Perhatikan! Waktu Penting untuk Cegah Anak Stunting
Ketika dewasa anak stunting akan mengalami central obes
Ketika dewasa anak stunting akan mengalami central obes
-
Bagaimana cara pencegahan stunting? Melalui pelatihan ini, kami berharap para bidan dapat melatih kader Posyandu sebagai garda terdepan dalam memberikan pendampingan yang tepat kepada ibu hamil, sehingga dapat mencegah terjadinya BBLR dan stunting di Manggarai Barat,' jelasnya.
-
Bagaimana cara mencegah stunting pada anak? Pencegahan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh, dimulai bahkan sebelum kelahiran anak. Berikut beberapa langkah efektif untuk mencegah stunting: Pemenuhan Gizi Ibu Hamil: Pastikan ibu hamil mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, kaya akan protein, zat besi, asam folat, dan kalsium. Secara rutin, konsumsi suplemen zat besi dan asam folat sesuai dengan rekomendasi dokter. Perhatikan agar kenaikan berat badan selama masa kehamilan sesuai dengan anjuran.
-
Kenapa pencegahan stunting penting? Pembahasan dari pelatihan ini melibatkan penelitian yang menunjukkan bahwa BBLR adalah salah satu faktor risiko utama yang berkontribusi pada stunting, sehingga pencegahan sejak masa kehamilan sangat penting.
-
Mengapa penting untuk mencegah stunting? Isu mengenai masalah pertumbuhan yang tidak berjalan dengan baik sangatlah penting karena dapat berdampak pada perkembangan anak di masa depan. Salah satu masalah pertumbuhan yang paling umum di Indonesia adalah stunting, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada di bawah -2 SD (Standar Deviasi) menurut grafik WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), dan ini sering disebabkan oleh malnutrisi kronis.
-
Bagaimana cara mencegah stunting? Untuk mencegah terjadinya stunting, diperlukan program yang komprehensif dan terpadu.
Perhatikan! Waktu Penting untuk Cegah Anak Stunting
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto, melawat ke Aceh.
Hasto berbagi strategi penanganan stunting dan intervensi yang dilakukan tepat sasaran kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Aceh.
Sehingga target nasional prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada 2024.
Misalnya di Aceh, target prevalensi stunting di wilayah itu pada 2024, menurut dokter Hasto, sebesar 19,0%. Pada 2023, Aceh diberi target turun sebesar 23,69%.
Kini Aceh bersama 11 provinsi lokus stunting di Indonesia sedang menunggu hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) terbaru.
Prevalensi stunting Aceh pada 2021 sebesar 33,2%, dan pada 2022 turun dua digit menjadi 31,2% (hasil SSGI 2022).
Hasto mengatakan, cegah stunting penting di periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPH). Sejak terjadinya konsepsi sampai usia bayi dua tahun.
“Dalam masa tersebut pola asuh dan asupan yang berkualitas seperti ikan perlu diberikan kepada anak. Sebab 80 persen kecerdasan anak terbentuk di 1.000 HPK. Ini sangat penting bagi perkembangan anak selanjutnya,” kata Hasto.
Dokter Hasto mengatakan, Allah akan menutup ubun-ubun bayi setelah usia dua tahun. Dan kecil kemungkinan perkembangan otak bayi setelah usia dua tahun.
“Maka itu, pre konsepsi penting dilakukan para calon pengantin (catin), dan tidak besar biayanya dibandingkan mempersiapkan pra wedding," ujar dokter Hasto.
Kehidupan berkeluarga, lanjutnya, perlu dipersiapkan dengan baik. Sebab epidemiologi terjadinya kehamilan setelah perkawinan adalah selama 18 bulan.
Dokter Hasto juga mengatakan, salah satu penyebab terjadi stunting karena jarak kelahiran anak yang terlalu dekat.
Hal tersebut mengakibatkan pola asuh yang diberikan kepada anak tidak maksimal. Padahal, kata Dokter Hasto, setiap anak perlu diberikan ASI paling kurang selama 24 bulan atau dua tahun.
Dokter Hasto menyebutkan, beberapa alasan mengapa bayi tidak menyusui. Sebesar 65,7% karena ASI tidak keluar, 8,4% terjadi rawat pisah antara ibu dan bayi, 6,6% anak tidak bisa menyusui, dan 2,2% karena si ibu repot.
Lebih lanjut, dokter Hasto, menekankan pentingnya pemberian ASI kepada bayi dibandingkan memberikan susu botol. Dia mengingatkan para ibu agar berhati-hati ketika memberikan susu untuk bayi atau balita, khususnya dalam penggunaan botol susu.
"Banyak sekali orang tersesat pakai susu botol atau susu formula, akhirnya anaknya banyak yang mengalami diare. Kenapa diare? Bukan karena susunya, tapi karena botolnya tidak steril.
Menurut Hasto, banyak ditemukan bekas susu yang tersisa di dalam botol menjadi sarang bakteri. Sehingga dia mengingatkan mencuci botol susu formula harus bersih dan betul- betul disteril.
Selain itu, dokter Hasto mengatakan, usia perkawinan juga mempengaruhi terjadinya stunting terhadap bayi yang dilahirkan. Sebab pernikahan di usia anak, juga menentukan kesehatan ibu saat hamil.
Kata dokter Hasto, perempuan yang melahirkan pada usia anak berisiko mengalami kondisi kurang darah dan berisiko melahirkan anak stunting. Ia menambahkan bahwa faktor lain yang menyebabkan lahir anak stunting yaitu melahirkan di atas usia 35 tahun.
“Di Aceh masih banyak ibu-ibu yang melahirkan di atas usia 35 tahun,” ungkapnya.
Dokter Hasto membeberkan ciri khas stunting adalah bertubuh pendek. Tetapi, kata dokter Hasto, pendek belum tentu stunting.
Ciri yang lebih khas lagi, katanya, anak stunting tidak cerdas dan sering sakit-sakitan.
Lanjutnya, ketika dewasa, anak stunting akan mengalami central obes yang menyebabkan mudah terkena penyakit seperti darah tinggi, jantung, dan stroke.