masih jadi kendala di Jakarta adalah persoalan pangan. Artinya, harga yang masih belum terjangkau oleh sebagian masyarakat,” tutur Suswono di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (8/9/2024).
-
Kenapa Urban Farming Purwakarta unik? Saat mengunjungi tempat ini kamu bak sedang berada di negeri Eropa mini yang indah.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Bagaimana cara Suswaningsih mengubah lahan? Dalam mengelola lahan tandus, Suswaningsih mengajak masyarakat untuk mengembangkan tanaman lokal. Untuk pengolahan hasil pertanian, Suswaningsih mengajak masyarakat untuk mempertahankan konservasi lahan tersebut.
-
Apa fokus kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa.
-
Siapa yang merintis pekerjaan sebagai petani di Sukomakmur? Walaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
-
Bagaimana cara Gubernur Sumatra mengatasi inflasi? Gubernur Sumatra saat itu, Mr. Teuku Muhammad Hasan telah memberlakukan ORI sebagai alat tukar dengan kurs satu rupiah dengan seratus rupiah uang Jepang.
Oleh sebab itu, duet Ridwan Kamil-Suswono (Rido) akan memprioritaskan produksi pangan secara mandiri untuk Provinsi Jakarta untuk skala kecil. Sejauh ini memang untuk supply bahan-bahan pokok ke Jakarta relatif lancar, namun bukan berarti tidak bisa memproduksi pangan.
“Karena kita bisa juga menggerakkan yang namanya urban farming, pertanian kota,” jelas dia.
Suswono mengulas, saat menjabat sebagai Mentan dirinya bekerja sama dengan komunitas arsitek Indonesia Berkebun, yang dikepalai oleh Ridwan Kamil kala itu.
“Jadi lahan-lahan sesempit apapun sebetulnya bisa untuk mendukung ketahanan pangan. Nanam cabai kan gampang, pakai polybag di depan rumah ataupun nanam kangkung di pagar bisa kok, asal ada kemauan. Bahkan kalau yang serius dulu kita membangun pertanian di atas rumah, pakai genteng didak. Itulah kita buat pertanian di atas rumah, bisa,” ungkapnya.
Praktik pertanian dan perkebunan tersebut menurutnya telah dilakukan di beberapa negara lain. Terlebih berdasarkan data, ada banyak lahan terlantar di Jakarta.
“Jadi nanti kita akan mencoba menghubungi pemiliknya kira-kira mau dipakai kapan. Nah kalau kira-kira masih lama kan bisa dimanfaatkan untuk tanaman-tanaman musiman, kan paling dua tiga bulan panen, itu bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
“Untuk yang mungkin jangka panjang kita juga bisa hijaukan. Nanti pada saatnya tanamannya setelah tidak diperlukan, ditebang, misalnya untuk bangunan ya nggak apa-apa. Tapi setidaknya puluhan tahun dia bisa mendukung untuk mengurangi polusi. Ini beberapa terobosan-terobosan yang akan dilakukan,” Suswono menandaskan.
Daya Beli Turun
Suswono juga menyoroti hasil survei yang menyebut daya beli warga Jakarta turun sehingga berdampak ke pedagang pasar. Hal itu disampaikannya saat mengunjungi Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.
“Nah jadi dari melihat beberapa titik tadi ya, yang patut kita syukuri relatif ya harga ini stabil. Relatif harga stabil, memang ada kenaikan dan ada yang menurun, tapi tidak signifikanlah,” tutur Suswono di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (8/9/2024).
“Yang justru dikeluhkan oleh para pedagang ini adalah kehadiran pembeli ya, kehadiran pembeli ini relatif berkurang ya dari pengakuan para pedagang. Karena apa, nah ini yang kita pasti perlu cari akar masalahnya. Boleh jadi memang dari survei masyarakat Jakarta ini termasuk daya belinya yang turun,” sambungnya.
Menurutnya, meski harga bahan pokok relatif stabil, daya beli warga yang menurun tentu menjadi persoalan pangan dan masalah bagi masyarakat Jakarta.
“Ini juga ada korelasinya dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi. Tentu hal seperti ini lah yang menjadi pemikiran kami bersama Pak RK tentu saja sebagai calon gubernur, untuk bagaimana agar pasar-pasar yang sudah ada ini bisa diramaikan,” ungkapnya.
“Dalam arti pembeli semakin banyak, tentu saja akan menguntungkan bagi para pedagang di pasar ya. Nah ini beberapa titik yang saya kunjungi seperti itu,” Suswono menandaskan.