100 Hari Prabowo-Gibran: Cerita dari Dalam Kabinet
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sujatmiko bercerita, bagaimana situasi saat rapat bersama Prabowo.

Budiman Sudjatmiko masih ingat rapat kabinet perdana bersama Presiden Prabowo. Rapat digelar tepat dua hari setelah Prabowo dilantik menjadi Presiden RI. Tepatnya pada (22/10/2024).
Pukul 15.00 WIB, para menteri kompak memakai batik berkumpul di kantor Presiden. Di atas meja rapat, mereka telah menyiapkan segala keperluan rapat. Ada notebook hingga laptop untuk presentasi program kerja di depan Prabowo.
Mereka saling berbincang. Ada yang diskusi serius, namun tak sedikit mengobrol santai. Budiman mengungkapkan, seluruh Menteri serentak berdiri menyambut Prabowo dan Gibran. Prabowo langsung menyalami satu per satu Menteri. Tak lupa memberikan hormat kepada seniornya, Luhut Binsar Pandjaitan.
Setelah itu, Budiman kaget karena Prabowo meminta anak buahnya untuk kembali duduk. Ternyata, Prabowo tidak meminta para menteri dan kepala lembaga memberikan penghormatan berlebih. Hal itu kini menjadi kebiasaan di setiap rapat bersama presiden.
"Pak Prabowo datang, kami berdiri. 'enggak boleh, enggak boleh ada yang berdiri. Duduk aja, kalau saya datang, duduk aja. Kira-kira gitu. Ya, seperti itu. Ya, egaliter," kata Budiman kepada merdeka.com.

Prabowo Pimpin Rapat Seperti Dosen
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan itu kembali bercerita, bagaimana situasi saat rapat bersama Prabowo. Dia menuturkan, rapat dengan Prabowo bak dosen dengan mahasiswa. Sebagai mantan aktivis, budaya diskusi seperti ini sangat dinikmati Budiman.
Dalam setiap rapat, kata Budiman, Prabowo selalu mendahului dengan pemaparan teori, analisis, membedah situasi internasional dan nasional. Para Menteri dituntut untuk membedah masalah di bidangnya masing-masing hingga pemecahan masalah bersama-sama.
"Beliau memberikan arahan rapat itu, pendahuluannya, ada teorinya, ada pengalamannya, ada cara berpikir strategisnya, karena beliau juga mantan prajurit," ungkap Budiman.
Cara Tegur Menteri
Ada momen di mana Budiman kagum dengan cara Prabowo menegur para pembantunya di kabinet. Budiman mencontohkan, bila Prabowo menemukan anggota kabinet tidak berkinerja baik atau berbuat kesalahan, dia menegurnya dengan sopan dibungkus guyonan.
Gaya ini dipandang khas nan elegan karena tidak berkesan mempermalukan seseorang di depan umum. Budiman menyebut, Prabowo juga seringkali menceritakan pengalaman pribadinya saat mengoreksi kinerja para Menteri.
"Pak Prabowo biasanya nyeletuknya negurnya dengan canda, dengan canda. Oh iya, artinya jangan gerusak-gerusuk, sambil (bilang) 'Kan kamu enggak muda lagi. Saya juga waktu muda suka terburu-buru'," tutur Budiman.
Selain itu, Budiman membocorkan aturan yang diterapkan selama bekerja di bawah komando Prabowo. Pakem ini wajib dilakukan di seluruh kementerian dan Lembaga negara, yakni jangan boros memakai anggaran dan mengurangi acara-acara seremoni hingga perjalanan dinas.
Budiman menyebut Prabowo sering menekankan bahwa anggaran-anggaran seremonial itu sejatinya dipakai untuk membiayai pembangunan dan program-program rakyat.
"Ada beberapa kalau rapat ratas itu ada ya (teguran) tapi itu pas rapat pleno seperti itu, misalnya, 'yaudah Budiman sabar dulu ya, anggarannya puasa dulu'," terang dia.

