Lokasi Ini Bisa Buat Anak Lupa dengan Ponsel
Dengan tagline “Ibuku Perpustakaan Pertamaku”. Artinya orang tua punya peran penting di rumah, sebelum sosialisasi keluar rumah.
membaca buku![Lokasi Ini Bisa Buat Anak Lupa dengan Ponsel](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2023/8/4/1691129384769-qdpmnh.jpeg)
Membaca buku sangat penting dalam tumbuh kembang generasi bangsa
![Lokasi Ini Bisa Buat Anak Lupa dengan Ponsel](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/8/4/1691128227091-43we2.jpeg)
Lokasi Ini Bisa Buat Anak Lupa dengan Ponsel
Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Agus Sutoyo, dalam diskusi mengatakan, keberadaan buku sangat penting dalam tumbuh kembang generasi bangsa. Anak-anak mulai melupakan bacaan yang menarik, karena asyik dengan gawainya.-
Kapan kita bisa merasakan manfaat membaca buku? Siapapun yang terhibur dengan buku-buku, kebahagiaan tak akan sirna dari dirinya.
-
Bagaimana cara membaca buku bisa membantu mengurangi stres? Penelitian bahkan menunjukkan bahwa membaca bisa sama efektifnya dengan yoga dan humor dalam mengurangi stres. Sebuah studi juga menemukan bahwa membaca dapat mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik serta denyut jantung Anda.
-
Kenapa membaca buku penting dalam kehidupan sehari-hari? Hari Buku Sedunia menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca sebagai keterampilan fundamental yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa bedanya kamu dengan buku? Apa bedanya kamu sama buku?Kalau buku jendela dunia, kalau kamu duniaku.
Padahal, kampanye literasi sudah dahulu digaungkan Perpusnas RI. Pada 2003 silam sudah mulai melalui duta baca nasional saat itu, Tantowi Yahya.
![Lokasi Ini Bisa Buat Anak Lupa dengan Ponsel](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/8/4/1691129100075-no6o.jpeg)
Dengan tagline “Ibuku Perpustakaan Pertamaku”. Artinya orang tua punya peran penting di rumah, sebelum sosialisasi keluar rumah.
![Lokasi Ini Bisa Buat Anak Lupa dengan Ponsel](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/8/4/1691129107903-v1sfz.jpeg)
"Ibu atau ayah mendampingi anak-anak mereka untuk kenalkan literasi. Penelitian membuktikan usia 0-5 tahun pada anak, perkembangannya dikontrol melalui buku bacaan," ujar Agus.
Saat ini, sambungnya, kampanye literasi masih terus berlangsung. Dengan duta baca nasional yang berganti-ganti. Perannya tetap sama, mengajak untuk dekat dengan buku. Namun di era kini, menggabungkan dengan teknologi.
![Lokasi Ini Bisa Buat Anak Lupa dengan Ponsel](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/8/4/1691129236887-jecfx.jpeg)
- Ayah Seorang Satpam, Anak Lulus Akmil Berpangkat Letda 'Bangga Luar Biasa'
- Jadi Tuan Rumah AALCO ke-61, Begini Persiapan Dirjen AHU Sambut Kedatangan Delegasi
- Tak Masuk Daftar Lulus, Mahasiswi di Kupang Bunuh Diri Setelah Orang Tua Datang untuk Hadiri Wisuda
- Ayah Rudapaksa Anak Kandung di Tangsel hingga Hamil, Lancarkan Aksinya Saat Rumah Sepi
- Waspada! Tsunami Setinggi 25 Meter Dampak Erupsi Gunung Ruang Sitaro Sulut, Ini Kata Badan Geologi
- Virgoun dan Teman Perempuannya Jadi Tersangka Narkoba, Bakal Direhab?
Agus mengungkapkan, Layanan Khusus Anak dibuat lebih menyenangkan. Ada mainan dan sebagainya. Kesenangan yang awalnya didapatkan melalui gawai, bisa dialihkan ke perpustakaan.
![Lokasi Ini Bisa Buat Anak Lupa dengan Ponsel](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/8/4/1691129292533-0eg86.jpeg)
Peran Orangtua
Agar anak-anak menyukai literasi, peran orang tua sangat dibutuhkan. Misalnya, mematikan televisi mulai dari pukul 18.00-19.00 WIB untuk memberi waktu membaca. "Ini memang tantangan terbesar. Sejak dini dibiasakan kenalkan bahan bacaan. Saat mau tidur juga, anak-anak paling suka bacaan dongeng," tandasnya.
Sementara itu, Pustakawan Layanan Anak Fitriana Ramadhani menambahkan, menjadi pustakawan khusus anak dituntut memiliki daya kreativitas tinggi. Agar mereka bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan literasi. Saat membaca misalnya, tapi tidak seperti membaca. "Misalnya, anak-anak ditanya soal cita-cita. Mereka membaca dulu, baru menulis apa cita-cita mereka saat dewasa. Dengan cara ini, buku menjadi hidup. Tidak lagi selesai membaca, lalu tutup buku. Jadi menciptakan sesuatu dari membaca," katanya.