Aturan Prabowo di Kabinet
Pesan tegas Prabowo agar Menteri menghemat anggaran disampaikan dalam beberapa acara kenegaraan. Salah satunya pada sidang kabinet di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (22/1) lalu.
Di atas podium, raut wajah Prabowo tampak serius. Suara tegasnya. Prabowo menekankan tidak akan menganggarkan kegiatan-kegiatan bersifat seremonial. Mulai dari acara ulang tahun sampai upacara.
Prabowo juga mencoret setengah anggaran dinas Menteri sehingga Indonesia bisa menghemat puluhan triliun untuk pembangunan. Dia mengatakan, fokus anggaran adalah untuk mendukung program swasembada pangan dan energi, serta terobosan teknologi.
"Saya tegaskan kembali bahwa hal-hal di luar itu, yang bersifat seremonial, upacara, ulang tahun ini, ulang tahun itu, hari ini, hari itu, tidak kita anggarkan," kata Prabowo.
Menteri Transmigrasi (Mentrans) Iftitah Sulaiman menyebut aturan main lain yang diterapkan Prabowo adalah pejabat tidak boleh korupsi. Contoh kecilnya dengan tidak korupsi waktu. Para Menteri diwajibkan tepat waktu, bahkan harus datang ke ruangan 3 menit sebelum rapat dimulai.
"Kalau Sidang Kabinet atau Rapat Terbatas dimulai jam 15.00, maka jam 15.00 pula rapat dimulai," ungkap Iftitah.
Pemimpin Detail Tapi Bikin Happy
Menteri Pertanian Amran Sulaiman punya kisah lain tentang sosok Prabowo saat bekerja. Prabowo digambarkan sebagai pemimpin yang detail yang berorientasi pada hasil maksimal.
"Luar biasa beliau detail, malau sudah diberikan target, itu dimonitor secara detail sampai realisasi," tutur Amran.
Amran mengatakan, di Kementerian Pertanian, Prabowo selalu mengecek laporan perkembangan program swasembada pangan dan food estate. Amran menilai wajar Prabowo begitu memelototi program tersebut lantaran menjadi janji kampanye kepada rakyat di Pilpres 2024.
"Yang diberikan itu betul-betul beliau selalu monitor, contoh cetak sawah, itu dimonitor betul sampai kemudian swasembada, berapa produksi, berapa luas tahan, beliau monitor," ungkap Amran.
Swasembada pangan menjadi program prioritas dan cita-cita besar Prabowo. Dalam kampanyenya, Prabowo ingin ketahanan dan swasembada pangan di Indonesia dapat diraih dalam lima tahun masa jabatannya. Pada tahap awal, Kementerian Keuangan menganggarkan sebesar Rp139 triliun untuk mendukung program strategis itu.
Anggaran tersebut bersifat menyeluruh. Anggaran tersebut bakal dipakai untuk keperluan petani, bibit, pembukaan lahan baru dan lainnya.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan pemerintahan Prabowo-Gibran bakal mengupayakan Indonesia mencapai swasembada pangan.
"Swasembada pangan bukan hanya tentang beras, tapi juga komoditas lain. Kita mulai dengan beras sebagai bahan pokok utama. Dalam sektor pertanian, kita pastikan semua komponen seperti pupuk, penyuluh, irigasi, dan benih sudah beres,” kata Sudaryono dilansir Antara.
Cerita lain soal pengalaman bekerja bersama Prabowo diungkap Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding. Karding merasa happy bekerja di bawah arahan Prabowo.
Menurut dia, Prabowo pandai mengendalikan emosi para menteri dalam rapat. Ada kalanya Prabowo memberikan arahan dengan bercanda, meskipun tanpa mengurasi ketegasannya sebagai Presiden RI.
"Asik sih ya, asik, tegas, tapi fokus juga kepada stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, bagus dia," ujar Karding.
Prabowo Luwes dan Suka Ngejokes

Kepiawaian Prabowo dalam memimpin rapat dan memberi komando juga diamini oleh Iftitah. Elite Demokrat itu mengatakan, di tengah-tengah pidato, Prabowo suka melempar jokes-jokes untuk mencairkan suasana rapat yang tegang.
Terbaru, Prabowo bersoloroh bahwa menjadi Presiden ternyata tidak seenak yang dilihat orang. Hal yang paling tidak mengenakkan adalah Presiden tidak boleh sakit.
"Salah satu contoh guyon beliau, "kamu tahu tidak kalau jadi Presiden itu enggak enak. Presiden enggak boleh flu, tahu tidak." Anggota kabinet pun tertawa," kata Iftitah.
Iftitah juga memandang Prabowo sebagai sosok patriot sejati. Saat memberi arahan di kabinet, Prabowo selalu menggebu-gebu dan bersemangat. Orientasinya selalu kepada kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya.
"Sepanjang pengalaman saya, beliau selalu berusaha menepati semua janjinya, termasuk janji kampanyenya," tambah dia.
Filosofi 'Total Football' Prabowo
Sebagai Presiden, Prabowo juga diibaratkan sebagai seorang pelatih dalam klub sepak bola. Iftitah mengungkapkan, Prabowo begitu cakap meramu strategi dengan banyak rencana. Bahkan, Prabowo tak segan mengubah strategi, menyesuaikan tantangan yang datang.
Selain itu, kata Iftitah, setiap anggota tim harus punya peran. Tanpa ada yang merasa ditinggalkan. Semua anggota tim wajib bersinergi dan berkolaborasi, tanpa memedulikan dari partai atau organisasi mana dia berasal.
"Beliau orkestrasi, siapa yang menjadi penyerang, sayap, dan pemain belakang. Itu dilakukan tidak monoton, tetapi secara bergantian," kata Iftitah.
Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi juga mengingat arahan Prabowo agar para Menteri bekerja dalam sebuah kerangka super tim, seperti strategi total football dalam sebuah pertandingan sepak bola.
Total football adalah istilah yang tren pada era 70-an, di mana satu tim sepak bola mampu menyerang secara bersama-sama dan bisa saling mengisi posisi satu dengan yang lainnya.
"Beliau meminta seluruh menteri membangun sebuah super tim yang bisa bekerja seperti tim total football," tegas Hasan Nasbi.
Iftitah melanjutkan, Prabowo selalu ingin tim ini guyub dan bekerja gotong royong. Pesan itu berulangkali disampaikan mantan Menteri Pertahanan itu sejak retret Menteri di Akmil Magelang, Jawa Tengah selama 3 hari.
Prabowo, kata dia, juga berpesan para Menteri harus berjiwa besar. Iftitah menirukan pesan Prabowo bahwa Menteri dipilih karena dianggap orang-orang terbaik sehingga dituntut kedewasaan sebagai pejabat.
"Cara beliau membawakan kabinet dalam suasana yang guyub itu dilandasi harapan agar tumbuh rasa kekeluargaan dan gotong royong di dalam tubuh Kabinet Merah Putih," sambung Iftitah.
Sementara itu, Karding melanjutkan, perintah yang paling diingat dari Prabowo adalah menteri harus kompak, gerak cepat dan fokus pada program kerakyatan.
"Menteri-menteri bekerja penuh kekompakan, berakselerasi dengan baik," kata Karding usai rapat koordinasi di Istana Negara Jakarta.
Di tempat sama, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah menambahkan, menteri dituntut untuk tajam berinovasi demi menyelesaikan masalah yang dihadapi rakyat.
"Kita harus semakin tajam supaya perubahan nasib rakyat bisa kita bantu," ujar Fahri.
Rakyat Puas Kinerja 100 Hari Prabowo
Survei Litbang Kompas menunjukkan, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, tinggi yakni mencapai 80,9 persen. Sementara publik yang tidak puas berada di angka 19,1 persen.
Dikutip dari data Kompas, tingkat kepuasan publik di bidang hukum sebesar 72,1 persen menyatakan puas. Di bidang ekonomi sebesar 74,5 persen. Di bidang keamanan dan politik sebesar 85,8 persen, dan bidang kesejahteraan sosisal sebanyak 83,7 persen.
Bahkan, citra Prabowo Subianto di mata rakyat sangat positif dalam 100 hari pemerintahannya. Survei menunjukkan, citra positif Prabowo berada di angka 94,1 persen.
Tren citra positif Prabowo ini ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) pada Januari 2015 lalu yakni sebesar 89,9 persen.
Data Litbang Kompas, citra Jokowi pada 100 hari kerja di periode kedua mencapai 73,3 persen. Sementara, di akhir masa jabatannya, citra eks Gubernur Jakarta itu berada di angka 76,8 persen.

Menteri Hukum RI Supratman Andi Agtas mengaku terkejut dengan penilaian tinggi masyarakat terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurut Supratman, Prabowo sebenarnya tidak mematok target tinggi di 100 hari kerja.
Dia menyebut, Prabowo hanya menekankan para pembantunya untuk bekerja baik untuk rakyat tanpa melihat hasil dulu di 100 hari pemerintahan.
"Kami sebagai pembantu-pembantunya juga surprise itu artinya masyarakat memberikan apresiasi dan punya harapan yang lebih besar," tutur Supratman.